• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, June 30, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Event

Teater Sanskerta Hadirkan Sisi Lain Kisah Ramayana

by Diana Valencia
June 5, 2018
in Event, Opini
Reading Time: 3 mins read
Teater Sanskerta Hadirkan Sisi Lain Kisah Ramayana

Sosok Rahwana yang diperankan Evan Putra Gratia (Bisnis'2017) sedang merayu Shinta untuk jatuh ke dalam pelukannya dalam pementasan Teater Sanskerta, Sabtu (02/06/2018) di Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan

0
SHARES
1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Kembali kemas budaya Indonesia dalam balutan musikal, Teater Sanskerta tahun ini sukses gelar pertunjukkan bertajuk Rahwana di Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan pada Sabtu (02/06/2018) lalu. Jika pada umumnya kisah Ramayana menceritakan Rahwana sebagai sosok antagonis, teater Universitas Prasetya Mulya ini coba hadirkan sisi lain Rahwana.

Rahwana (Evan Putra Gratia) adalah kisah seorang raksasa yang sejak kecil selalu dianggap berbeda. Ketika beranjak dewasa, ia jatuh cinta dengan seorang perempuan bernama Wedawati (Josephine Gratia). Namun sayangnya, cinta ini bertepuk sebelah tangan sebab Wedawati hanya mengabdikan dirinya untuk Sri Wisnu.

“Hatiku t’lah memilih setia, kujaga suciku tuk Sri Wisnu yang kini tak lagi bisa ku berikan. Kau rampas kesucianku, lebih baik ku kubur rasa ini bersama tubuhku yang tak suci. Ku ukir sumpah, ku kan kembali jadi penyebab ajalmu!” lantun Wedawati kepada Rahwana.

Cerita berlanjut setelah kematian Wedawati, Rahwana bertemu dengan sosok Shinta (Victoria Suarly) yang rupawan dan mengingatkannya akan kecantikan Wedawati. Gayung cinta pun tak bersambut, Shinta sudah memiliki suami bernama Rama. Tak habis akal, Rahwana pun menculik Shinta dari Rama (M. Jihad Prakoso).

“Cinta? Inikah yang kau maksud cinta? Sebuah kekang? Berpuluh kali tenggelam, cintaku takkan padam. Jika benar rasa itu nyata, lepaskan aku!” ucap Shinta kala berada dalam kekang cinta Rahwana.

Shinta sedang meratapi nasibnya di dalam istana Rahwana. Vokal yang merdu dan penjiwaan yang cukup baik sukses membawa Shinta menjadi moodsetter hampir di setiap act- nya.

Shinta yang awalnya merasa jijik pada Rahwana merasakan adanya kebaikan dari sosok raksasa ini. Selama berada dalam penculikan, Rahwana selalu menjaga kesucian Shinta.

Dalam lakon ini, sosok Rahwana yang kerap digambarkan kejam karena menculik Shinta dari tangan Rama tak dihakimi secara sepihak. Sanskerta memberikan ruang bagi sosok Rahwana untuk berkisah menurut versinya sendiri kepada penonton dalam dua sesi, yakni pukul 14.00 dan 19.00 WIB.

“Sinta, baiklah jika kau mau pergi, tapi jika suatu saat nanti suamimu melukai hatimu, aku takkan segan melukainya!” seru Rahwana kala Dewi Sinta hendak kembali ke pelukan Rama.

Shinta, diperankan oleh Victoria Suarly, meminta Rahwana untuk melepaskannya dan mengembalikannya ke pelukan Rama.

Penggalan dialog di atas mampu menunjukkan penghargaan Rahwana kepada Shinta. Kepolosan dan sifat humanis kental tergambar dari sosok Rahwana, bahwasanya ia seperti manusia yakni tetap memiliki sifat baik walaupun juga mempunyai sikap buruk.

Setelah kembali, ternyata Rama meragukan kesucian Shinta yang membuat perempuan ini menjadi terluka. Rahwana yang mendengar kabar ini langsung bersiap untuk membunuh Rama. Perkelahian pun tak terelakkan, namun panah Rama berhasil menembus jantung Rahwana yang membuatnya jatuh seketika.

