JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Kisah perempuan kerap kali jadi sorotan utama dalam berbagai film dan buku. Namun, banyak dari kisah-kisah tersebut yang dilihat dan diceritakan dari sudut pandang laki-laki, atau istilahnya male gaze. Suara perempuan seringkali dinomorduakan dalam media dan peranannya tertutupi oleh bias gender. Masih dalam suasana Hari Kartini yang baru lalu, kami merangkum tiga buku karya penulis perempuan yang menyuarakan pengalaman mereka masing-masing.
Becoming
Ditulis oleh Ibu Negara keturunan Afrika-Amerika pertama Amerika Serikat Michelle Obama, Becoming menceritakan pengalaman-pengalaman yang membentuk Michelle hingga saat ini. Mulai dari masa kecilnya di Chicago, profesinya di bidang hukum, kisah cintanya dengan Barack Obama, hingga kesehariannya di White House.
Lewat buku ini, Michelle ingin mengajak perempuan untuk menemukan tempat dan suara mereka. Dengan membaca cerita-ceritanya, kita dapat mengambil pesan bahwa menjadi perempuan berarti menjalani banyak peran sekaligus, tetapi dari berbagai peran itulah kita bisa belajar banyak.
Sejak pertama terbit pada November 2018, Becoming telah terjual lebih dari 10 juta eksemplar dan menjadi buku dengan penjualan terbanyak di Amerika Serikat tahun 2018.
The Diary of a Young Girl
Buku harian ini ditulis Anne Frank dari tahun 1942-1944 selama ia dan keluarganya bersembunyi dari pemerintahan Nazi Jerman di loteng gedung tempat ayahnya bekerja. Sebagai orang Yahudi, keluarga Anne memang harus bersembunyi bila tidak ingin dibawa ke kamp konsentrasi dan dibunuh.
Dalam buku ini, kita diajak melihat dunia dan perang dari kacamata remaja perempuan. Layaknya remaja lainnya, Anne yang saat itu berusia 13 tahun adalah perempuan yang keras kepala, sering bertengkar dengan ibunya, punya rasa ingin tahu yang tinggi, dan baru mengenal cinta. Karakter itu begitu kuat tergambar dari tulisan-tulisannya.
Namun di sisi lain, Anne bisa begitu bijaksana menyikapi kelaparan, ketakutan akan kematian, dan kemungkinan bahwa ia akan ditemukan dan dibawa ke kamp konsentrasi. Tulisan-tulisannya dan pemikirannya tentang hal ini rasanya melampaui usianya. Dari kisah Anne, kita dapat belajar banyak hal termasuk kegigihan untuk terus hidup walau dalam tekanan.
On the Front Line: The Collected Journalism of Marie Colvin
On the Front Line bukanlah memoar, melainkan kumpulan reportase terbaik dan catatan-catatan wartawan perang Sunday Times Marie Colvin. Ia mengajak kita melihat konflik dan dampaknya dari dekat. Di buku ini, kita dibawa berkeliling dari Timor Timur hingga Kota Homs di Suriah, tempat Colvin meninggal dalam tugas karena ledakan bom.
Keberaniannya dalam meliput dan hal-hal yang ia alami di medan perang membuat Colvin pantas mendapat label perempuan tangguh. Kisahnya sebagai wartawan perang pun telah diangkat ke layar lebar dalam film A Private War, yang dibintangi Rosamund Pike.
Penulis: Charlenne Kayla Roeslie
Editor: Nabila Ulfa Jayanti
Ilustrasi: npr.org
Foto: goodreads.com
Sumber: goodreads.com, penguinrandomhouse.com