SERPONG, ULTIMAGZ.com—Facebook mengumumkan akan mengetatkan peraturan penyebaran konten pada Senin (08/02/21). Peraturan tersebut mencakup penghapusan unggahan yang berisi misinformasi mengenai vaksin Covid-19.
Kang Xing Jin, selaku kepala departemen kesehatan Facebook menulis dalam postingan blog bahwa perusahaan media sosial tersebut akan berupaya untuk memastikan penggunanya memiliki kepercayaan terhadap vaksin Covid-19.
“Pejabat kesehatan dan otoritas kesehatan sedang dalam tahap awal untuk mencoba memvaksinasi dunia terhadap Covid-19, dan para ahli setuju bahwa penerapan ini akan membantu membangun kepercayaan pada vaksin,” ungkap Jin dalam pernyataannya.
Dilansir dari ABC News, sekarang Facebook akan menambah daftar klaim yang dilarang untuk diunggah kepada platform tersebut. Klaimnya meliputi virus itu buatan manusia atau rekayasa dan masker wajah tidak mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu, juga klaim palsu tentang vaksin beracun, berbahaya, atau menyebabkan autisme.
Facebook juga berupaya untuk meningkatkan informasi dari sumber yang kredibel, seperti lembaga kesehatan dan organisasi non-pemerintah.
Dengan kedua pendekatan tersebut, Facebook berharap dapat menambah kesadaran terhadap pentingnya vaksinasi dan mengurangi perkembangan komunitas anti vaxxers atau seseorang yang menentang untuk divaksin.
Upaya tersebut diperkirakan diambil karena kritik yang sempat diterima Facebook pada bulan Januari lalu (30/01/21). Di tengah maraknya anti vaxxers dan teori konspirasi mengenai Covid-19, Facebook sempat disebut menjadi salah satu media yang mengambil keuntungan dari unggahan tersebut.
Kritik tersebut disampaikan oleh beberapa media. Salah satunya The Guardian.
Dilansir dari The Guardian, investigasi telah menemukan 430 halaman—diikuti oleh 45 juta orang—menggunakan alat Facebook, termasuk ‘toko’ virtual dan langganan penggemar, sambil menyebarkan informasi palsu tentang Covid-19 atau vaksinasi.
Penemuan ini muncul meskipun platform tersebut berjanji tahun lalu bahwa tidak ada pengguna atau perusahaan yang secara langsung mendapat keuntungan dari misinformasi tentang vaksin Covid-19.
Seorang juru bicara Facebook merespon tuduhan tersebut dengan mengatakan mereka sedang menyelidiki contoh yang dibawa dan telah ‘menghapus sejumlah kecil halaman yang dibagikan dikarenakan melanggar kebijakan kami’.
Meskipun demikian, peraturan baru yang diumumkan oleh Facebook diharapkan menjadi salah satu bentuk tanggung jawab atas klaim tersebut.
Penulis : Arienne Clerissa
Editor : Nadia Indrawinata
Sumber : TheGuardian.com, ABCNews.com, NPR.org