• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Wednesday, August 20, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Mengenal Hikikomori, Fenomena Isolasi Diri yang Umum di Jepang

Giofanny by Giofanny
November 1, 2024
in Lifestyle
Reading Time: 3 mins read
Ilustrasi perasaan sedih dan sendirian di dalam ruangan. (Pexels/Alex Green)

Ilustrasi perasaan sedih dan sendirian di dalam ruangan. (Pexels/Alex Green)

0
SHARES
76
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Di Jepang, ada istilah hikikomori hadir untuk menggambarkan orang yang mengisolasi diri. Orang tersebut menarik diri dari lingkungan dan hanya berdiam di rumah dalam jangka waktu yang lama. 

Melansir cnnindonesia.com, orang bisa disebut hikikomori saat menutup diri di rumah saja setidaknya dalam kurun waktu enam bulan. Kata hikikomori diciptakan oleh seorang psikolog Jepang, Tamaki Saito dalam bukunya yang berjudul Social Withdrawal – Adolescence Without End pada 1998.

Baca juga: Kenali Labubu, Karakter Monster Imut Ala Pop Mart yang Viral

Melansir theconversation.com, awalnya hikikomori berkembang di kalangan anak muda. Saat ini, diperkirakan sekitar 1,2 persen populasi Jepang adalah hikikomori. Namun, sekarang hikikomori tidak terbatas pada remaja. Orang paruh baya pun bisa mengalaminya. 

Seorang hikikomori secara sengaja mengasingkan diri dengan menolak untuk melakukan aktifitas umum, seperti keluar rumah untuk bekerja dan bersekolah bahkan menolak membeli bahan makanan. Meskipun begitu, ada juga hikikomori yang sesekali keluar rumah sekadar pergi ke perpustakaan atau belanja.

Keseharian hikikomori pun dilalui dengan tidur siang dan terjaga pada malam hari tanpa repot-repot melakukan interaksi sosial bahkan dengan anggota keluarga, seperti dikutip dari detik.com.

Fenomena Hikikomori bisa terjadi karena tekanan stres, seperti dari kondisi perundungan atau tuntutan kerja. Selain itu, disfungsi keluarga atau trauma juga bisa memicu keinginan untuk mengisolasi diri. 

Melansir alodokter.com, ada beberapa penyebab terjadinya hikikomori, seperti mendapat pola pengasuhan yang terlalu sering dimanja, kecanduan internet dan gadget sehingga enggan bersosialisasi, serta mengalami gangguan kejiwaan. 

Isolasi ini bisa menyebabkan depresi, gangguan kepribadian, gangguan kecemasan sampai keinginan bunuh diri. Buruknya lagi, pelaku hikikomori bisa merasa kesepian berat sebab tidak ada kontak komunikasi dengan orang luar. Maka dari itu, orang hikikomori sangat kesulitan untuk membentuk hubungan sosial yang sehat.

Baca juga: Kenali Ghosting, Tindakan Menghilang Tanpa Kabar

Perlu diingat hal yang terkait kesehatan mental sampai keinginan untuk menutup diri tentu tidak hanya terjadi di Jepang. Namun, fenomena ini juga dapat dirasakan oleh seluruh manusia. 

Oleh karena itu, Ultimates yang sedang merasa sangat tertekan hingga stres berat dan kesepian, jangan ragu lagi untuk langsung mencari pertolongan ke dokter profesional.

 

Penulis: Giofanny Sasmita

Editor: Mianda Florentina
Foto: Pexels/Alex Green

Sumber: cnnindonesia.com, detik.com, alodokter.com, theconversation.com

Tags: depresidepressionhikikomoriisolasi diriJapanjepangkesepianmental healthpenyakit mental
Giofanny

Giofanny

Related Posts

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa
Kuliner

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa

July 16, 2025
Kopi yang berasal dari feses gajah. (antaranews.com)
Lifestyle

Dari Feses Gajah ke Cangkir Kopi: Cerita di Balik Kopi Ivory

July 16, 2025
Potret salah satu bahan sushi, kani. (istockphoto.com)
Lifestyle

Sushi Kani Ternyata Bukan Kani, tapi Surimi? Ini Faktanya!

July 16, 2025
Next Post
Ilustrasi mahasiswa yang kesulitan mengurus surat perizinan. (ULTIMAGZ/Ryan Richardo)

Kampus Ketat Akan Perizinan, Mahasiswa Terima Dampaknya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × 1 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021