SERPONG, ULTIMAGZ.com – Indonesia menempati peringkat ke-70 dalam data indeks keamanan sekuriti siber yang dirilis International Telecommunication Union (ITU) tahun 2017. Menanggapi hal itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus berusaha untuk menjamin keamanan siber nasional lantaran maraknya kasus serangan dan kriminalitas daring.
“Jumlah serangan siber dari bulan Januari sampai Juli 2017 itu ada 177,3 juta serangan atau sekitar 836,2 ribu per harinya. Data ini menunjukkan tren peningkatan jumlah serangan siber. Jumlah laporan serangan siber ke ID-SIRTII sejak bulan Januari hingga Juli 2017 adalah sebanyak 1.410 laporan,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara saat menjadi narasumber dalam seminar “Memperkuat Keamanan Siber Nasional” yang diselenggarakan di Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Selasa (21/11/17).
Serangan siber memiliki sejumlah jenis, salah satunya ialah serangan Ransomware Wannacry pada Mei 2017 lalu yang menginfeksi komputer-komputer yang berada di 12 institusi di Indonesia. Sempat merusak data beberapa rumah sakit di Tanah Air juga, tegas Rudiantara, Ransomware Wannacry dapat mengunci data-data dari perangkat sebuah komputer.
Rudiantara juga mengatakan bahwa pemerintah berusaha menanggulangi serangan ini dengan berbagai cara, antara lain membentuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada Mei 2017, membentuk satuan tugas penegakkan hukum untuk informasi hoaks, dan menyelenggarakan program Born To Protect. Program tersebut diadakan untuk menyeleksi 100 talenta yang ahli di bidang teknologi digital dari 10.000 pendaftar program setiap tahunnya dan digelar di Jakarta, Bandung, Malang, Medan, Samarinda, Palembang, Yogyakarta, Denpasar, Manado dan Makassar. Beasiswa pendidikan digital menjadi hadiah utama dari program ini.
“Keamanan siber bisa dimulai juga dari diri kita sendiri, misalnya ganti PIN ATM secara berkala, ganti kata sandi e-mail juga secara berkala. Balik lagi ke kesadaran kita masing-masing. Kita sadar atau tidak akan namanya dunia digital dan resikonya. Kalau kita sadar dan mengamankan diri lewat mengganti kata sandi dan PIN secara berkala maka itu sudah setengah dari permasalahan siber sekuriti teratasi,” ujar Rudiantara.
Penulis: Stefanny
Editor: Ivan Jonathan
Foto: Stefanny