SERPONG, ULTIMAGZ.com – Kompas Corner Universitas Multimedia Nusantara (UMN), bersama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Rencang dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Rumpin menyelenggarakan acara workshop bertajuk Build Your Own Personal Branding Through Humanity Act, Kamis (17/3) di Student Lounge UMN. Acara ini bertujuan agar para pesertanya bisa membentuk personal branding mereka melalui realisasi ide-ide yang berhubungan dengan program-program sosial di lingkungan masyarakat.
Acara dibuka dengan sambutan dari pihak Student Service yang diwakili oleh Aryo Gurmilang. Dilanjutkan dengan presentasi mengenai program dan kegiatan dari Kompas Corner, LPPM Rumpin, dan UKM Rencang. Acara utama dimulai dengan perkenalan pembicara seminar yaitu Christopher Tobing, founder komunitas NusantaRun dan Managing Director Asia Tenggara di BIG Change Agency.
Christopher dalam kesempatan ini menjelaskan tentang pengertian dari personal branding dan kesalahan dalam mengartikannya. “Personal brand adalah tentang message kita, tentang pesan yang ingin kita sampaikan. Personal branding adalah message yang kita jual, pesan yang disampaikan ke orang, Ini loh, this is what I fight for, brand ini yang buat gue jadi maju. Kamu adalah hasil dari message itu,” jelas Christopher.
Ia menekankan bagaimana pentingnya personal brand seseorang dapat berpengaruh dan menjadi nilai tambah terhadap sekitarnya. Salah satunya adalah dengan melakukan aksi sosial, yang menurutnya juga merupakan kunci utama dalam membentuk personal branding. Maka dari itu, ia juga memberi empat buah tips dan cara untuk memulai kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat sesuai dengan personal branding yang diinginkan. Sesi seminar diakhiri dengan sesi tanya jawab antara para peserta dan Christopher.
Para peserta kemudian diberikan kesempatan untuk masuk ke dalam kelompok-kelompok kecil. Mereka diberikan waktu 30 menit untuk mendiskusikan ide-ide dalam mengadakan kegiatan sosial yang membentuk personal branding, membuat proposal dan penjelasan mengenai ide tersebut, kemudian dipresentasikan untuk mendapat komentar dari Christopher.
Di sesi ini, ada empat kelompok yang maju untuk mempresentasikan idenya dan diberikan tanggapan serta saran dari Christopher. Christopher mengatakan bahwa ide-ide yang ditampilkan sudah bagus, meskipun dari segi kematangan masih bisa dikembangkan lagi.
“Ide-ide ini masih bisa dikembangkan lagi, antara dari segi konsepnya atau dari segi pelaksanaannya, supaya bisa sustainable dan packaging-nya menarik untuk memberi inspirasi bagi orang lain untuk join movementnya,” tutur Christopher.
Seperti yang dijelaskan oleh Sulyana Andikko selaku Program Manager Kompas Corner, proposal dari setiap kelompok dapat dikirim ke pihak Kompas Corner untuk diseleksi guna menentukan ide-ide paling baik yang bisa direalisasikan. Ide-ide yang diprioritaskan pun berhubungan dengan aksi sosial dan pengabdian masyarakat agar tujuan dari acara ini bisa tercapai oleh para pesertanya.
Proposal-proposal dengan berbagai macam gagasan ini akan dinilai oleh para juri dari pihak Kompas Corner, LPPM Rumpin, dan UKM Rencang. Akan ada tiga ide terpilih dari tiga kelompok yang diberikan dana bantuan sejumlah Rp 3.000.000, sebagai dana untuk membantu melakukan kegiatan sosial yang mereka ajukan di dalam proposal.
Penulis : Christian Karnanda Yang
Editor : Alif Gusti Mahardika
Foto : Ignatia M. Adeline