SERPONG, ULTIMAGZ.com — Saat Ultimates membaca atau mencari tahu mengenai Tujuh Keajaiban Dunia Modern, pasti sudah tidak asing lagi dengan kota bernama Petra.
Petra merupakan sebuah kota yang terletak di Yordania yang tidak lepas dari sejarah uniknya. Mengutip kumparan.com, peradaban kota ini dimulai sejak 400 Sebelum Masehi (SM) hingga 106 Masehi.
Baca Juga: Cabramatta, Pinggiran Kota di Australia yang Terasa Seperti Vietnam
Memiliki arsitektur menarik, Petra merupakan kota yang dibangun dari pahatan batu pasir merah muda, dikutip dari nationalgeographic.grid.id. Petra didirikan oleh orang-orang Nabatean dan letaknya berada di sepanjang jalur perdagangan kuno, antara Laut Merah dan Laut Mati.
Dahulu, kota ini merupakan pusat perdagangan dan juga ibu kota dari Kerajaan Nabath. Petra menjadi ibu kota yang berkembang pesat pada masanya. Mengutip liputan6.com, Kerajaan Nabath menguasai jalur perdagangan kuno dari Tepi Barat ke arah Yordania menuju perbatasan utara Semenanjung Arab.
Namun, sejarah mencatat bahwa Petra sempat hilang beberapa abad. Mengutip nationalgeographic.grid.id, terjadi gempa bumi dahsyat yang merusak dan meratakan hampir seluruh kota, menyebabkan banyak penduduk pergi dan Petra hampir runtuh. Petra kembali ditemukan oleh Johan Ludwig Burckhardt, seorang penjelajah Swiss, pada 1812.
Baca juga: Gwanghwamun, Kota Sejuta Kisah Sejarah
Arsitekturnya yang megah membuat kota ini kemudian menarik perhatian para arkeolog, mulai dari kuil, makam, hingga saluran air yang semuanya terbuat dari pahatan batu. Di dalam Petra, terdapat satu bangunan yang ikonik yang disebut The Treasury atau Al Khazneh (dalam bahasa Arab). Mengutip liputan6.com, bangunan megah ini menjulang 40 meter dan dipahat langsung pada tebing dengan detail yang menakjubkan.
Pada 1985, Petra diakui sebagai Situs Warisan Dunia United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organizations (UNESCO) dan masuk menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Modern pada 2007. Banyak yang bisa dijelajah di dalam kotanya sehingga Petra tidak hanya sebagai salah satu ikon dunia, melainkan menjadi destinasi para wisatawan.
Penulis: Jesslyn Gunawan Wijaya
Editor: Kezia Laurencia
Foto: Freepik/wirestock
Sumber: kumparan.com, nationalgeographic.grid.id, liputan6.com