JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Komedian muslim Sakdiyah Ma’ruf mengubah suasana penuh tawa para peserta Inspira Class menjadi serius usai satu sesi lawakan Sakdiyah mengenai ekstremisme agama dan khilafah di Satrio Tower Building, Jakarta Selatan (24/08/2019). Sakdiyah mengakui materi lawakan tersebut sudah mengalami backlash dan berbagai kritik ketika disampaikan di suatu Plaza di Jakarta sebelumnya, tapi hal itu penting untuk disampaikan menurut komedian perempuan tersebut.
Dalam lawakannya, Sakdiyah menyarankan pendukung khilafah sebaiknya membuat iklan di televisi daripada berdemo di jalan terus-menerus. Salah satu lawakannya adalah sebagai berikut.
“Ada anak perempuan bertanya kepada ibunya, ‘Ibu aku memiliki problem kewanitaan’.”
“Tenang anakku, solusinya khilafah. Menyelesaikan segala problem kewanitaan dengan pembersih kewanitaan khilafah. Mencuci otak perempuan dari segala keinginan untuk bekerja di luar rumah, berbicara, dan melarang suaminya untuk poligami,” lanjut Sakdiyah diiringi dengan tawa terbahak-bahak para peserta Inspira Class.
Kemudian, salah satu tokoh BBC 100 Women tersebut bercerita bahwa banyak yang terkejut tentang materi lawakannya di atas panggung. Namun, Sakdiyah menganggap bahwa masalah ekstremisme agama masih ada sehingga perlu dibicarakan.
“Somebody has to,” jelasnya.
Setelah menyampaikan lawakan, ekspresi Sakdiyah berubah. Pelawak yang dikenal dunia tersebut sangat menyayangi pekerjaannya untuk tampil di atas panggung, bahkan rasanya tidak tergantikan oleh apa pun. Namun, seluruh proses pekerjaannya sangat menyakitkan.
“Kalian semua tertawa bukan? Kalian semua tertawa. Bagi saya, seluruh proses dari menulis, tampil, turun dari panggung, pulang ke rumah, berpikir tentang dampak yang saya berikan ke audiens saya, itu crazy painful,” tutur Sakdiyah. “Terlebih lagi, saya harus menghadapi backlashes, respons negatif, pelecehan, ancaman, telepon iseng, dan sebagainya.”
Ketika ditanya ULTIMAGZ sampai kapan Sakdiyah akan melawak dengan materi untuk melawan konservatisme, pelawak wanita tersebut menjelaskan bahwa ia tak akan berhenti dalam waktu yang dekat. Ia meniulai dunia bergerak semakin ekstrem, semakin populis nasionalis, dan semakin anti perbedaan, sehingga ia belum dapat melihat kapan akan berhenti melakukan hal tersebut.
Selain itu, ia juga mengaku bahwa dirinya tidak takut ditangkap jika dilaporkan ke polisi atas penistaan agama. Menurut wanita berhijab tersebut, materi lawakannya berdasarkan pengetahuan sehingga bisa dipertanggungjawabkan.
“Anda kalau takut saya ditangkap organisasi keagamaan tertentu jangan khawatir, mereka hanya suaranya saja yang keras. Saya lebih takut kalau diincar korporasi, duitnya yang deras,” kata Sakdiyah diikuti tawa para peserta.
Penulis: Ignatius Raditya Nugraha
Editor: Ivan Jonathan
Foto: Anisa Arifah