SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pernahkah Ultimates berpikir “seni itu berasal dari mana?” Memang ada banyak catatan sejarah mengenai asal-usul seni sejak masa purbakala. Namun, salah satu faktor besar dari adanya seni adalah alam.
Sejak dulu, seniman sering mengambil inspirasi dari lingkungan di sekitarnya sebagai referensi untuk membantu mereka dalam berkarya. Hal ini dapat dilihat dari para nenek moyang yang melukiskan sebuah perburuan di dinding goa.
Baca juga: AI Art Generator Marak Digunakan, Bagaimana Nasib Seniman?
Otomatis, alam menjadi salah satu objek yang seringkali digambarkan seniman karena manusia tidak terlepas dari alam di sekitarnya. Dari sinilah muncul konsep art imitates nature, yang berarti seni meniru alam.
Asal Mula Konsep Art Imitates Nature
Konsep ini tidak memiliki pencipta yang sah atau tahun terbit yang pasti. Namun, ajaran Plato pertama kali yang mengatakan bahwa seni merupakan imitasi objek dan kejadian dari kehidupan sehari-hari, dilansir dari users.rowan.edu.
Ia berkata bahwa seni merupakan sebuah proses peniruan atau mimesis sehingga menganggapnya sebagai pertunjukan belaka atau delusi berbahaya.
Sebagai murid serta kritikus terbesarnya, Aristotle menyetujui filosofi tersebut. Ia menambahkan bahwa seni memang meniru alam dan itu bukanlah suatu hal yang berbahaya, dilansir faculty.fiu.edu.
Konsep ini tentunya tidak berhenti di Plato baik Aristotle, melainkan berkembang sejalan masa. Filsuf serta kritikus seni John Ruskin memberikan saran kepada para seniman muda untuk mendatangi alam dengan hati terbuka sebagai inspirasi, dikutip dari britishart.yale.edu.
Ruskin berkata bahwa jika seseorang dapat melukis satu daun, maka mereka dapat melukiskan satu dunia. Hal ini ia buktikan dalam lukisan-lukisannya yang kerap menggunakan daun sebagai subjek.
Mungkin Ultimates penasaran dengan penerapan art imitates nature pada karya seni Indonesia. Salah satu contoh yang baik bisa dilihat dari lukisan “Megamendung” karya Raden Saleh pada tahun 1861.
Karya tersebut menggambarkan pemandangan hutan yang lebat. Setiap helai daun digambarkan dengan sangat terperinci, menyerupai pemandangan nyata dan bahkan lebih indah dari alam sebenarnya.
Raden Saleh mampu menghasilkan karya penuh detail ini karena beliau menggunakan ketampakan alam sebenarnya. Lebih dari itu, beliau terkenal dengan gaya melukis aliran romantisme sehingga membuat pemandangan yang digambarkannya menjadi lebih indah. Ini menunjukkan bahwa lukisan yang mengimitasi alam mampu melahirkan karya-karya yang menakjubkan.
Alam Jadi Sumber Inspirasi Dunia Seni
Melihat dari beragam contoh karya yang mengikuti konsep ini, Ultimates pasti bertanya-tanya mengapa art imitates nature sering digunakan oleh para seniman.
Filosofi Aristotle menggaris bawahi bahwa mengimitasi merupakan hal yang wajar untuk manusia. Dengan mengimitasi, seniman dapat memastikan bahwa objek yang mereka gambarkan bisa dikenali dan diserap keindahannya. Sama dengan seniman baru mengimitasi para maestro, alam merupakan salah satu sumber inspirasi terbesar.
Seniman berkarya berdasarkan alam di sekitarnya, maka keindahan alam otomatis akan mempengaruhi keindahan seni. Melansir arts.msu.edu, Aristotle pernah berkata bahwa seni tidak hanya meniru alam, tetapi juga “mengurangi kekurangannya”.
Filosofi tersebut dapat diinterpretasi sebagai seniman yang tidak hanya melukiskan alam, tetapi juga menciptakan perspektif baru dalam melihat keindahan tersebut.
Baca juga: PlastiKos: Teknologi Cerdas untuk Kurangi Sampah Plastik
Namun, lebih dari itu art imitates nature mengingatkan pula untuk tetap melestarikan alam. Tanpa keindahan alam, maka seni juga akan dirugikan karena seniman kehilangan sumber inspirasi mereka.
Art imitates nature memberi tahu bahwa karya seni bergantung dengan alam sehingga menciptakan sebuah hubungan emosional antara seniman dan audiens dengan alam. Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian alam untuk mempertahankan keindahan seni itu sendiri.
Penulis: Kristy Charissa Lee (Desain Komunikasi Visual, 2023) & Jonathan Christopher Winfrey (Desain Komunikasi Visual, 2023)
Editor: Josephine Arella
Foto: ULTIMAGZ/Ancilla Setiawan, ULTIMAGZ/Bryant Alexander, goodnewsfromindonesia.id
Sumber: users.rowan.edu, faculty.fiu.edu, britishart.yale.edu