JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Melalui acara talkshow dan sharing session Edukasi Bahari Indonesia: Aksi Cinta Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengutarakan tujuannya untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim dan menjadikan laut sebagai masa depan bangsa Indonesia. Vivin Oktaviani selaku perwakilan Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada acara ini menjelaskan tiga pilar program kerja guna mempercepat realisasi tujuan tersebut.
Berlangsung di Gedung Serbaguna Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Sabtu (22/5), Vivin awalnya menjelaskan tentang arti dari menjadikan laut sebagai masa depan bangsa Indonesia.
“Sebetulnya masa depan kita itu adalah, bila kita bisa menggunakan sumber daya kelautan kita secara maksimal,” jelasnya. Vivin juga mengutip perkataan Presiden Joko Widodo terkait keinginannya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim lagi. “Kita harus bekerja sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim,” tambahnya.
Selanjutnya, ia menjelaskan tiga pilar yang ditegakkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mempercepat kembalinya Indonesia sebagai negara maritim. Ketiga pilar tersebut adalah,
1. Kedaulatan (Sovereignty)
“Salah satu bentuknya adalah bagaimana upaya kita menjaga kedaulatan wilayah perairan Indonesia agar kita menjadi negara yang hak-hak berdaulatnya diakui oleh bangsa lain,” ujar Vivin.
Ia menjelaskan bahwa, menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, kegiatan IUU (Illegal Unreported and Unregulated) fishing menginjak-injak kedaulatan bangsa Indonesia dan sangat merugikan negara. Maka untuk mengembalikan kedaulatan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan memutuskan untuk menindak tegas dengan meledakkan dan menenggelamkan kapal-kapal asing yang melakukan kegiatan illegal fishing.
2. Keberlanjutan (Sustainability)
Vivin mengatakan bahwa dalam mengeksplorasi sumber daya kelautan, masyarakat Indonesia harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan yang berkaitan dengan lingkungan.
Prinsip-prinsip keberlanjutan dapat dilakukan dengan menggunakan sumber daya kelautan sambil tetap melestarikan lingkungan. Contohnya dalam menangkap ikan, alat yang digunakan adalah alat tangkap yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi biota laut lainnya.
3. Kesejahteraan (Prosperity)
Menurut Vivin, pemangku kepentingan utama dari Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah nelayan, dan kesejahteraan nelayan adalah fokus utama bagi mereka. Pihak kementerian sudah melakukan program-program untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, antara lain pembangunan 15 pulau-pulau terluar, pembangunan 24 Technopark di kawasan kepulauan seperti Natuna dan Simeleu yang bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, juga pengupayaan budidaya perikanan di wilayah perairan dan non-perairan, budidaya rumput laut, dan pengadaan bibit dan pakan ikan yang terjangkau bagi nelayan.
Selain itu, ada pula usaha meyakini masyarakat awam bahwa laut adalah sumber kesejahteraan, karena sumber daya kelautan tidak akan habis jika digunakan dengan baik.
Penulis : Christian Karnanda Yang
Editor : Alif Gusti Mahardika
Foto : Christian Karnanda Yang