SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pelatih Jose Mourinho berhasil memenangkan big match antara Manchester United (MU) melawan Chelsea dalam lanjutan Liga Primer Inggris di Old Trafford, Minggu (16/04/17). Kemenangan ini diraih “The Red Devils” tak lain lantaran kecerdikan dari pelatih asal Portugal ini, sehingga menurut redaksi Ultimagz dirinya patut menyandang gelar Man of The Match (MOTM). Berikut analisis mengapa Chelsea gagal mendapat poin dan alasan mengapa The Special One patut menyandang MOTM pada pertandingan kali ini.
Sebelumnya, kedua tim sempat bertemu pada lanjutan liga Inggris, Minggu (23/10/16) di Stamford Bridge tahun lalu, kembalinya Jose Mourinho ke Stamford Bridge mendapatkan ‘sambutan’ yang sama sekali tidak disangka oleh dirinya. Dilibas 4 gol tanpa balas, pasukan Mourinho seakan tak mampu membaca arah bola yang dimainkan oleh anak-anak asuh Antonio Conte tersebut. Memasang formasi 3-4-3, lini tengah “The blues” yang kala itu dimotori oleh Alonso, Nemanja Matic, Kante, dan Moses seakan mampu mengatur permainan, meredam lini tengah dan depan MU serta mampu mendistribusi umpan kepada tiga penyerang tajam mereka, Pedro, Costa, dan Hazard.
Berkaca pada pertandingan tersebut, Mourinho mencoba untuk mengganti formasi mereka dari 4-5-1 menjadi 3-4-3 kala bertemu Chelsea pada lanjutan piala FA, Selasa (14/3/17) bulan lalu. Kendati tetap menerima kekalahan 1-0, terlihat Mourinho mampu belajar dari kekalahan sebelumnya. Dengan menggunakan taktik mirroring untuk melawan The Blues, Valencia, Herrea, Pogba, dan Darmian dapat dikatakan mampu meredam lini depan dan lini tengah Chelsea. Saat itu, Kante berhasil melesakkan satu gol melalui tendangan kerasnya pada menit ke-51.
Merasa unggul di dua pertandingan terakhir ditambah rekor pertemuan yang selalu baik saat bertemu MU, Chelsea seperti berada di atas angin. Alih-alih memperjauh selisih poin dengan peringkat kedua, Chelsea dipaksa bertekuk lutut dihadapan 75.272 penonton yang hadir di Old Trafford, Minggu (16/04/2017).
Selalu belajar dari setiap pertandingan, Mourinho menunjukkan kecerdikanya malam itu. Mantan pelatih Real Madrid ini kembali menerapkan taktik mirroring, yakni mengikuti racikan formasi ala Conte di mana hanya menggunakan tiga bek dan menaruh banyak pemain di lini tengah, MU akhirnya berhasil menundukkan Chelsea dengan skor meyakinkan, 2-0.
Di pertandingan ini, Ander Herrera mampu menjalani tugas yang diberikan Mourinho dengan sangat baik, yakni mampu memainkan peran sebagai motor serangan serta melapis pertahanan dengan sama baiknya. Tentu pencapaiannya ini juga berkaitan dengan kerja keras dua gelandang sentral lainnya, Pogba dan Fellaini. Ketiganya mampu meredam lni tengah Chelsea, sehingga The Blues hanya mampu mendapatkan 14% akurasi umpan silang dari total 14 umpan yang dilancarkan selama pertandingan.
Selain kemenangan 2-0 atas Chelsea, bukti dari keberhasilan racikan taktik Mirroring ala Mourinho ini membuat Chelsea menjadi salah satu klub yang gagal mencatatkan satu pun tendangan tepat sasaran (shoot on goal) di Liga Primer Inggris untuk kali pertama dalam satu dekade terakhir, (sumber: goal.com).
Selain racikan formasinya, pemilihan pemain depan dengan lebih memilih memasang Rashford diduetkan dengan Lingard, dibandingkan dengan striker unggulan mereka, Ibrahimovic dinilai menjadi kecerdikan tersendiri oleh Mourinho dalam mengambil keputusan. Mourinho sadar permainan bola lambung yang kerap menjadi keunggulan “Ibra Kadabra”, dinilai sulit untuk menembus lini belakang Chelsea yang memiliki postur badan tinggi yakni Zouma, David Luiz, dan Cahill. Alhasil, penyerang dengan tipe pergerakan yang cepat seperti Rushford dan Lingard, menjadi pilihan utama yang dipilih oleh The Special One.
Mengutip dari wikipedia.org, MOTM atau ‘Pemain terbaik laga’ merupakan predikat pemain yang berperan vital bagi kemenangan atau penampilan maksimal tim pada sebuah pertandingan. Memang, belum ada sejarah yang mencatatkan seorang pelatih sebagai penyandang predikat ini. Biasanya, mereka yang mencetak gol penentu, pencetak gol atau umpan terbanyak dalam satu pertandingan, atau pemain yang memberikan peran penting dalam sektor penyerangan atau pertahananlah yang menyandang predikat ini. Dapat dikatakan, penyandang MOTM ini menerapkan pendekatan berupa hasil akhir laga, bukan proses bagaimana sebuah tim mampu mendapatkan hasil demikian. Maka bila berpacu dari proses, rasanya Mourinho layak untuk mendapat predikat MOTM pada pertandingan kali ini versi redaksi Ultimagz.
Penulis: Rafael Ryandika
Editor: Christoforus Ristianto
Foto: goal.com
Sumber: goal.com, bola.net, panditfootball.com, wikipedia.org