SERPONG, ULTIMAGZ.com – Bayangkan Ultimates menghempaskan badan di atas kasur yang empuk dan lembut, menarik sehelai kain lembut dan dingin ke sekujur badan. Handphone-pun sudah siap untuk doom scrolling. Setelah memejamkan mata, kekosongan itu mulai terasa. Bukan pikiran ataupun perasaan, melainkankerinduan akan teman ‘peluk’ kamu, “guling”.
Siapa yang menyangka, teman ini menjadi kunci kenyamanan tidur pulas Ultimates? Namun, pernahkah Ultimates membayangkan dari mana ide untuk menciptakan bantal guling, sang ‘sahabat’ karib kita?
Baca juga: Kenapa di Kamar Hotel Tidak Disediakan Guling?
Melansir dari merdeka.com, istilah “guling” ini dimulai dari Cina dengan sebutan zhutou, yang artinya bantal bambu. Bantal ini menggunakan konsep hugging pillow atau bantal peluk pada saat musim panas. Alasan lahirnya benda empuk ini bertujuan memberikan sirkulasi udara yang lebih baik dari bantal biasa.
Sampai suatu saat, akhirnya bantal ini ada di Indonesia dengan nama “guling”, serapan dari bahasa Jawa yang artinya berputar atau berguling. Dengan alasan yang serupa, inovasi ini diterima dengan masyarakat Indonesia karena nyaman digunakan pada malam hari yang panas dan lembab. Tidak heran jika negara seperti Cina dan jepang turut menggunakan kreasi ini saat musim panas, melansir dari kompas.com.
Menariknya, kisah ‘teman’ kasur kita tercatat pada buku karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul buku Jejak Langkah. Ia menulis bahwa terhadap percakapan antara mahasiswa The School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) mengenai kehidupan orang Eropa dengan bantal gulingnya pada tahun 1800-an, dilansir dari goodnewsfromindonesia.id.
Melansir dari tempo.co, guling merupakan karya orang Belanda yang berfungsi untuk menggantikan peran istri mereka untuk dipeluk saat tidur. Menariknya, peristiwa ini terjadi bukan di negara asal mereka, tetapi di Indonesia. Orang Belanda yang berkunjung ke Indonesia tidak membawa pasangannya sehingga mereka merasa kesepian.
Baca juga: Rekomendasi Bantal Tidur Untuk Cegah Sakit Bahu dan Leher
Di balik inovasi ini, tersimpan kisah kelam di Indonesia, yang mana orang Belanda yang berkunjung ke Indonesia biasanya menyewa pekerja seks. Meskipun demikian, tidak semua orang Belanda rela menyisihkan kekayaannya untuk menyewa. Untuk menjaga kondisi finansialnya, mereka membuat bantal guling atau disebut dutch wife oleh mereka, dilansir dari Liputan6.com.
Kehadiran bantal guling ini merupakan salah satu bukti akan pengaruh kebudayaan Belanda yang masuk ke Indonesia. Menarik, bukan? Ternyata ‘teman’ tidur Ultimates menyimpan sejarah dan akulturasi budaya yang unik. Kira-kira, benda apa lagi yang memiliki sejarah khas ya?
Penulis: Victoria Nadine Gunawan
Editor: Kezia Laurencia
Foto: freepik.com
Sumber: merdeka.com, kompas.com, goodnewsfromindonesia.com, tempo.co, Liputan6.com