SERPONG, ULTIMAGZ.com — Hari terakhir Pekan Sinemasi 3.0 menghadirkan web seminar (webinar) terkait penulisan skenario bertajuk The Value and Worth in Your Screenwriting yang diselenggarakan pada Minggu (22/11/20) melalui pertemuan virtual. Penulis skenario film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar, Rahabi Mandra turut hadir untuk berbagi pengalamannya.
Terdapat dua jalur untuk dapat memasuki industri penulisan skenario, yaitu menjual skenario milik sendiri dan menjual jasa penulisan skenario. Dari kedua jalur tersebut, Rahabi mengaku dirinya belum pernah menjual skenario milik sendiri, tetapi sudah menjual jasa penulisan skenario sejak tahun 2004. Namun, Rahabi tidak menutup kemungkinan untuk mulai menjual skenario miliknya sendiri di masa yang akan datang.
“Mungkin kelak kalau gue enggak perlu kerja jual jasa, financially lebih stabil, terus bisa beridealis jualan skenario yang menurut gue bagus. Why not? Pengen juga sih,” ungkap Rahabi.
Menurut Rahabi, bukan hal mudah untuk menilai skenario bagus atau tidak. Skenario yang dibuat, harus diuji kualitasnya dengan meminta orang lain yang tidak dikenal untuk membacanya. Setelah mengetahui kualitas skenario yang dibuat, barulah bisa membahas nilainya.
“(Nilai setiap skenario) itu variatif. Bisa mulai dari berapa lama lu menghabiskan waktu untuk bikin skenarionya dan dari situ bisa dihitung ‘gue pengen dibayar segimana’ gitu,” kata Rahabi.
Rahabi mengatakan bahwa mengetahui nilai skenario tersebut berguna untuk menentukan batas minimum pembayaran jika skenario tersebut akan dijual.
“Lu jadi punya batas bawah (harga). Seenggaknya kalau nanti deal-dealan, skenario ini terjual, nah segitu (harganya). Seenggaknya dari modal apapun yang lu keluarkan dan itu semua dikalkulasi (biaya) operasionalnya. Baru setelahnya nilai lu sendiri (ingin dihargai berapa?),” jelasnya.
Rahabi pun berpendapat bahwa pengalaman menjadi salah satu hal yang dinilai dari diri seseorang.
“Yang bisa dinilai dari jasa adalah pengalaman. Sudah berapa skenario yang ditulis, terus punya mastery di genre tertentu atau tidak?” katanya.
Selain itu, penghargaan-penghargaan yang pernah diraih, juga menjadi penilaian.
“Seenggaknya nominasi apa enggak itu juga berpengaruh terhadap nilai. Kalau sudah punya award itu ternyata dilihat sekali sama sutradara dan produser,” ujarnya.
Untuk menutup pembahasan ini, Rahabi memberikan nasihat yang perlu dilakukan ketika menjual skenario.
“Kita harus punya batas bawah (harga) yang tadi gue bilang. Nah, gue selalu mulai dari skrip terakhir gue harganya berapa. Gue selalu mulai dari situ,” tutur Rahabi.
“Kalau dibilang mahal, bilang aja, ‘No, I’m not expensive, I’m worth it.’ Jadi intinya tidak mahal tapi sepadan, but you have to make sure you are worth it,” pungkasnya.
Penulis: Louis Brighton Putramarvino
Editor: Abel Pramudya
Foto: Elisha Widirga