SERPONG, ULTIMAGZ.com – Harimau tasmania, dikenal juga sebagai Thylacine, merupakan hewan berkantung yang mirip serigala dengan ukuran mirip anjing besar. Hewan ini dulunya pernah berkeliaran di hutan-hutan Australia, Papua Nugini, dan Tasmania. Namun, harimau tasmania terakhir yang diketahui telah mati di Kebun Binatang Hobart pada 1936 dan spesies lainnya yang berada di alam bebas, telah diburu hingga punah.
Saat ini, sebuah perusahaan sains Amerika Serikat bernama Colossal telah bekerja sama dengan para ilmuwan Australia dari University of Melbourne untuk menemukan cara dalam mengembalikan harimau tasmania, dilansir dari bbc.co.uk. Colossal merupakan perusahaan yang juga berusaha untuk mengembalikan woolly mammoth dan burung dodo dari kepunahan.
Baca juga : 5 Fakta Tentang Hamster, Si Hewan Pengerat Mungil
Harimau tasmania adalah hewan karnivora dengan otot perut yang kuat dan dapat mengembangkan perutnya untuk menampung makanan dalam jumlah besar. Kemampuan ini merupakan bentuk adaptasi mereka untuk bertahan hidup saat tidak ada mangsa dalam waktu lama, mirip dengan unta yang menyimpan air di punuknya. Memiliki kemampuan berburu unik, harimau tasmania menunjukkan kesabaran dengan mengejar mangsanya hingga kelelahan.
Melansir theconversation.com, harimau tasmania sebenarnya jarang terlihat oleh penduduk di Tasmania, tetapi tetap dianggap sebagai hama yang memangsa ternak sehingga pemerintah mengadakan sayembara untuk memburunya. Populasinya yang sudah sedikit terus berkurang dan kesadaran untuk melestarikannya muncul terlambat. Harimau Tasmania terakhir yang dibunuh oleh pemburu tercatat pada tahun 1930, sedangkan yang terakhir tertangkap di alam liar dan mati di Kebun Binatang Hobart terjadi pada tahun 1936.
Setelah tidak ada seorang pun yang melihatnya selama 50 tahun, harimau tasmania dinyatakan punah pada tahun 1986. Meskipun ada beberapa laporan yang diduga menunjukkan keberadaannya, semua laporan tersebut tidak pernah diverifikasi secara resmi.
Baca Juga: Spesies Baru di Kebun Binatang Thailand: Ava si Harimau Emas Menggemaskan
Namun, pada 2005 seorang turis dari Jerman, Klaus Emmerichs, berhasil mengambil gambar seekor hewan dengan corak bergaris di punggungnya mirip harimau tasmania. Ia sedang mengendarai mobil di Tasmania dan beristirahat di sebuah taman untuk mencari air saat melihat seekor binatang mirip anjing sedang berdiri di kejauhan. Turis itu memotretnya dua kali dan saat ia bermaksud untuk mendekat, binatang itu kabur. Setelah dilakukan sejumlah analisis dan tes yang mendalam, kedua foto itu sempat dipamerkan di Tasmania Museum dan Art Gallery tahun itu juga, tetapi, foto tersebut tidak dianggap sebagai bukti yang memastikan bahwa harimau tasmania masih belum punah, melansir stekom.ac.id.
Saat ini, para ilmuwan tengah mengeksplorasi kemungkinan menghidupkan kembali harimau tasmania melalui teknologi genetika menggunakan DNA yang diawetkan. Upaya ini memicu diskusi tentang pentingnya konservasi spesies terancam punah agar tidak mengalami nasib serupa. Kisah kepunahan harimau tasmania ini menjadi pelajaran berharga tentang perlunya kesadaran konservasi sejak dini untuk melindungi spesies langka agar tetap bertahan di alam liar.
Penulis: Zalfa Zahiyah Putri Wibawa
Editor: Kezia Laurencia
Foto: museumsvictoria.com.au
Sumber: bbc.co.uk, theconversation.com, stekom.ac.id.