JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Segala sesuatu yang berlebihan tentulah tak baik, termasuk minuman beralkohol. Meski konsumsi alkohol dalam jumlah kecil terbukti mengurangi risiko penyakit jantung, konsumsi alkohol berlebih tetap dapat menimbulkan efek buruk bagi tubuh. Konsumsi alkohol berlebih dalam jangka panjang justru meningkatkan risiko penyakit jantung, hati, serta ragam jenis kanker.
Institut Penyalahgunaan Alkohol dan Alkoholisme Nasional (NIAAA) Amerika Serikat (AS) mengatakan, konsumsi alkohol berlebih dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular seperti kardiomiopati atau pelemahan otot jantung, detak jantung tidak teratur, serta hipertensi dan stroke. Karena respons otak yang menurun, jantung perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Saat memasuki tubuh, alkohol terlebih dulu dicerna di hati. Namun, konsumsi alkohol berlebih dan berkepanjangan membuat proses regenerasi sel hati terganggu. Hal ini dapat menyebabkan efektivitas hati dalam mencerna lemak menurun sehingga lemak tertimbun di hati. Pembengkakan pada hati atau hepatitis pun sangat mungkin terjadi. Kedua penyakit ini meningkatkan risiko kanker hati.
Selain kanker hati, kanker payudara dan kanker di area kepala dan leher juga sering dikaitkan dengan konsumsi alkohol. 53 penelitian tentang konsumsi alkohol dan risiko kanker payudara pada perempuan menunjukkan, bahwa perempuan yang minum lebih dari 45 gram alkohol (3,2 gelas minuman) per hari mempunyai risiko 1,5 kali lebih tinggi terkena kanker payudara dibanding seseorang yang tidak minum. Orang yang mengkonsumsi 50 gram alkohol (3,5 gelas minuman) per hari mempunyai risiko setidaknya dua sampai tiga kali lebih tinggi terkena kanker di area kepala dan leher dibanding orang yang tidak minum sama sekali. Risiko ini lebih tinggi bagi peminum yang juga perokok.
Saat mengkonsumsi alkohol, kinerja reseptor glutamat di otak kita menurun, sedangkan aktivitas reseptor asam gamma-aminobutirat (GABA) meningkat. Dalam keadaan normal, kedua reseptor ini bekerjasama meregulasi fungsi otot dan respons tubuh. Tidak aktifnya reseptor glutamat membuat koordinasi otot melemah, sedangkan meningkatnya kinerja reseptor GABA membuat respons otak menurun. Keadaan inilah yang umumnya kita sebut sebagai ‘mabuk’.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kecelakaan yang disebabkan konsumsi alkohol berlebih menyumbang 20,9% jumlah kematian karena alkohol di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, berkendara saat mabuk menjadi penyebab 12,7% kematian akibat kecelakaan lalu lintas bagi laki-laki. Tak jauh beda, bagi perempuan angkanya mencapai 8,9%.
Tak hanya kecelakaan lalu lintas, penurunan fungsi otak di bawah pengaruh alkohol juga meningkatkan risiko kekerasan, aktivitas seksual berisiko, mood swing, dan keguguran bagi perempuan hamil.
Setiap orang Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas rata-rata mengkonsumsi 0,8 liter alkohol per tahun, sekitar 87,5% lebih rendah dibanding rata-rata dunia tahun 2016 yang mencapai angka 6,4 liter per orang per tahun. Meski demikian, untuk menghindari bahaya-bahaya di atas, ragam studi menyarankan batasan konsumsi alkohol di satu gelas per hari bagi perempuan dan dua gelas per hari bagi laki-laki.
Penulis: Charlenne Kayla Roeslie
Editor: Maria Helen Oktavia
Foto: La Bomba Rifai Manullang
Sumber: who.int, niaaa.nih.gov, cdc.gov, hsph.harvard.edu