SERPONG, ULTIMAGZ.com – Investigasi bukan hanya dilakukan oleh jurnalis. Investigasi audit atau audit forensik juga berlaku dalam ilmu akuntansi guna menggali fakta untuk pengadilan. Namun audit forensik tak bisa dilakukan sembarangan dan perlu memperhatikan beberapa hal.
Menurut konsultan di KPS Endi Boston Sitompul, para auditor harus memiliki modal berupa sikap kritis dalam menghadapi fraud atau kecurangan. Selanjutnya, Boston menyebut beberapa tahapan agar investigasi berjalan lancar, yaitu general stage, planning, evidence gathering, reporting, serta court proceeding.
“Kita harus pertama kali menerima dulu – accepting the case. Penerimaan itu akan memengaruhi objektivitas kita. Lebih parah waktu wawancara, apalagi kalau kenal, Anda jadi bias. Tapi (fakta) harus disampaikan,” ujar Boston dalam seminar Accounting Week 2018, Rabu (07/11/18) lalu.
Proses audit forensik kemudian berlanjut pada perencanaan investigasi dengan media kuesioner. Populasi lelang, populasi vendor yang diundang, serta populasi staf panitia lelang diperlukan, tujuannya supaya pemeriksaan tidak buyar ke mana-mana. Tak sampai di sana, barang bukti lalu dikumpulkan untuk dibawa ke pengadilan.
“Setiap wawancara secara internal bukan merupakan alat bukti di pengadilan, tapi sebagai investigator, apakah benar Anda mendapat bukti fakta melalui wawancara,” kata Boston.
Audit forensik dilakukan untuk mengatasi kecurangan atau yang disebut dengan fraud. Salah satu bentuk kecurangan adalah penggunaan aset negara dengan sengaja untuk memperkaya diri sendiri. Selain itu, kecurangan juga bisa didapat dari pihak atau faktor eksternal, seperti vendor yang tidak jujur, pengaturan lelang, menagih barang yang tidak pernah disediakan, serta meminta uang secara ilegal kepada karyawan.
Boston mengatakan audit forensik memang tak mudah, namun bisa dilakukan.
“Jangan takut menyatakan kebenaran. Tapi harus pakai strategi, ya,” pesan Boston.
Penulis: Nabila Ulfa Jayanti
Editor: Gilang Fajar Septian
Foto: Fany