“Menebar cela tanpa berkaca retak pada jiwa. Sinis pandangmu takkan mengerti, tidakkah kita lagi mendengar atau terlalu sibukkah kita berujar?” lantun Shinta kepada Rama.

Pemilihan kisah Rahwana memang bukan tanpa alasan. Ketua Teater Sanskerta Timoteus Jason Wirjawan, menyatakan ada pesan kemanusiaan dan kedewasaan yang hendak disampaikan melalui pementasan ini.

“Melalui sosok Rahwana, kita hendak menekankan bahwa everything is not that bad. Melihat dari kisruh kondisi sekarang, kita ingin sampaikan kedewasaan mental kepada anak muda serta yang terpenting adalah humanity-nya. Hubungan Rahwana-Dewi Sinta yang ditonjolkan di sini juga bukan cinta yang eros seperti ‘I love you, Rahwana‘ tetapi lebih kepada sisi humanisnya seperti ‘Rama, why you killed this man?‘,” ujar Jason.

Kematian Rahwana dalam act terakhir pertunjukkan musikal Teater Sanskerta, Sabtu (02/06/2018) di Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan.

Lebih Musikal di Tahun Ini

Mengusung konsep drama musikal, Teater Sanskerta harus mewujudkan konsep tersebut agar tak hanya jadi sekadar konsep. Dalam pementasan sebelumnya yang berjudul Deja Vu, musik yang ditampilkan hanya ‘menempel’ dengan cerita sehingga kesan musikal masih kurang mengena.

Namun di 2018, pementasan yang sudah berlangsung sejak 2013 ini memberikan berbagai perbaikan yang salah satunya dilakukan lewat kisah melalui musik. Perbaikan tersebut turut meningkatkan kesulitan koordinator musik, Rosellyn Devi, dalam menggarap musik dalam lakon Rahwana.

“Di sini tuh kita fokusnya gak hanya perasaan, tapi kan juga ke cerita. Gimana kita buatnya seringkas mungkin sampe orang ngerti kalau ceritanya seperti ini loh, itu yang susah buat gue,” ujar perempuan yang akrab disapa Sellyn ini.

Selain melakukan pembenahan dari segi musik, Sanskerta juga mendatangkan Nurul P. Susantono dari JKT Move In yang sukses menyutradarai Musikal Petualangan Sherina. Nuya, sapaan akrab Nurul, dipilih pihak produksi dengan melihat sepak terjangnya yang berhasil membawa Musikal Petualangan Sherina laku keras melalui performa yang memuaskan penonton.

“Kita melihat JKT Move In telah berhasil dari segi bisnis dan industri membawakan drama musikal yang ibaratnya selevel dengan Broadway. Kita juga punya impian pengin ngembangin dunia teater di Indonesia yang finansialnya stabil dan semuanya di-paid profesionally, maka dari itu kita pilih JKT Move In,” jelas Jason.

 

Penulis: Diana Valencia

Editor: Gilang Fajar Septian

Fotografer: Daniela Adinda

Tags: JKT Move InMusikal. Drama MusikalPrasetya MulyaprasmulRahwanaRamaramayanaSanskertaShintaTeater SanskertaUniversitas Prasetya Mulya
Diana Valencia

Diana Valencia

Mahasiswi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara yang merupakan penikmat sastra dan film-film psychollogical thriller.

Related Posts

Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
digicam
Opini

Digicam Kembali ke Pasar: Dari Kesenangan Jadi Berlebihan?

May 23, 2025
IMDES 2025 menggelar Student Exhibition di area Nusakara, Universitas Multimedia Nusantara, pada Kamis (15/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

IMDES 2025 Angkat Tema Keberlanjutan: Mahasiswa Tunjukkan Gagasan Inovatif

May 17, 2025
Next Post
‘Tully’: Definisi Ibu yang Bukan Rahasia

'Tully': Definisi Ibu yang Bukan Rahasia

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021