JAKARTA, ULTIMAGZ.com - Pementasan ke-27 Indonesia Kita pada Sabtu (03/03/18) menjadi pementasan terakhir dari lakon berjudul Preman Parlente. Berlokasi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, teater ini mengambarkan polemik dan fakta-fakta yang ada di Indonesia pada masa kini.
Teater Preman Parlente tidak hanya bercerita tentang usaha Ucok Lontong (Cak Lontong) sebagai preman jujur yang mencari pengakuan dari Inang atau ibu kekasihnya, Louise (Louise Sitanggang). Pementasan ini sendiri dipenuhi dengan sisipan kebudayaan suku Batak dan nyanyian serta musik yang diaransemen oleh musisi Viky Sianipar.

Tidak hanya diwarnai oleh kebudayaan tradisional, kebudayaan masa kini seperti rap turut dibawakan Siantar Rap Foundation sebagai cara anak muda berekspresi dalam mencintai tradisi bangsanya. Selain itu, Indonesia Kita juga menggaet Kelompok Orang Batak Melawak (Obama) untuk memeriahkan pementasan yang memang kental dengan kebudayaan Batak tersebut.
Pementasan diawali dengan nyanyian yang menggambarkan Ucok Lontong, seorang preman dan penipu ulung di Jakarta yang dibawakan Alasant Akbar. Dikisahkan Lontong dan kekasihnya, Louise, gadis Batak yang pemarah menuntut bukti cinta Lontong. Ia meminta Lontong untuk pulang bersamanya ke Samosir dan bertemu dengan Inang. Karena tidak bias berbohong, ia pun menuruti keinginan Louise walaupun beresiko harus mengakui segala kejahatannya.
Harapan mendapat restu kandas dengan keputusan Inang yang menolak Lontong sebagai pacar anak perempuannya. Masalah tambah rumyam dengan kedatangan Marwoto, pejabat tinggi yang membongkar sisi gelap Lontong yang selama ini ditutupi.
Dengan bantuan Akbar, sahabatnya dari kampung, Lontong berusaha untuk membongkar dan membuktikan segala kebusukan Marwoto, karena Lontong tahu benar tindakan busuk Marwoto dengan meminta bantuan Lontong.
Kisah cinta Lontong dan Louise membawa pesan bahwa perbedaan yang ada di Indonesia tidak mengahalanhgi untuk saling mencintai sesama. Seperti saat Louise menyanyikan lagu Sayang yang dipopulerkan Via Vallen dengan bahasa Batak akan tetapi Lontong ikut bernyanyi dengan versi aslinya dengan bahasa Jawa.
“Lah kan enggak nyambung Tong! Dia pakai bahasa Batak, kamu bahasa Jawa,” protes Akbar.
“Nah itu indahnya Indonesia yang berbeda-beda! Banyak suku bangsa dan ribuan pulau, tapi bisa disatukan dengan cinta,” jawab Lontong.
Pada adegan terakhir saat kebusukan Marwoto sudah terbongkar, Inang mengakui bahwa dirinya salah sangka kepada Lontong. Meski Lontong adalah seorang preman, ia tetap salut dengan sikap Lonton yang jujur.
“Walaupun kamu preman, tapi kamu preman yang jujur,” ujar Inang. “Mengapa kamu tidak menjadi politisi yang jujur?”
“Daripada saya jadi politisi, terus ikut-ikutan tidak jujur, lebih baik saya menjadi preman yang jujur,” sahut Lontong.
Penulis : Theresia Amadea
Editor : Hilel Hodawya
Foto : Rafaela Chandra