SERPONG, ULTIMAGZ.com – Di Jepang, ada istilah hikikomori hadir untuk menggambarkan orang yang mengisolasi diri. Orang tersebut menarik diri dari lingkungan dan hanya berdiam di rumah dalam jangka waktu yang lama.
Melansir cnnindonesia.com, orang bisa disebut hikikomori saat menutup diri di rumah saja setidaknya dalam kurun waktu enam bulan. Kata hikikomori diciptakan oleh seorang psikolog Jepang, Tamaki Saito dalam bukunya yang berjudul Social Withdrawal – Adolescence Without End pada 1998.
Baca juga: Kenali Labubu, Karakter Monster Imut Ala Pop Mart yang Viral
Melansir theconversation.com, awalnya hikikomori berkembang di kalangan anak muda. Saat ini, diperkirakan sekitar 1,2 persen populasi Jepang adalah hikikomori. Namun, sekarang hikikomori tidak terbatas pada remaja. Orang paruh baya pun bisa mengalaminya.
Seorang hikikomori secara sengaja mengasingkan diri dengan menolak untuk melakukan aktifitas umum, seperti keluar rumah untuk bekerja dan bersekolah bahkan menolak membeli bahan makanan. Meskipun begitu, ada juga hikikomori yang sesekali keluar rumah sekadar pergi ke perpustakaan atau belanja.
Keseharian hikikomori pun dilalui dengan tidur siang dan terjaga pada malam hari tanpa repot-repot melakukan interaksi sosial bahkan dengan anggota keluarga, seperti dikutip dari detik.com.
Fenomena Hikikomori bisa terjadi karena tekanan stres, seperti dari kondisi perundungan atau tuntutan kerja. Selain itu, disfungsi keluarga atau trauma juga bisa memicu keinginan untuk mengisolasi diri.
Melansir alodokter.com, ada beberapa penyebab terjadinya hikikomori, seperti mendapat pola pengasuhan yang terlalu sering dimanja, kecanduan internet dan gadget sehingga enggan bersosialisasi, serta mengalami gangguan kejiwaan.
Isolasi ini bisa menyebabkan depresi, gangguan kepribadian, gangguan kecemasan sampai keinginan bunuh diri. Buruknya lagi, pelaku hikikomori bisa merasa kesepian berat sebab tidak ada kontak komunikasi dengan orang luar. Maka dari itu, orang hikikomori sangat kesulitan untuk membentuk hubungan sosial yang sehat.
Baca juga: Kenali Ghosting, Tindakan Menghilang Tanpa Kabar
Perlu diingat hal yang terkait kesehatan mental sampai keinginan untuk menutup diri tentu tidak hanya terjadi di Jepang. Namun, fenomena ini juga dapat dirasakan oleh seluruh manusia.
Oleh karena itu, Ultimates yang sedang merasa sangat tertekan hingga stres berat dan kesepian, jangan ragu lagi untuk langsung mencari pertolongan ke dokter profesional.
Penulis: Giofanny Sasmita
Editor: Mianda Florentina
Foto: Pexels/Alex Green
Sumber: cnnindonesia.com, detik.com, alodokter.com, theconversation.com