• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, August 26, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Opini

Combat Sports: Ajarkan Kekerasan Atau Latih Mental dan Badan?

Michael Ludovico by Michael Ludovico
February 17, 2025
in Olahraga, Opini
Reading Time: 6 mins read
Combat sports

Ilustrasi combat sport. (clubsolutionsmagazine.com)

0
SHARES
218
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Combat sports saat ini jadi salah satu olahraga yang sedang naik daun di Indonesia. Muncul berbagai promotor combat sports, seperti Byon Combat, Holywings Sport Show (HSS), dan Baku Hantam Championship (BHC).

Melansir elitemmashop.com, combat sports adalah olahraga tarung yang mempertemukan dua atlet saling berhadapan. Ada beberapa bela diri yang termasuk ke dalam cabang ini. Mulai dari tinju (boxing), Muay Thai, kickboxing, dan gulat (wrestling).

Baca juga: Anggar, Seni Bela Diri Menggunakan Pedang Tumpul Asal Eropa

Pada November 2024 lalu, Byon Combat gelar acara multinasional yang ramai di masyarakat. Acara ini bertajuk “Byon Combat Showbiz 4: Indonesia vs Malaysia” yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat.

Hampir semua pertandingan yang tersaji mempertemukan para petarung Indonesia dan Malaysia di atas ring. Selain itu, cabang olahraga yang dipertandingkan adalah tinju dan kickboxing.

Berdasarkan data yang disajikan oleh Byon Combat via Instagram @byoncombat, per Minggu (15/12/24), tercatat ada lebih dari 4.900 penonton yang menyaksikan langsung dari arena. Lalu, sebanyak 23 juta pasang mata turut saksikan pertandingan tersebut via kanal YouTube dan tercatat ada 416 ribu pembelian pay per view (PPV) melalui aplikasi live streaming Vidio.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Byon Combat (@byoncombat)

Erpin Syah, pelatih mixed martial arts (MMA) dari sasana BSA Martial Arts menjelaskan bahwa saat ini, perkembangan combat sports sudah semakin pesat.

“Kalau tentang combat sport, saat ini sangat maju. Apalagi (dengan adanya) event-event (pertandingan) atau (para) influencer yang menjajahi dunia olahraga ini,” jelasnya saat diwawancarai oleh ULTIMAGZ, Kamis (28/11/24).

Kemudian, ia pun menjelaskan perkembangan olahraga kontak fisik ini menarik perhatian banyak orang dari berbagai kalangan. Tidak hanya atlet saja, tetapi juga para artis pun turun tangan dalam berbagai pertandingan.

“Sekarang, semua terjun ke situ untuk berlomba-lomba. Buat mencari popularitas (dan) mencari prestasi. Jadi, semua sekarang, enggak artis, enggak atlet, semua bersaing,” tuturnya.

Akan tetapi, terlepas dari antusias para pecinta combat sport di Indonesia, masih ada pandangan skeptis mengenai olahraga ini.

Pasalnya, masih banyak yang berkomentar bahwa combat sport tidak baik untuk masyarakat. Hal ini berkaitan dengan unsur kekerasan yang terlihat.

Pernyataan tersebut juga muncul lantaran olahraga ini merupakan olahraga kontak fisik. Melansir klikdokter.com, terdapat sejumlah risiko yang dapat terjadi dalam berlatih combat sports. Kemungkinannya yaitu pergelangan tangan/kaki terkilir, memar pada tubuh, dan juga dislokasi.

Selain fisik, ada juga dampak negatif yang berpotensi terjadi secara psikis. Melansir idntimes.com, praktisi olahraga ini berpotensi berubah menjadi orang yang arogan. 

Kemudian, praktisi juga berpotensi sulit berkolaborasi dengan orang lain lantaran ego tinggi. Pada tingkatan ekstrem, bisa saja ilmu combat sport disalahgunakan sehingga dapat menyakiti sesama.

