ZURICH, ULTIMAGZ.com – Hukuman delapan tahun larangan beraktivitas di dunia sepak bola oleh Komite Etik FIFA menandai berakhirnya karier Sepp Blatter dan Michel Platini, Senin (21/12). Keduanya terbukti terlibat kasus suap 2 juta dollar AS atau sekitar Rp 28 miliar.
“Komite Etik yang diketuai oleh Hans Joachim Eckert, telah memberi sanksi kepada Presiden FIFA Joseph S Blatter, dan Wakil Presiden FIFA sekaligus Presiden UEFA, Michel Platini, berupa larangan aktif selama delapan tahun dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan sepak bola, pada tingkat nasional dan internasional,” tulis FIFA dalam situs resminya.
“Tuan Blatter dalam posisinya sebagai Presiden FIFA telah memberikan uang pada tuan Platini yang tidak memiliki dasar-dasar hukum dalam perjanjian tertulis yang ditandatangani kedua pejabat. Tindakan mereka tidak menghormati semua peraturan dan hukum yang berlaku di tubuh FIFA,” lanjut pernyataan tersebut.
Namun, Platini dan Blatter langsung mengajukan banding lantaran keduanya menganggap tuduhan tersebut merupakan serangan terhadap pribadi mereka dan FIFA. Ketua Federasi Sepak Bola Inggris (FA) Greg Dyke menilai rencana banding Platini dan Blatter amat menyedihkan. Menurutnya, keduanya tidak mau memisahkan diri dari FIFA.
“Ini adalah akhir karier bagi keduanya,” tuturnya.
Bagi Dyke, kasus korupsi ini membuatnya kecewa lantaran pada awalnya ia mendukung Platini menggantikan Blatter sebagai presiden FIFA. Ia berpikir dukungan tersebut pantas karena Platini menjalankan tugasnya dengan baik sebagai presiden UEFA. “Kami memberikan dukungan terlalu dini kepada Platini, dan kami tidak tahu apa pun soal kasus ini,” ujarnya.
Sementara itu, David Beckham menilai kasus tersebut merupakan waktu yang tepat untuk melakukan perubahan besar di tubuh FIFA. “Jadikan kasus ini untuk reformasi di dunia sepak bola,” ujar ikon sepak bola Inggris ini.
Selain hukuman tersebut, Blatter dan Platini juga dikenai denda. Blatter wajib membayar denda sebesar 33.700 poundsterling, sedangkan Platini 54.000 poundsterling.
Penulis: Christoforus Ristianto Editor: Alif Gusti Mhardika Sumber: BBC/AFP/theguardian.com Foto: theguardian.com