• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, August 26, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Mansplaining, Fenomena Pria Merendahi Kecerdasan Wanita

Kristy Charissa Lee by Kristy Charissa Lee
December 9, 2024
in Fokus, Lifestyle
Reading Time: 3 mins read
Ilustrasi seorang pria sedang melakukan mansplaining ke wanita. (Freepik)

Ilustrasi seorang pria sedang melakukan mansplaining ke wanita. (Freepik)

0
SHARES
51
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Tidak ada manusia yang suka disepelekan kecerdasannya. Namun, kenyataannya kaum perempuan kerap mengalami hal tersebut. Fenomena ini disebut sebagai mansplaining.

Melansir  theguardian.com, istilah mansplaining muncul dari komentar anonim mengenai esai “Men Explain Things to Me” karya Rebecca Solnit pada LiveJournal. Istilah ini merupakan gabungan dari kata man (pria) dan explaining (menjelaskan). Mansplaining terjadi ketika seorang pria menjelaskan sesuatu dengan cara meremehkan wanita, dilansir dari bbc.com. 

Baca juga: Standar Ganda Gender di Dunia Selebriti Terus Merugikan Perempuan

Mansplaining dapat muncul dengan berbagai variasi. Salah satu contoh yang sering ditemui adalah ketika pria memberi penjelasan yang tidak diperlukan atau dimintai. Padahal, bisa saja wanita tersebut tahu atau bahkan lebih mahir dari mereka.

Biasanya tindakan angkuh ini terdorong faktor patriarki. Pria biasanya terkondisikan untuk merasa dunia seolah-olah milik mereka. Maka mereka rasa kepintaran merupakan hal yang telah dikuasai, dilansir dari nytimes.com.

Sebaliknya, pemikiran patriarkis mendoktrin wanita untuk bersikap lemah lembut dan sopan. Ajaran inilah yang membuat mayoritas wanita tidak berani melawan. Jika pun dilawan, ego tinggi mansplainer mendorong mereka untuk mengabaikan kritikan tersebut, dikutip dari lifestyle.kompas.com. 

Terkadang ada juga pria yang tidak menyadari bahwa mereka sedang mansplaining. Mengutip fimela.com, mereka percaya dirinya lebih rasional daripada perempuan.

Bagaimana dengan Perempuan?

Tentunya, perilaku ini pasti berdampak negatif kepada perempuan. Melansir hellosehat.com, perempuan menerima mansplaining merasa malu dan bersalah.

Tidak hanya berhenti di perempuan, mansplaining juga memicu dampak secara besar. Hal ini dikarenakan fenomena ini memperkuat ketidaksetaraan gender. 

Mansplaining menekankan bahwa pria lebih rasional atau bahkan lebih pintar dari perempuan. Pemikiran ini seolah-olah membenarkan pria untuk terus mansplaining sehingga mengabaikan keberadaan perempuan, dilansir dari bincangperempuan.com.

Pertarungan Melawan Misogini

Perlawanan menghadapi mansplaining tidak dapat hanya dilakukan oleh perempuan. Pria pun juga harus turut serta melawan ketidaksetaraan ini. Sebagai kaum pelaku, pria harus mengetahui ketika mereka mansplaining. 

Baca juga: Glass Ceiling Harus Dihilangkan, Sampai Kapan Karier Perempuan Tersandera?

Cara paling ampuh untuk berhenti mansplaining adalah mendengar lawan bicara dengan aktif. Hindari memotong pembicaraan untuk segera menyampaikan opini pribadi, dilansir dari culturalq.com.

Pada akhirnya, mansplaining merupakan produk misogini. Meskipun beberapa pria yang mansplain tidak bermaksud jelek, ini tetap merupakan cemoohan bagi perempuan. Kesadaran mengenai perilaku sendiri sangat diperlukan untuk menghindari ketimpangan gender berlebihan.

 

Penulis: Kristy Charissa Lee

Editor: Mianda Florentina

Sumber: theguardian.com, bbc.com, nytimes.com, lifestyle.kompas.com, fimela.com, hellosehat.com, bincangperempuan.com, culturalq.com

Foto: Freepik

Tags: Feminsimeketidaksetaraan gendermansplainmansplainermansplaining
Kristy Charissa Lee

Kristy Charissa Lee

Related Posts

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa
Kuliner

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa

July 16, 2025
Kopi yang berasal dari feses gajah. (antaranews.com)
Lifestyle

Dari Feses Gajah ke Cangkir Kopi: Cerita di Balik Kopi Ivory

July 16, 2025
Potret salah satu bahan sushi, kani. (istockphoto.com)
Lifestyle

Sushi Kani Ternyata Bukan Kani, tapi Surimi? Ini Faktanya!

July 16, 2025
Next Post
Kendaraan Listrik (EV) belum sepenuhnya ramah lingkungan. (oto.detik.com)

Kendaraan Listrik: Hijau atau Ilusi Jika Andalkan Batu Bara?

Comments 2

  1. Baseball live stream free online says:
    7 months ago

    I’d have to examine with you here. Which is not one thing I usually do! I take pleasure in reading a post that may make folks think. Additionally, thanks for permitting me to comment!

    Reply
  2. Marilyn Czarny says:
    7 months ago

    Enjoyed studying this, very good stuff, appreciate it.

    Reply

Leave a Reply to Marilyn Czarny Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

sixteen − 3 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021