• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Saturday, October 18, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Mengenal Bunga “Abadi” Edelweiss, Primadona dari Puncak Gunung

Jesslyn Gunawan Wijaya by Jesslyn Gunawan Wijaya
October 8, 2025
in Iptek
Reading Time: 2 mins read
Bunga Edelweiss yang terdapat di Gunung Semeru. (KOMPAS.com/Anggara Wikan Prasetya)

Bunga Edelweiss yang terdapat di Gunung Semeru. (KOMPAS.com/Anggara Wikan Prasetya)

0
SHARES
17
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com — Indonesia terkenal akan puluhan ribu floranya yang tersebar di seluruh pelosok wilayah. Di antara banyaknya flora, terdapat satu bunga yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pendaki, yakni Edelweiss. 

Edelweiss atau Leontopodium alpinum, juga kerap dijuluki sebagai “bunga abadi” karena mampu bertahan selama kurang lebih sepuluh tahun. Mengutip kompas.com, Edelweiss biasanya juga tumbuh pada ketinggian 1.800-3.000 meter di atas permukaan laut.

Baca juga: Melati: Bunga dari Himalaya Asia yang menetap sebagai Puspa Bangsa

Edelweiss merupakan jenis bunga yang tumbuh di pegunungan dengan iklim ekstrem seperti suhu dingin dan tekanan rendah. Selain itu, secara biologis, Edelweiss memiliki hormon etilen yang dapat mencegah kerontokan bunga dan memungkinkan tumbuhan ini untuk hidup selama sepuluh tahun atau bahkan bisa lebih dalam kasus tertentu, dikutip dari detik.com.

Bunga endemik ini juga tumbuh di beberapa pegunungan Eropa, seperti Pegunungan Alpen, dikutip dari detik.com. Di Indonesia, terdapat Edelweiss jenis lain di Pegunungan Jawa dengan nama ilmiah Anaphalis javanica (Edelweiss Jawa).

Mengutip detik.com, Edelweiss di Indonesia pertama kali ditemukan di lereng Gunung Gede, Jawa Barat, oleh ilmuwan asal Jerman Caspar Georg Carl Reindwardt. Penelitian selanjutnya dilakukan pada 1819 oleh Carl Heinrich Schultz. 

Bunga yang banyak menarik perhatian para pendaki ini biasanya mekar di antara April hingga Agustus dengan musim kemarau. Ada beberapa lokasi pegunungan di Indonesia yang memiliki padang bunga Edelweiss antara lain, Gunung Gede Pangrango, Gunung Papandayan, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung Lawu, Gunung Rinjani, dan Gunung Semeru, dikutip dari kompas.com. 

Baca juga: Flora Endemik Indonesia yang Berada di Garis Kepunuhan

Bukan sekadar bisa hidup selama sepuluh tahun, setelah Edelweiss dipetik, warna dan bentuknya tidak berubah. Inilah yang menjadi dasar kuat atas julukan “bunga abadi” terhadap flora ini. Bahkan, Edelweiss di Eropa menjadi simbol cinta sejati dan keberanian, dikutip dari liputan6.com. 

Flora endemik ini juga dilindungi oleh Undang-Undang, dengan aturan tidak boleh dipetik. Perlindungan diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya.

 

Penulis: Jesslyn Gunawan Wijaya

Editor: Kezia Laurencia

Foto: KOMPAS.com/Anggara Wikan Prasetya

Sumber: kompas.com, detik.com

Tags: 2025Anaphalis javanicabungabunga abadiCarl Heinrich SchultzCaspar Georg Carl ReindwardtedelweissfloragunungIndonesiaLeontopodium alpinumpegunungan
Jesslyn Gunawan Wijaya

Jesslyn Gunawan Wijaya

Related Posts

Ilustrasi fesyen Performative Male. (elle.in)
Iptek

Performative Male Tunjukkan Pria Lembut yang Mencari Validasi

October 10, 2025
Matoa, salah satu flora endemik Papua. (freepik.com)
Iptek

Flora Endemik Papua: Menelusuri Kekayaan Alam Indonesia Timur

October 10, 2025
Potret bangunan bersejarah dari Yordania, Petra. (Freepik/wirestock)
Iptek

Ikonik, Ini Sebenarnya Wujud Kota Petra dari Yordania

October 10, 2025
Next Post
Seorang wanita yang memeluk guling (freepik.com)

Guling: Apa Kisah Rahasia Teman Tidur Kamu?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × three =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021