SERPONG, ULTIMAGZ.com – Dewasa ini, lagu Sunda modern seringkali didengarkan oleh khalayak. Hal ini terjadi karena banyaknya warganet menggunakan lagu Sunda di platform Tiktok. Akan tetapi, apakah Ultimates tahu sejarah perkembangan dan makna dari lagu Sunda?
Sejarah lagu Sunda berawal dari kesenian baru yang dikenal sebagai tembang Sunda Cianjuran di abad ke-19. Istilah Cianjuran merupakan suatu produk seni yang disuguhkan untuk kaum ningrat di daerah Cianjur. Kemudian, Cianjuran tercipta di pendopo sekitar Cianjur dan dinikmati hanya untuk orang bangsawan atau orang terhormat.
Selanjutnya, kesenian Cianjuran atau tembang Sunda ini mulai menyebar ke seluruh daerah di Jawa Barat. Pada saat itu, kesenian tembang Sunda Cianjuran ini terdapat beberapa cabang kesenian yang biasa dinikmati, seperti pantun, musik, drama kabaret, pupuh, wayang, dan kawih.
Selain sebagai konsumsi bangsawan, kesenian Sunda pada masa itu digunakan dan dimanfaatkan sebagai upacara adat, pertunjukan, alat komunikasi, dan sebagai media penasihat. Pasalnya, lirik lagu dalam seni dan tembang Sunda ini memiliki makna atau arti yang dalam untuk manusia. Misalnya, pupuh merupakan serangkai aturan dalam perkamen tua yang disajikan dengan bait-bait puisi.
Makna atau arti dalam kesenian Sunda ini umumnya berisi nasihat dari leluhur, keadaan sosial, permasalahan sehari-hari, dan dongeng turun-temurun.
Dari masa ke masa, kesenian Sunda mulai hilang eksistensinya, tetapi masih terdapat beberapa yang melestarikannya. Hal ini dapat dilihat seperti kesenian wayang dan drama kabaret yang seringkali dijumpai di hajatan atau pesta orang sunda serta dinilai sebagai media hiburan untuk masyarakat setempat. Selain itu, lagu Sunda juga masih populer hingga sekarang, tetapi lagu Sunda sudah mengalami perubahan.
Pada zaman dahulu Sunda memiliki syair yang indah dan disertai alunan alat musik yang cenderung lebih kalem serta menyampaikan pesan dengan halus. Misalnya, lagu “Tokecang”, “Bubuy Bulan”, “Sabilulungan”, dan “Mojang Priangan”. Untuk abad sekarang, musik atau lagu Sunda memiliki instrumen yang cenderung lebih ekspresif dan penyampaian pesan cenderung blak-blakan. Hal ini dapat Ultimates temukan di lagu “Runtah”.
Perubahan tersebut cenderung signifikan karena perbedaan bahasa yang digunakan meski masing-masing menggunakan bahasa Sunda, seperti Sunda halus dan Sunda kasar. Akan tetapi, pesan yang ingin disampaikannya tetap disampaikan.
Penulis: Aqeela Ara
Editor: Michael Ludovico
Foto: CNN Indonesia
Sumber: gramedia.com. Satujam.com, koropak.co.id, kompas.com