SERPONG, ULTIMAGZ.com – Tidak ada manusia yang suka disepelekan kecerdasannya. Namun, kenyataannya kaum perempuan kerap mengalami hal tersebut. Fenomena ini disebut sebagai mansplaining.
Melansir theguardian.com, istilah mansplaining muncul dari komentar anonim mengenai esai “Men Explain Things to Me” karya Rebecca Solnit pada LiveJournal. Istilah ini merupakan gabungan dari kata man (pria) dan explaining (menjelaskan). Mansplaining terjadi ketika seorang pria menjelaskan sesuatu dengan cara meremehkan wanita, dilansir dari bbc.com.
Baca juga: Standar Ganda Gender di Dunia Selebriti Terus Merugikan Perempuan
Mansplaining dapat muncul dengan berbagai variasi. Salah satu contoh yang sering ditemui adalah ketika pria memberi penjelasan yang tidak diperlukan atau dimintai. Padahal, bisa saja wanita tersebut tahu atau bahkan lebih mahir dari mereka.
Biasanya tindakan angkuh ini terdorong faktor patriarki. Pria biasanya terkondisikan untuk merasa dunia seolah-olah milik mereka. Maka mereka rasa kepintaran merupakan hal yang telah dikuasai, dilansir dari nytimes.com.
Sebaliknya, pemikiran patriarkis mendoktrin wanita untuk bersikap lemah lembut dan sopan. Ajaran inilah yang membuat mayoritas wanita tidak berani melawan. Jika pun dilawan, ego tinggi mansplainer mendorong mereka untuk mengabaikan kritikan tersebut, dikutip dari lifestyle.kompas.com.
Terkadang ada juga pria yang tidak menyadari bahwa mereka sedang mansplaining. Mengutip fimela.com, mereka percaya dirinya lebih rasional daripada perempuan.
Bagaimana dengan Perempuan?
Tentunya, perilaku ini pasti berdampak negatif kepada perempuan. Melansir hellosehat.com, perempuan menerima mansplaining merasa malu dan bersalah.
Tidak hanya berhenti di perempuan, mansplaining juga memicu dampak secara besar. Hal ini dikarenakan fenomena ini memperkuat ketidaksetaraan gender.
Mansplaining menekankan bahwa pria lebih rasional atau bahkan lebih pintar dari perempuan. Pemikiran ini seolah-olah membenarkan pria untuk terus mansplaining sehingga mengabaikan keberadaan perempuan, dilansir dari bincangperempuan.com.
Pertarungan Melawan Misogini
Perlawanan menghadapi mansplaining tidak dapat hanya dilakukan oleh perempuan. Pria pun juga harus turut serta melawan ketidaksetaraan ini. Sebagai kaum pelaku, pria harus mengetahui ketika mereka mansplaining.
Baca juga: Glass Ceiling Harus Dihilangkan, Sampai Kapan Karier Perempuan Tersandera?
Cara paling ampuh untuk berhenti mansplaining adalah mendengar lawan bicara dengan aktif. Hindari memotong pembicaraan untuk segera menyampaikan opini pribadi, dilansir dari culturalq.com.
Pada akhirnya, mansplaining merupakan produk misogini. Meskipun beberapa pria yang mansplain tidak bermaksud jelek, ini tetap merupakan cemoohan bagi perempuan. Kesadaran mengenai perilaku sendiri sangat diperlukan untuk menghindari ketimpangan gender berlebihan.
Penulis: Kristy Charissa Lee
Editor: Mianda Florentina
Sumber: theguardian.com, bbc.com, nytimes.com, lifestyle.kompas.com, fimela.com, hellosehat.com, bincangperempuan.com, culturalq.com
Foto: Freepik