• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, October 20, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Suku Badui: Tekun Tradisi, Tolak Modernisasi

Vellanda . by Vellanda .
December 6, 2022
in Iptek
Reading Time: 2 mins read
suku Badui

Foto ilustrasi masyarakat suku Badui. (Foto: cnn.com)

0
SHARES
172
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Inovasi yang terus berkembang di zaman sekarang sudah tidak asing lagi digunakan. Namun, ternyata masih ada sekelompok masyarakat yang tidak tertarik dengan hal tersebut yaitu suku Badui.

Suku Badui merupakan kelompok masyarakat ras Sunda kuno yang hidup di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten. Walaupun tinggal dekat dengan perkotaan, suku ini masih bersifat tradisional. 

Baca juga: Suriname: Negara yang Dihuni Suku Jawa dari Indonesia

Melansir republika.co.id, masyarakat suku ini menolak segala hal modern mulai dari peralatan elektronik, penerangan listrik, bahan pembersih, dan jalan beraspal. Penolakan ini disebabkan oleh konsep pikukuh yang dianut oleh masyarakat. 

Konsep pikukuh merupakan pedoman Badui yang menekankan pada kesederhanaan tanpa ada perubahan, baik bagi alam maupun hidup masyarakatnya. Namun, tidak semua orang mampu menekuni konsep tersebut. Oleh karena itu, suku Badui terpisah menjadi dua kelompok, yakni Badui Dalam dan Badui Luar. 

Badui Dalam meliputi masyarakat yang masih menekuni konsep pikukuh, sehingga kehidupan sehari-harinya tidak dipengaruhi modern. Sementara itu, Badui Luar berisi masyarakat yang mulai mengikuti dan menggunakan inovasi baru untuk menunjang kehidupan sehari-hari mereka. 

Pada awalnya, mayoritas masyarakat Badui bekerja sebagai petani ladang. Namun, budaya modern yang mempengaruhi sebagian masyarakat juga membuat pekerjaan mereka menjadi lebih bervariasi. Profesi ini menyangkut berdagang, menenun, dan membuat kerajinan. 

Baca juga: Perlukah Suku Pedalaman di Indonesia Mengikuti Modernisasi?

Perbedaan kedua golongan ini cukup terlihat. Selain dari gaya hidup dan pekerjaan, pakaian masyarakatnya juga berbeda. Warna putih yang melambangkan kesucian untuk Badui Dalam dan warna hitam untuk Badui Luar. 

Melansir indonesiakaya.com, karena keunikannya, wilayah suku Badui telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah daerah Lebak pada 1990. Namun, sampai saat ini, hanya wisatawan lokal yang diperbolehkan untuk mengunjungi wilayah tersebut.

 

 

Penulis: Margaretha

Editor: Vellanda

Foto: cnn.com

Sumber: tempo.co, tribunnews.com, republika.co.id, indonesiakaya.com

Vellanda .

Vellanda .

   

Related Posts

Ilustrasi fesyen Performative Male. (elle.in)
Iptek

Performative Male Tunjukkan Pria Lembut yang Mencari Validasi

October 10, 2025
Matoa, salah satu flora endemik Papua. (freepik.com)
Iptek

Flora Endemik Papua: Menelusuri Kekayaan Alam Indonesia Timur

October 10, 2025
Potret bangunan bersejarah dari Yordania, Petra. (Freepik/wirestock)
Iptek

Ikonik, Ini Sebenarnya Wujud Kota Petra dari Yordania

October 10, 2025
Next Post
FIFA Larang Gelar Konser

FIFA Larang Penggunaan Stadion GBK untuk Konser

Comments 1

  1. ustvarjanje racuna na binance says:
    9 months ago

    Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.

    Reply

Leave a Reply to ustvarjanje racuna na binance Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

11 + twelve =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021