JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Banjir menyambut Jabodetabek pada tahun baru 2020. Curah hujan yang tinggi sejak Selasa (31/12/19) silam membuat Jabodetabek digenangi banjir di beberapa kawasan. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 169 titik banjir yang terjadi di wilayah Jabodetabek.
“Banjir awal tahun ini menggenangi wilayah yang cukup luas di wilayah Jabodetabek. Titik banjir terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat 97, DKI Jakarta 63 titik, dan Banten 9 titik,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB, Agus Wibowo pada detik.com Kamis (02/01/20).
Agus mengatakan 9 titik terdampak di Banten, yakni 3 titik di Kota Tangerang dan 6 titik di Tangerang Selatan. Sementara itu 63 titik di DKI Jakarta yakni 7 titik di Jakarta Barat, 2 titik di Jakarta Pusat, dan 39 titik di Jakarta Selatan.
Sisanya, terdapat 97 titik di Jawa Barat dengan rincian 32 titik di Kabupaten Bekasi, 53 titik di Kota Bekasi, dan 12 titik di Kabupaten Bogor. Agus menyimpulkan Kota Bekasi dan Jakarta Selatan yang paling terdampak banjir.
“Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah yang paling terdampak banjir adalah Kota Bekasi (53), Jakarta Selatan (39), Kab. Bekasi (32), dan Jakarta Timur (13),” lanjutnya.
Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Siswanto mengatakan bahwa peristiwa banjir yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh perubahan iklim yang meningkat 2-3 persen dibanding kondisi iklim 100 tahun lalu. Maka dari itu, hujan besar yang dulu jarang, sekarang lebih berpeluang hadir dalam kondisi iklim saat ini.
Data 43 tahun terakhir menunjukkan curah hujan harian tertinggi per tahun di wilayah Jabodetabek menampilkan kenaikan intensitas sebesar 10-20 mm per tahun, jika dibandingkan dengan kondisi iklim 100 tahun lalu.
Menurut Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi banjir di Jakarta dipengaruhi dua hal, yang pertama situasi iklim dan yang kedua krisis tata ruang yang tidak terkontrol baik.
Sementara itu banyak dampak yang ditimbulkan dari peristiwa banjir ini , yaitu jumlah korban yang terdapat 67 orang meninggal per tanggal 6 Januari 2020. Banjir turut melumpuhkan listrik dan lalu lintas, serta diprediksi menurunkan omzet pedagang dan pengusaha.
Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan analisis BMKG bahwa tanggal 5 – 10 Januari 2020 akan masuk aliran udara basah dari arah Samudera Hindia sebelah barat pulau Sumatera di sepanjang ekuator. Hujan ekstrem juga diprediksi turun hingga 12 Januari 2020.
Meningkatnya intensitas curah hujan turut diperkirakan terjadi di wilayah Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi sampai Lampung, termasuk Jawa.
Penulis: Geiska Vatikan Isdy
Editor: Nabila Ulfa Jayanti
Foto: kompas.com
Sumber: kompas.com, cnnindonesia.com, detik.com, bbc.com, cnbcindonesia.com, tirto.id