SERPONG, ULTIMAGZ.com – Indonesia Economic Outlook 2025 (IEO 2025) pada Senin (02/12/24) baru saja melaksanakan rangkaian acara utamanya berupa gelar wicara nasional bertajuk “Beyond the Ballot: Redefining Indonesia’s Economic Prosperity Under the New Government” di Auditorium R. Soeria Atmadja, Universitas Indonesia (UI).
Acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI (FEB UI) ini dihadiri oleh sederet pembicara dari berbagai lembaga dan institusi perekonomian. Mereka adalah Yenny Wahid selaku Director of Wahid Foundation, Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro selaku Special Advisor to The President in Economics, dan M. Arsjad Rasjid selaku Chairman of the Indonesian Chamber of Commerce and Industry.
Baca juga: KONEKIN Tunjukan Kepedulian Terhadap Anak Disabilitas Melalui Playdate Inklusif
Gelar wicara ini bertujuan untuk mengupas pandangan para narasumber ahli mengenai kebijakan perekonomian Indonesia ke depannya di tengah fluktuasi perekonomian dan transisi pemerintahan. Sesi gelar wicara dibuka oleh Yenny Wahid yang menekankan pentingnya pendekatan inklusif dalam pembangunan ekonomi yang berorientasi pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat.
Yenny menyoroti perlunya diversifikasi ekonomi dengan fokus pada sektor padat karya dan energi terbarukan guna menciptakan lapangan kerja berkelanjutan. Penting juga untuk mendorong pemerintah agar menyediakan pelatihan tenaga kerja yang terdampak oleh otomatisasi.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan penerapan kebijakan ekonomi hijau yang terukur, didukung oleh infrastruktur yang ramah lingkungan. Yenny juga menyerukan penguatan inklusi keuangan hingga ke pelosok desa. Hal itu supaya manfaat pembangunan dapat dirasakan secara merata dan mendukung transformasi digital guna pertumbuhan inklusif menuju Indonesia Emas 2045.
Sesi selanjutnya yaitu doorstop interview, di mana Bambang Brodjonegoro menegaskan pentingnya produktivitas sumber daya manusia (SDM) sebagai penentu utama keberhasilan visi ekonomi Indonesia Emas 2045. Bambang menggarisbawahi bahwa bonus demografi penduduk berusia produktif harus diiringi kualitas pendidikan yang meningkat serta akses kesehatan yang terjamin.
“Transformasi digital juga harus menjadi katalis utama, terutama dengan 60 persen hingga 65 persen populasi telah memiliki akses internet sehingga percepatan ini dapat mendukung produktivitas secara signifikan,” jelasnya.
Selain itu, Bambang juga mendorong pemerintah untuk fokus pada pendidikan dasar dan kesehatan yang merata. Hal tersebut menjadi landasan utama dalam upaya membangun SDM Indonesia yang lebih kompeten dan kompetitif secara global.
Sesi doorstop interview selanjutnya berisi pandangan Arsjad Rasjid terkait pentingnya peran dan kesiapan SDM dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045. Sesi ini berfokus pada program pendidikan dan pelatihan vokasi yang diharapkan berjalan dengan baik.
Arsjad menyampaikan bahwa SDM negara harus bisa beradaptasi dengan kebutuhan industri. Hal ini penting terutama mengingat kecerdasan buatan (AI) yang terus berkembang memiliki potensi untuk mengurangi lapangan pekerjaan.
Selain itu, Arsjad juga berpendapat bahwa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang mulai berlaku tahun depan perlu dipertimbangkan kembali. Meskipun undang-undang PPN dibuat dalam konteks ekonomi yang berbeda, pemberlakuan tersebut bisa berdampak buruk terhadap daya beli masyarakat, terutama kelas menengah yang akan semakin tertekan.
Baca juga: Acara Sobat Siaga Tsunami Sukses Berikan Edukasi Mitigasi Bencana di SDN 03 Situregen
Sementara itu, bergabungnya Indonesia dalam OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) dan BRICS dapat membawa dampak positif, karena memastikan Indonesia mengikuti standar internasional serta memperkuat hubungan dengan negara lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga sejalan dengan visi Presiden Indonesia, Prabowo Subianto yaitu memberantas kemiskinan pada tahun 2045 dan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun.
“Kami berharap upaya yang telah kami laksanakan melalui rangkaian acara National Seminar ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendorong pembangunan ekonomi Indonesia yang inklusif, berkelanjutan, dan mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045,” ungkap panitia penyelenggara Indonesia Economic Outlook 2025 dalam kata penutupnya.
Penulis: Jonathan Christopher Winfrey
Editor: Josephine Arella
Foto: IEO 2024