• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Friday, July 4, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Event

Ubah Cara Pikir dengan Kelola Sampah Plastik

by Ignatius Raditya Nugraha
November 13, 2020
in Event
Reading Time: 5 mins read
sampah plastik (ultimagz)

Co-Founder Demibumi, Jessica Halim, mengajak para audience untuk mengurangi penggunaan plastik di acara Run To Share yang diadakan oleh Bank Sampah UMN pada Sabtu (07/11/2020). (Ultimagz/Frizki Alfian)

0
SHARES
117
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pemikiran keliru terkait isu lingkungan adalah cara berpikir bahwa satu-satunya kegunaan membuang sampah adalah untuk menjaga kebersihan. Sekilas cara berpikir tersebut mungkin terlihat wajar, tetapi ada sisi gelap di baliknya karena tidak ada pemikiran untuk mengelola sampah, hanya membuangnya. 

Hal itu disampaikan oleh Co-founder demibumi.id Jessica Halim. Demi Bumi sendiri merupakan situs yang berdiri untuk mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Jessica menerangkan, sejak kecil kebanyakan orang tidak diajari oleh orangtua maupun sekolah cara untuk mengelola sampah. Anak hanya diajarkan membuang sampah untuk menjaga kebersihan. 

“Buang sampah di tong sampah, biar bersih. Selalu diajarkan cara menjaga kebersihan area di sekitar kita dengan cara membuang sampahnya. Nah, sebetulnya sistem ini yang menurut saya ini kurang tepat,” ujar Jessica pada acara Run to Share (RUSH) melalui pertemuan Zoom (07/11/20). Acara tersebut diselenggarakan oleh Bank Sampah Universitas Multimedia Nusantara (UMN), . 

Produksi sampah yang berlebihan menimbulkan masalah kelebihan muatan sampah. Bahkan, pada 2019, kapasitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang hanya tersisa untuk 10 ton sampah dan dikatakan akan penuh pada 2021. Padahal, TPST Bantar Gebang disebut sebagai tempat pembuangan sampah terbesar di dunia oleh National Geographic.  

Contoh lain yang lebih ekstrem adalah penumpukan sampah terjadi pada 15 tahun yang lalu.  Pada 2005, terjadi tragedi longsor sampah di TPA Leuwigajah di Cimahi. Longsor tersebut terjadi karena material sampah organik dan non-organik yang tidak kompak menyebabkan air masuk di sela-sela sampah yang renggang. Ketika tekanan air semakin berat, kestabilan bukit sampah menjadi hilang. Terlebih lagi, terjadi ledakan akibat gas metana (CH4) dalam jumlah besar yang terperangkap di dalam gundukan sampah. Peristiwa ini mengakibatkan 157 orang meninggal dunia. 

Sampah Plastik Lebih Baik Diolah Sendiri 

Jessica menekankan bahwa salah satu material yang menyumbang jumlah sampah terbanyak adalah plastik. Ia menyatakan fakta-fakta seputar plastik, seperti sejumlah dua juta bungkus plastik digunakan pada setiap menit. Padahal tiap bungkus plastik secara rata-rata hanya digunakan selama 12 menit dan membutuhkan waktu 1.000 tahun untuk terurai. 

“Ikan teri di Indonesia sudah ada penelitiannya bagian kelautan itu sudah mengandung mikroplastik. Garam, yang menjadi bagian besar dalam hidup kita sudah terkontaminasi plastik,” katanya. “Jadi, hentikan pembuangan plastik, hentikan pembuangan sekali pakai supaya alam kita semakin bersih, fauna tidak terkontaminasi, dan kita sendiri juga tidak terkontaminasi.” 

Salah satu solusi dari masalah ini adalah memakai produk-produk yang ramah lingkungan. Namun, menurut Jessica, satu solusi yang lain adalah mempertanyakan produk-produk yang diklaim ramah lingkungan oleh banyak perusahaan. Hal ini dikarenakan ada kalanya perusahaan tidak bersungguh-sungguh membuat produk yang ramah lingkungan. 

Misalnya, microbeads adalah partikel plastik yang solid dan kecil berukuran kurang dari 5 milimeter (mm) dan tidak larut dalam air. Microbeads ini terdapat pada produk kosmetik sehari-hari, serta digunakan untuk membersihkan kulit selama satu atau dua menit sebelum tercuci dan terbuang ke lingkungan selama 10.000 tahun. 

Maka dari itu, Jessica menyarankan orang-orang aktif mencari produk yang benar-benar ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, microbeads plastik dengan bahan dasar alami, seperti gula, garam, tepung jagung, dan ampas kopi. 

Ampas kopi ketika dicampur dengan minyak zaitun, bisa digunakan sebagai masker wajah atau masker kopi. Berkat kandungan antioksidan yang tinggi, masker kopi ini berefek melawan penuaan dini dan mencegah kanker kulit. 

Solusi lainnya adalah memilah sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga adalah penyumbang sampah terbanyak dengan jumlah 48% dari jumlah total sampah. Mempertimbangkan kapasitas TPA yang penuh, Jessica menyatakan bahwa membuang sampah begitu saja tanpa mengolahnya adalah salah satu bentuk pembuangan sampah yang sembarangan. 

Maka dari itu, orang-orang perlu memilah sampah rumah tangganya. Untuk sampah organik yang bisa diolah, sebaiknya ditaruh ke dalam biopori dan kemudian menjadi pupuk cair. Sementara untuk sampah an-organik, berikan yang bisa diolah ke bank sampah sehingga dapat ditukarkan menjadi uang tambahan bagi nasabah.  

“Bank sampah ini ada di sekitar rumah kita, coba Google saja, alamatnya di mana. Saya biasanya cari bank sampah induk karena lebih lengkap,” kata Jessica. 

 

Penulis: Ignatius Raditya Nugraha

Editor: Agatha Lintang 

Foto: Frizki Alfian

Tags: Bank sampahBank Sampah UMNMicrobeadsplastiksampah plastik
Ignatius Raditya Nugraha

Ignatius Raditya Nugraha

Related Posts

Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
IMDES 2025 menggelar Student Exhibition di area Nusakara, Universitas Multimedia Nusantara, pada Kamis (15/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

IMDES 2025 Angkat Tema Keberlanjutan: Mahasiswa Tunjukkan Gagasan Inovatif

May 17, 2025
Aksi Kamisan ke-860 digelar di seberang Istana Merdeka, Kamis (08/05/25), untuk mengenang Marsinah dan menolak wacana Soeharto sebagai pahlawan nasional. (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Mengenang 32 Tahun Kematian Marsinah Lewat Aksi Kamisan Ke-860

May 14, 2025
Next Post
MLBB f00tura fest

Turnamen MLBB jadi Puncak Acara Footura Fest

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021