JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Menjadi penyiar radio kerap dianggap sebagai suatu pekerjaan yang mudah, karena dinilai hanya perlu mengandalkan kualitas suara untuk menemani para pendengarnya. Namun ternyata, profesi tersebut membutuhkan lebih daripada sekedar suara yang bagus dan pelafalan yang jelas.
Hal ini diungkapkan langsung oleh dua penyiar dari dua stasiun radio yang berbeda, yakni Mario Pratama (Prambors FM), dan Deryansha (Hitz FM) dalam wawancara langsung dengan ULTIMAGZ. Berikut adalah enam hal yang utama menurut Mario dan Deryansha, dalam menjadi seorang penyiar radio yang baik.
1. Tidak kenal capek
Seorang penyiar radio harus mempunyai energi yang tiada habisnya, karena terkadang, mereka harus menggantikan shift penyiar lain. Belum lagi, ketika long weekend, beberapa penyiar tidak mendapatkan jatah liburan karena harus tetap siaran.
“Saat long weekend kemarin, gue gantiin Desta (Club Eighties) yang siaran jam 6 pagi. Padahal, jadwal siaran tetap gue itu jam 8-12 malam. Ngantuk sih, tapi sudah menjadi tuntutan pekerjaan,” cerita Mario.
2. Mempunyai passion
Ketika seseorang mempunyai passion dalam dunia siaran radio, ia akan menikmati pekerjaannya sebagai seorang penyiar, selelah apapun pekerjaannya. “Gue sendiri karena enjoy jadi penyiar radio, gue merasa Prambors bukan sebagai tempat kerja gue, melainkan sebagai rumah kedua,” ungkap Mario.
3. Mau belajar
Dalam setiap pekerjaan, seseorang dituntut untuk selalu belajar, dengan motivasi untuk mendapatkan ilmu baru. Begitu pula dengan pekerjaan menjadi seorang penyiar radio.
“Awal gue siaran itu, gue cuma digaji 75ribu Rupiah per jam dan gue siaran cuma dua jam, tapi senior gue bilang itu lumrah dalam dunia siaran radio karena kita semua mulai dari nol. Di radio, kita semua belajar,” kenang Deryansha.
4. Punya banyak keahlian
Keahlian seorang penyiar radio tidak hanya diukur dari kemampuan menghibur para pendengarnya dan melafalkan kata yang diucapkannya secara jelas. Namun, beberapa keahlian pun menjadi perhitungan yang cukup penting.
“Jadi penyiar radio itu gak cuma nemenin pendengarnya aja, tapi harus punya berbagai keahlian seperti mixing, nge-trim lagu, dan membaca berita menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris,” ucap Deryansha.
5. Tidak boleh mengekspresikan perasaan negatif
Salah satu kewajiban seorang penyiar radio adalah untuk menghibur para pendengarnya. Maka dari itu, penyiar dituntut untuk profesional dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, bagaimanapun keadaannya. “Ketika lo lagi bete atau punya masalah, lo gak bisa membawa itu ke dalam siaran lo. Karena tugas lo untuk menghibur para pendengar,” tambah Mario.
6. Menganggap pendengar sebagai seorang individu
Ketika ingin menjadi sangat intim, personal, serta interaktif dengan para pendengar, seorang penyiar radio harus menganggap pendengarnya hanyalah seorang saja atau individu, dan bukan sekumpulan orang. Hal ini bisa dilakukan seorang penyiar dengan menyapa pendengarnya dengan sapaan ‘lo‘ dan bukan ‘lo semua’, atau ‘kamu’ dan bukan ‘kalian’.
“Sewaktu gue masih training, selalu ditekankan sama mentor gue untuk menanggap seakan-akan gue lagi ngobrol sama tokoh kartun favorit gue, atau sama artis favorit gue. Misalkan gue lagi ngobrol sama Raisa. Percakapan yang terjadi hanya di antara kita berdua,” jelas Mario.
Penulis: Josephine Valencia
Editor: Alif Gusti Mahardika
Foto: instagram @pratamamario @deryansha_