SERPONG, ULTIMAGZ.com – Novel Diary of a Void menjadi karya pertama penulis perempuan berkebangsaan Jepang, Emi Yagi, yang memenangkan hadiah Osamu Dazai untuk debut fiksi terbaik 2020.
Diary of a Void bercerita tentang kehidupan medioker karyawan perempuan bernama Shibata. Di kantor yang bergerak di bidang tabung kertas, Shibata kerap mendapatkan pekerjaan lain, yakni membuat kopi untuk rekan kerja dan klien, membuang sampah sampai mengisi kertas kosong mesin fotokopi.
Baca juga: Tere Liye Ceritakan Kisah Petualangan Tiga Sekawan Menjelajahi Makna Kehidupan Lewat “Janji”
Lelah dengan semua pekerjaan yang tidak tertulis kontrak itu, Shibata yang berusia 34 tahun memutuskan untuk bermain peran sebagai seorang ibu yang sedang mengandung.
Rekan kerja laki-lakinya, Higashinakano adalah satu-satunya orang yang sangat peduli terhadap kehamilannya. Higashinakano yang digambarkan mengeluarkan bau lem itu kerap bertanya keadaan Shibata dan rewel tentang jenis kelamin anak Shibata.
Setelah Shibata memberitahu bahwa anak yang dikandungnya adalah laki-laki, Higasnikanano menulis daftar nama anak laki-laki yang mungkin bisa dipakai Shibata. Namun, Shibata mengetahuinya terlebih dahulu dan memutuskan untuk membuat nama yang lain sebelum terpikirkan oleh rekan kerjanya itu.
Akibat kehamilannya Shibata diperbolehkan pulang kerja lebih awal satu jam dari biasanya. Oleh karena itu, Shibata bisa pergi ke supermarket dan melihat bahan-bahan yang masih segar dan baru. Hal ini berbanding terbalik pada waktu pulang jam kerja normal yang hanya menyisakan bahan sisa dan makanan kalengan.
Kehidupan baru yang ia miliki membuat Shibata bisa memasak lebih banyak dan berendam menggunakan wewangian yang selama ini hanya ia simpan.
Novel Diary of a Void akan menyuguhkan pembaca tentang perkembangan kehamilan Shibata. Misalnya, pada minggu ke-24 kehamilan, Shibata bergabung dengan klub senam aerobik dan mulai mengenal wanita hamil lainnya.
Dalam satu minggu, Shibata bebas datang beberapa kali ke kelas aerobik. Saat tidak hadir kelas, ia akan menonton film-film yang selama ini ia ingin. Kehidupan Shibata pun semakin menjadi sureal seiring keyakinan bahwa ia benar-benar hamil. Mendengarkan cerita para ibu tentang suami mereka, Shibata berbohong bahwa ia punya suami dan dari sini pembaca dapat mengidentifikasi rasa kesepian dan amarah para ibu yang ditelantarkan oleh para suami.
Saat kehamilan masuk ke minggu ke-33, Shibata membiarkan Higashinakano menyentuh perutnya. Padahal, selama ini tidak ada yang boleh menyentuh sang janin. Higashinakano diperbolehkan menyentuh perutnya karena ia dan istrinya yang tidak bisa memiliki keturunan.
Dibalik kehidupannya sebagai seorang ibu yang sedang mengandung, ternyata Shibata selalu menyumpal perut dengan kain atau kaos kaki. Namun, karena makanan yang ia konsumsi semakin bertambah. Tidak heran jika berat badannya bertambah dan hal inilah yang menjadi pendukung imajinasi kehamilan Shibata.
Higashinakano pun bilang bahwa ia merasakan gerakan dan tendangan kandungan Shibata. Saat pergi ke dokter kandungan pun, dokter tersebut bisa melihat ada janin di dalam perut Shibata.
Kebingungan pun timbul seiring berjalannya cerita sehingga mengundang tanya. Apakah Shibata sebenarnya mengandung? Lalu, jika tidak bagaimana Shibata tetap mempertahankan kebohongannya?
Baca juga: 6 Dongeng Terkenal di Indonesia yang Tidak Lekang Oleh Waktu
Segala pertanyaan yang berkecamuk di kepala pembaca ini akan dijawab di akhir novel. Diary of a Void sudah hadir dalam terjemahan bahasa Indonesia pada Februari 2024 yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka.
Jika Ultimates menyukai cerita penuh plot twist, maka novel Diary of a Void dapat menjadi rekomendasi bacaan saat waktu luang.
Penulis: Giofanny Sasmita
Editor: Mianda Florentina
Foto: Sofhi Srieky Tiambun