• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Friday, June 2, 2023
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
No Result
View All Result

“Soundquriang 8” Tampilkan Perjalanan Unik Budaya Musik Indonesia

by Christabella Abigail Loppies
November 1, 2021
in Event
Reading Time: 2 mins read
Soundquriang

"Soundquriang 8" yang bercerita tentang perjalanan sejarah musik Indonesia, dihelat secara daring melalui YouTube. (ULTIMAGZ/Jessica Gabriela Soehandoko)

0
SHARES
56
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com — Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) Macquarie University bersama dengan Yayasan Happy Hearts Indonesia baru saja menggelar konser amal virtual “Soundquriang 8” pada Minggu (26/09/21). Mengusung tema “Reminiscence of Indonesia”, konser ini menghadirkan perjalanan budaya musik Indonesia dari masa ke masa.

Dengan menyaksikan “Soundquriang 8”, penonton akan dibawa melihat sejarah awal terciptanya musik tradisional Indonesia serta berbagai perkembangannya. Semua dimulai pada tahun 1200 sebelum masehi, ketika masyarakat tradisional Indonesia masih hidup di tengah alam bebas dan sangat menikmati setiap bunyi yang ada, mulai dari suara hembusan angin, gemericik air, hingga bambu yang saling bertabrakan. Berbagai suara alam itulah yang mendorong terciptanya alat musik tradisional Suku Dayak bernama kledi.

Pada perjalanan berikutnya, penonton dibawa masuk ke dalam era Kerajaan Majapahit. Majapahit merupakan salah satu kerajaan di Nusantara yang mewariskan berbagai peninggalan berharga, termasuk alat musik tradisional seperti gamelan. Setelah itu, kedatangan Bangsa Portugis pada 1512 sebagai penjajah pertama Indonesia membawa budaya baru bagi musik Indonesia, yakni berupa musik fado yang kemudian mempelopori lahirnya musik keroncong. 

Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, musik Nusantara pun memasuki era baru yang lebih berjiwa bebas. Pada era inilah lahir musik dangdut yang dipelopori oleh sang musisi dangdut legendaris Indonesia, Rhoma Irama.

Cerita perjalanan budaya musik Indonesia tersebut juga dibalut dengan penampilan-penampilan apik dari 100 lebih pemuda Indonesia yang sangat berbakat. 

“Melibatkan lebih dari 100 pemuda Indonesia berbakat, kami bermaksud untuk menampilkan keberagaman genre musik dan budaya negara kita tercinta, Indonesia,” ungkap Adeline Subhyakto selaku Project Manager “Soundquriang 8”.

Sebagai pembuka, Alouisia Choir tampil menyanyikan lagu Serenata Jiwa Lara karya trio komposer musik Laleilmanino. Ada juga penampilan dari SQ Band yang membawakan lagu-lagu daerah Indonesia seperti Kampuang Nan Jauh Di Mato dan Gemufamire. Persembahan tersebut semakin unik karena dibalut dengan alunan musik tradisional Indonesia seperti gamelan dan angklung, hasil kolaborasi dengan Seke Gamelan Dharma Putra Balinese Community dan Angklung Narifirison IPC Randwick Sydney. Selain itu, “Soundquriang 8” juga turut dimeriahkan oleh tiga musisi Indonesia, yakni Raisa, Rizky Febian, dan Misellia Ikwan.

“Soundquriang 8” merupakan konser amal virtual yang ditujukan untuk mengatasi masalah pendidikan Indonesia yang masih terus berlanjut secara khusus di wilayah pedesaan, yaitu keterbatasan fasilitas. Seluruh hasil donasi dari konser ini akan diberikan kepada Yayasan Happy Hearts Indonesia untuk membangun kembali fasilitas sekolah dan meningkatkan sistem pendidikan di pedesaan.

“Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk kontribusi kami untuk Indonesia dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial yang sedang berlangsung, seperti ketimpangan pendidikan,” ujar Adeline.

Tak hanya itu, acara ini juga digelar sebagai peringatan Hari Perdamaian Dunia yang jatuh pada 21 September. Presiden PPIA Macquarie University Dian Novita mengatakan bahwa para penyelenggara ingin menyalurkan pesan perdamaian kepada para penonton melalui “Soundquriang 8”.

“Acara ini kami selenggarakan sekaligus untuk memperingati Hari Perdamaian Dunia, dengan harapan dapat menyalurkan pesan perdamaian kepada kalian semua,” kata Dian.

“Kami percaya bahwa musik telah menyatukan kita semua dan menjadi instrumen yang kuat bagi umat manusia untuk menyebarkan pesan perdamaian,” lanjut Adeline.

Penulis: Christabella Abigail Loppies

Editor: Andi Annisa Ivana Putri

Foto: Jessica Gabriela Soehandoko

Tags: budaya indonesiadangdutkeroncongKonser amal virtualMacquarie UniversityMisellia Ikwanmusikmusik indonesiaMusik TradisionalnusantaraPPIA MacquarieraisaReminiscence of NusantaraRizky FebianSoundquriangSoundquriang 8Yayasan Happy Hearts Indonesia
Christabella Abigail Loppies

Christabella Abigail Loppies

Related Posts

UKM Voli UMN Gelar dan Umumkan Hasil Pertandingan “Final Match” (ULTIMAGZ)
Event

UKM Voli UMN Gelar dan Umumkan Hasil Pertandingan “Final Match”

June 1, 2023
Branding dan Marketing
Event

StarLearn Tunjukkan Pentingnya Branding dan Marketing Perusahaan

May 29, 2023
PlastiKos
Event

PlastiKos: Teknologi Cerdas untuk Kurangi Sampah Plastik

May 23, 2023
Next Post
ilustrasi conscious beauty

Cosmax Indonesia Hadirkan Konsep "Conscious Beauty"

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seven − 7 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pusat Perbelanjaan yang Dapat Dijangkau dengan MRT Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021