SERPONG, ULTIMAGZ.com – Ultimates pernah diputus kontak sepihak oleh orang terdekat? Bila pernah, maka Ultimates kemungkinan mendapatkan ghosting. Mari berkenalan lebih dekat dengan istilah ghosting dalam hubungan sosial.
Melansir dari hai.grid.id, ghosting adalah momen ketika satu individu secara tiba-tiba menghilang tanpa melakukan kontak di media mana pun. Ghosting seringkali dikaitkan dengan hubungan percintaan yang terkesan memberikan harapan palsu.
Baca juga: Sering Gugup Saat Presentasi? Yuk Kenali Gangguan Stage Fright
Ghosting termasuk dalam perilaku tidak sehat dan tak sopan. Menurut Carla Marie Manly, psikolog klinis di Santa Rosa, California, dalam artikel milik menshealth.com, sangat tidak sopan jika tidak mengkomunikasikan kalau tidak punya keinginan untuk melanjutkan hubungan.
Manly juga mengungkapkan bahwa tindakan ini bisa berdampak buruk bagi korban. Semakin lama waktu yang dihabiskan dalam hubungannya maka ghosting akan melukai korban secara mental dan emosional.
Orang yang melakukan ghosting didasarkan pada beberapa alasan personal. Dalam artikel milik hai.grid.id yang mengutip dari laman ugm.ac.id, ghosting bisa terjadi karena pelaku memiliki tipe kepribadian menghindar (avoidant personality). Pemicunya berawal dari penolakan orang tua sewaktu kecil.
Kemudian, pelaku ghosting bisa jadi tidak tahu cara mengkomunikasikan konflik dan cara menyelesaikannya. Orang seperti ini biasanya menganggap seiring berjalannya waktu, masalah akan selesai.
Selain itu, ghosting kemungkinan terjadi karena pelaku juga merasa tidak nyaman menggantungkan permasalahan. Namun, pelaku berpikir tidak menghadapi masalah saat itu adalah solusi terbaik.
Bagaimana agar tidak menjadi korban ghosting? Menurut Psych Central dalam artikel milik detik.com, ada tiga cara agar Ultimates tidak menjadi korban.
Pertama, menerapkan batasan dalam hubungan. Pastikan apa yang boleh dan tidak dibahas dalam hubungan Ultimates. Transparansi di awal membantu Ultimates bahwa tidak ada batasan yang dilanggar.
Kedua, memberi batas waktu. Ketika tidak mendapatkan respon dalam beberapa hari, Ultimates perlu memberikan peringatan waktu kepada pelaku untuk menjelaskan hubungan. Meski terkesan kasar, tetapi hal ini bisa menghindari perasaan kehilangan.
Ketiga, tidak menyalahkan diri sendiri. Ultimates tidak perlu menyalahkan dan merendahkan diri sendiri karena tidak memiliki bukti dan alasan pelaku menghilang. Hal tersebut dapat didasarkan oleh masalah pribadi sang pelaku.
Baca juga: Oversharing: Berbagi Cerita tetapi Mengundang Bahaya
Lantas langkah apa yang bisa dilakukan agar tidak menjadi pelaku ghosting? Melansir dari menshealth.com, jika tidak ingin melanjutkan hubungan, Ultimates perlu mengomunikasikan secara jujur, sopan, dan jelas. Komunikasi bisa dilakukan melalui chat atau obrolan langsung secara terhormat.
Ultimates sudah paham ‘kan tentang ghosting dan langkah preventif untuk menjadi korban atau pun pelaku. Jangan sampai menghilang tanpa memberi kejelasan kepada orang sekitar, ya Ultimates!
Penulis: Theresia Sekar Kinanti Deviatri
Editor: Jessie Valencia
Sumber: detik.com, hai.grid.id, menshealth.com
Foto: freepik.com