Umumnya, hal ini terjadi akibat praktisi merasa sudah menguasai segala ilmu bela diri. Hal inilah yang membuat segala perasaan tersebut muncul dan menjadi dampak negatif sehingga dapat merugikan orang lain.

Masih mengenai pendapat kontra soal combat sport, ada salah satu contoh kasus yang terjadi di Indonesia. Pada Rabu (13/06/24), ada sejumlah ibu yang protes di depan kantor MOLA TV sebagai broadcaster utama tayangan mixed martial arts (MMA) dari promotor Ultimate Fighting Championship (UFC).

Melansirdari akurat.co, protes tersebut dilatarbelakangi oleh unsur kekerasan yang tersaji secara visual. Tidak hanya itu, para demonstran pun sebut tayangan UFC mengajarkan kekerasan kepada anak di bawah umur.

Kendati demikian, segala pendapat kontra mengenai combat sport tidak selamanya benar. Hal ini terjadi lantaran banyak dampak positif yang didapatkan dengan berlatih olahraga ini.

Secara fisik, tubuh pun jadi lebih sehat. Berbagai gerakan bela diri mampu ciptakan ketahanan dan fleksibilitas tubuh di level tinggi, dilansir dari siloamhospitals.com. Tidak hanya itu saja, keseimbangan tubuh pun ikut terlatih.

Melansir halodoc.com, secara psikis, kepercayaan dan harga diri terlatih secara baik. Kemudian, praktisi diajarkan untuk saling menghormati sesama.

Tidak hanya itu saja, pikiran pun terlatih agar dapat menyelesaikan konflik tanpa melibatkan kekerasan. Masih berkaitan dengan sisi psikis, Erpin Syah turut berikan tanggapannya.

Baginya, salah satu cara terbaik agar olahraga ini diterima di masyarakat adalah dengan melakukan sosialisasi secara gencar. Hal ini juga dilakukan guna meminimalisir penyalahgunaan ilmu bela diri di lingkungan sekitar. 

“Sebenarnya, kalau menurut saya itu, baiknya dijelaskan, disosialisasikan ke sekolah-sekolah (bahwa) ini tentang bela diri. Ini tentang self defense. Jadi, kita enggak ada lagi yang namanya bullying,” jelas Erpin Syah.

Baca juga: Kyokushin, Aliran Karate dengan Teknik Bertarung Tanpa Pelindung

Harus diakui bahwa combat sport adalah olahraga yang penuh resiko. Konsep kontak fisik yang kental memang berpotensi berikan sejumlah dampak buruk untuk jangka panjang.

Akan tetapi, hal-hal negatif tersebut pun juga dapat dikurangi. Asalkan proses latihan diawasi oleh tenaga profesional serta menerapkan sikap bijak selama berlatih, dampak baik combat sport pun dapat dirasakan secara maksimal.

 

 

Penulis: Michael Ludovico (Jurnalistik, 2021)

Editor: Jessie Valencia

Foto: mensfitness.co.uk

Sumber: elitemmashop.com, klikdokter.com, idntimes.com, akurat.co, halodoc.com, siloamhospitals.com

Tags: Baku Hantam Championshipsbela diriByon CombatCombat SportHolywings Sport Show
Michael Ludovico

Michael Ludovico

Related Posts

digicam
Opini

Digicam Kembali ke Pasar: Dari Kesenangan Jadi Berlebihan?

July 16, 2025
Lewis Hamilton memenangkan gelar juara dunia keduanya pada 2014. (independent.co.uk)
Hiburan

Mengenal Lewis Hamilton, Sang Pembalap F1 Legendaris

July 16, 2025
Oscar Piastri, Max Verstappen, dan Charles Leclerc berdiri di atas podium pada balapan F1 Grand Prix Saudi Arabia. (autosport.com)
Olahraga

Oscar Piastri Berhasil Mendominasi Grand Prix Saudi Arabia

April 24, 2025
Next Post
Para aktor pemeran film Stand By Me. (imdb.com)

Stand By Me: Film Klasik yang Mengajarkan Arti Persahabatan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four + nineteen =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021