SERPONG, ULTIMAGZ.com – Bumi Entertaiment bekerja sama dengan Musik Bagus Digital dan Yayasan Ruma Beta baru saja menggelar konser Tanda Mata Untuk Masa Depan pada Sabtu (28/11/20) malam. Konser ini merupakan sebuah wadah bagi para musisi tanah air untuk mengenang sosok Glenn Fredly sekaligus mengapresiasi setiap karya-karyanya yang luar biasa.
Konser Tanda Mata sendiri merupakan sebuah konser tahunan dari Glenn Fredly yang rutin diadakan setiap tanggal 30 September, bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Sejak digelar pertama kali pada 2016, Glenn Fredly memberikan berbagai persembahan terbaik sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya para musisi tanah air, seperti Ruth Sahanaya, Slank, Yovie Widianto, dan Koes Plus Bersaudara. Di tahun ini, setelah Glenn Fredly tutup usia pada Rabu (08/04/20) lalu, Konser Tanda Mata kembali dilaksanakan untuk mengapresiasi dan mengenang karya dari salah satu musisi hebat Indonesia, yaitu Glenn Fredly sendiri.
Sehubungan dengan situasi pandemi yang masih terus berlanjut, konser ini dilaksanakan secara virtual dengan menghadirkan beberapa musisi dan kerabat dekat yang telah menemani perjalanan Glenn selama meniti karier di industri musik.
Sebagai pembuka, band yang setia mengiringi Glenn sejak 2007 The Bakuucakar tampil menyanyikan lagu Karena Cinta. Setelah itu, The Bakuucakar yang terdiri dari Rayendra Sunito (drum), Andre Dinuth (gitar), Bonar Abraham (bass), Harry Anggoman (keyboard), Kenna Lango (keyboard), Rifka Rachman (sequencer), dan Nicky Manuputty (saxophone) membawakan lagu Romansa Ke Masa Depan diiringi suara rekaman vokal Glenn yang berpadu apik dengan setiap instrumen yang mereka mainkan.
Para musisi yang hadir pun mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dengan The Bakuucakar. Mereka saling berbagi cerita mengenai bagaimana sosok seorang Glenn Fredly di mata mereka masing-masing.
“Glenn rendah hati banget, baik banget. Aku bangga banget sama dia,” ujar Aminoto Kosin, musisi yang memproduseri album pertama Glenn pada 1998.
Rio Febrian pun tidak ketinggalan untuk ikut mengenang sosok Glenn Fredly. Meskipun tidak dapat hadir di lokasi secara langsung, Rio tetap menjelaskan melalui tayangan video bagaimana Glenn telah menjadi seseorang yang sangat tulus membantunya saat ia baru mengawali langkahnya di industri musik Indonesia.
“Bung adalah seorang kakak, mentor, soulmate. Dia sangat suportif, gak hanya bicara tentang musik tapi juga kehidupan. Dia ada dan memberikan sesuatu yang tulus saat gue pertama kali masuk industri musik Indonesia,” ujar pelantun lagu Bukan Untukku itu.
Selain para musisi senior, dua anak didik Glenn yang mengawali karier dari ajang pencarian bakat The Voice Indonesia Musim Pertama Gilbert Pohan dan Yura Yunita pun turut hadir dan mengenang setiap jasa yang sudah diberikan Glenn hingga keduanya bisa berkarya sebagai musisi hingga saat ini. Gilbert dan Yura bersama The Bakuucakar juga memberikan persembahan untuk Glenn lewat lagu Sedih Tak Berujung.
Tak hanya musisi, seniman dari dunia perfilman Lukman Sardi juga menggambarkan bahwa Glenn adalah sosok yang sangat menginspirasinya. Meskipun berkarier di dua bidang yang berbeda, tetapi Glenn mampu membuat Lukman termotivasi untuk menghasilkan karya yang juga tulus dan berasal dari hati di industri film, seperti yang selalu Glenn tunjukkan melalui karya-karyanya di industri musik.
“Hal yang nyangkut banget di gue dari Glenn adalah rasa kemanusiaannya yang luar biasa. Dia selalu bilang bahwa sebuah karya selalu dihasilkan untuk membuat orang lain bahagia. Glenn adalah seseorang yang gak akan tergantikan, karyanya akan abadi,” kata Lukman.
Mendekati penghujung acara, giliran sang istri Mutia Ayu yang tampil menyanyikan Itu Saja, sebuah lagu yang dirilis pada Rabu (19/08/20), tepat pada momen satu tahun pernikahannya dengan Glenn. Lagu yang berisi ungkapan rasa rindu itu dilantunkan Mutia Ayu untuk mengenang suami tercinta.
Menutup konser ini, diva ternama Indonesia Ruth Sahanaya juga hadir untuk memberikan apresiasi dan penghormatannya terhadap Glenn. Dalam kesempatan ini, ia menyanyikan lagu Tanda Mata yang sebelumnya dipersembahkan Glenn untuk dirinya seiring digelarnya konser Tanda Mata Untuk Ruth Sahanaya pada 2016 lalu. Sebelum mulai bernyanyi, rasa haru menyelimuti wanita yang akrab disapa Mama Uthe ini tatkala ia mencoba menceritakan seperti apa sosok Glenn Fredly menurut dirinya.
“Aduh, kalau ngomongin nyong yang satu itu kayaknya gak akan ada habisnya,” ucapnya sambil menahan tangis.
Setelah ini, Tanda Mata akan dijadikan sebuah wadah berbasis pendidikan akademik untuk mendukung perkembangan ekosistem musik di Indonesia yang disebut Tanda Mata Institut. Hal ini dilakukan untuk meneruskan semangat dan rasa kepedulian tinggi dalam diri Glenn Fredly yang tidak akan padam sampai kapan pun.
Penulis: Christabella Abigail Loppies
Editor: Andi Annisa Ivana Putri
Foto: Brian Nathaniel