• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Saturday, May 31, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lainnya

Art Imitates Nature: Alam Jadi Komposisi Utama Seni

by Kristy Charissa Lee
August 21, 2024
in Lifestyle
Reading Time: 4 mins read
Ilustrasi teknik menggambar dipadukan dengan alam. (ULTIMAGZ/Bryant Alexander)

Ilustrasi teknik menggambar dipadukan dengan alam. (ULTIMAGZ/Bryant Alexander)

0
SHARES
168
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pernahkah Ultimates berpikir “seni itu berasal dari mana?” Memang ada banyak catatan sejarah mengenai asal-usul seni sejak masa purbakala. Namun, salah satu faktor besar dari adanya seni adalah alam. 

Sejak dulu, seniman sering mengambil inspirasi dari lingkungan di sekitarnya sebagai referensi untuk membantu mereka dalam berkarya. Hal ini dapat dilihat dari para nenek moyang yang melukiskan sebuah perburuan di dinding goa. 

Baca juga: AI Art Generator Marak Digunakan, Bagaimana Nasib Seniman?

Otomatis, alam menjadi salah satu objek yang seringkali digambarkan seniman karena manusia tidak terlepas dari alam di sekitarnya. Dari sinilah muncul konsep art imitates nature, yang berarti seni meniru alam.

Asal Mula Konsep Art Imitates Nature

 Konsep ini tidak memiliki pencipta yang sah atau tahun terbit yang pasti. Namun, ajaran Plato pertama kali yang mengatakan bahwa seni merupakan imitasi objek dan kejadian dari kehidupan sehari-hari, dilansir dari users.rowan.edu. 

Ia berkata bahwa seni merupakan sebuah proses peniruan atau mimesis sehingga menganggapnya sebagai pertunjukan belaka atau delusi berbahaya.

Sebagai murid serta kritikus terbesarnya, Aristotle menyetujui filosofi tersebut. Ia menambahkan bahwa seni memang meniru alam dan itu bukanlah suatu hal yang berbahaya, dilansir faculty.fiu.edu. 

Konsep ini tentunya tidak berhenti di Plato baik Aristotle, melainkan berkembang sejalan masa. Filsuf serta kritikus seni John Ruskin memberikan saran kepada para seniman muda untuk mendatangi alam dengan hati terbuka sebagai inspirasi, dikutip dari britishart.yale.edu. 

Ruskin berkata bahwa jika seseorang dapat melukis satu daun, maka mereka dapat melukiskan satu dunia. Hal ini ia buktikan dalam lukisan-lukisannya yang kerap menggunakan daun sebagai subjek.

Mungkin Ultimates penasaran dengan penerapan art imitates nature pada karya seni Indonesia. Salah satu contoh yang baik bisa dilihat dari lukisan “Megamendung” karya Raden Saleh pada tahun 1861.

Lukisan "Megamendung" karya Raden Saleh yang merupakan salah satu contoh Art imitates nature
Lukisan berjudul “Megamendung” oleh Raden Saleh. (foto: goodnewsfromindonesia)

Karya tersebut menggambarkan pemandangan hutan yang lebat. Setiap helai daun digambarkan dengan sangat terperinci, menyerupai pemandangan nyata dan bahkan lebih indah dari alam sebenarnya.

Raden Saleh mampu menghasilkan karya penuh detail ini karena beliau menggunakan ketampakan alam sebenarnya. Lebih dari itu, beliau terkenal dengan gaya melukis aliran romantisme sehingga membuat pemandangan yang digambarkannya menjadi lebih indah. Ini menunjukkan bahwa lukisan yang mengimitasi alam mampu melahirkan karya-karya yang menakjubkan.

Alam Jadi Sumber Inspirasi Dunia Seni

Melihat dari beragam contoh karya yang mengikuti konsep ini, Ultimates pasti bertanya-tanya mengapa art imitates nature sering digunakan oleh para seniman.

Filosofi Aristotle menggaris bawahi bahwa mengimitasi merupakan hal yang wajar untuk manusia. Dengan mengimitasi, seniman dapat memastikan bahwa objek yang mereka gambarkan bisa dikenali dan diserap keindahannya. Sama dengan seniman baru mengimitasi para maestro, alam merupakan salah satu sumber inspirasi terbesar.

Ilustrasi karya seni origami berbentuk capung. (ULTIMAGZ/Ancilla Maura)
Ilustrasi karya seni origami berbentuk capung. (ULTIMAGZ/Ancilla Maura)

Seniman berkarya berdasarkan alam di sekitarnya, maka keindahan alam otomatis akan mempengaruhi keindahan seni. Melansir arts.msu.edu, Aristotle pernah berkata bahwa seni tidak hanya meniru alam, tetapi juga “mengurangi kekurangannya”. 

Filosofi tersebut dapat diinterpretasi sebagai seniman yang tidak hanya melukiskan alam, tetapi juga menciptakan perspektif baru dalam melihat keindahan tersebut.

Baca juga: PlastiKos: Teknologi Cerdas untuk Kurangi Sampah Plastik

Namun, lebih dari itu art imitates nature mengingatkan pula untuk tetap melestarikan alam. Tanpa keindahan alam, maka seni juga akan dirugikan karena seniman kehilangan sumber inspirasi mereka. 

Art imitates nature memberi tahu bahwa karya seni bergantung dengan alam sehingga menciptakan sebuah hubungan emosional antara seniman dan audiens dengan alam. Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian alam untuk mempertahankan keindahan seni itu sendiri. 

 

 

Penulis: Kristy Charissa Lee (Desain Komunikasi Visual, 2023) & Jonathan Christopher Winfrey (Desain Komunikasi Visual, 2023)

Editor: Josephine Arella

Foto: ULTIMAGZ/Ancilla Setiawan, ULTIMAGZ/Bryant Alexander, goodnewsfromindonesia.id

Sumber: users.rowan.edu, faculty.fiu.edu, britishart.yale.edu

Tags: alamaristotleart imitates natureartikelseriesalambidang seni dan budayafilosofi seniinspirasi senikarya senikesenianlukisanplato
Kristy Charissa Lee

Kristy Charissa Lee

Related Posts

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa
Kuliner

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa

May 27, 2025
Kopi yang berasal dari feses gajah. (antaranews.com)
Lifestyle

Dari Feses Gajah ke Cangkir Kopi: Cerita di Balik Kopi Ivory

May 27, 2025
Potret salah satu bahan sushi, kani. (istockphoto.com)
Lifestyle

Sushi Kani Ternyata Bukan Kani, tapi Surimi? Ini Faktanya!

May 23, 2025
Next Post

Melati: Bunga dari Himalaya Asia yang Menetap sebagai Puspa Bangsa

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021