SERPONG, ULTIMAGZ.com – Film “Oppenheimer” garapan sutradara Christopher Nolan telah tayang di seluruh bioskop Indonesia sejak 19 Juli 2023. Dengan bantuan studio Universal Pictures, Nolan mengangkat kisah J. Robert Oppenheimer, seorang ahli fisika yang mendapatkan julukan father of the atomic bomb atau Bapak Bom Atom.
Nama Oppenheimer memang tidak seterkenal ilmuwan lainnya seperti Thomas Edison atau Albert Einstein. Namun, nyatanya karya Oppenheimer adalah salah satu yang mengubah sejarah umat manusia.
Baca juga: Tengah Ramai, Mari Lihat Empat Ciri Khas Film Wes Anderson
Hal itu bermula pada 1939 ketika Fisikawan Leo Szilard bersama Albert Einstein mengirim sebuah surat kepada Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Franklin D. Roosevelt. Melansir dari Vox, keduanya memperingatkan Roosevelt mengenai adanya kemungkinan pembuatan bom atom oleh Jerman Nazi dan menyarankan AS untuk turut memproduksi bom atom.
Oppenheimer pun ditunjuk untuk memimpin laboratorium Los Alamos, bagian dari Proyek Manhattan, untuk menciptakan senjata nuklir pertama di dunia pada 1942. Pada saat itu juga sedang Perang Dunia Kedua. Perang melibatkan Jerman, Jepang, dan Italia sebagai aktor utama dari Blok Poros melawan Blok Sekutu, yakni AS, Britania Raya, serta Prancis.
Oppenheimer berusaha mencari tahu formula yang tepat untuk memicu dan mempertahankan jenis reaksi rantai neutron yang penting agar dapat menciptakan ledakan nuklir. Mengumpulkan para ahli fisika terbaik, Oppenheimer mengelola lebih dari 3.000 orang sembari menangani masalah teoretis dan mekanis yang muncul selama pembuatan bom, dikutip dari National Geographic Indonesia.
Maju cepat ke 16 Juli 1945, Oppenheimer dan para ilmuwan lainnya dikumpulkan di selatan Los Alamos untuk melakukan percobaan nuklir pertama di dunia. Pengujian itu dilakukan secara rahasia dan uji coba bom atom pertama di dunia tersebut pun berhasil.
Penemuan oleh Oppenheimer itu nantinya menjadi cikal bakal bom atom yang dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki. Sebab, pada Agustus 1945, AS masih harus menghadapi Jepang di medan pertempuran Asia Pasifik.
Kurang dari satu bulan usai uji coba yang berhasil, seorang pembom B-29 asal AS bernama Enola Gay menjatuhkan bom atom pertama di dunia di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Ledakan itu mengakibatkan sekitar 80.000 korban jiwa. Puluhan ribu lebih kemudian meninggal akibat paparan radiasi.
Tiga hari kemudian, pada 9 Agustus 1945, bom atom lainnya dijatuhkan di Nagasaki. Pemboman itu menewaskan 40.000 orang lagi. Serangan bom itu membuat Jepang menyerah dan mengakhiri Perang Dunia Kedua.
Mengakhiri perang, para ilmuwan senang dengan pencapaian terkait penciptaan bom atom pertama di dunia. Di sisi lain, mereka ngeri dengan banyaknya nyawa warga sipil yang harus dikorbankan dalam serangan tersebut.
Dalam dokumenter “The Decision to Drop the Bomb” pada 1965, yakni 20 tahun setelah serangan bom Hiroshima dan Nagasaki, Oppenheimer menuturkan pemikirannya yang terlintas saat uji coba buatan bom atomnya.
Baca juga: “Everything Everywhere All at Once” Raup 7 Piala Oscar 2023, Termasuk Film Terbaik
“Kami tahu dunia tidak akan sama. Beberapa orang tertawa, beberapa orang menangis. Kebanyakan orang diam,” kata Oppenheimer, dilansir dari Vanity Fair.
Ia teringat bait dalam Bhagavad Gita atau Bhagawadgita, sebuah kitab kuno bagi umat Hindu.
“Sekarang saya menjadi Kematian, penghancur dunia,” ucapnya.
Penulis: Alycia Catelyn
Editor: Vellanda
Foto: WIKIMEDIA COMMONS/doe-oakridge
Sumber: Vox, National Geographic Indonesia, Vanity Fair
Sangat menghargai artikel ini! Cerita tentang Oppenheimer, penemu bom atom, sangat menggugah dan menginformasikan tentang dampak sejarah yang mendalam. Teruslah berbagi pengetahuan berharga seperti ini. Terima kasih!
sanal sunucu kiralama paketlerinizi cok begendim
merhaba, sanal sunucu kiralama paketleri hakkında inceleyebilirsiniz.
Thanks for this content.