SERPONG, ULTIMAGZ.com–Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia Imam Nahrawi berharap agar Timnas Indonesia U-12 yang berhasil lolos ke Final Dunia Danone Nations Cup di Barcelona, Spanyol pada Oktober mendatang bisa mengangkat nama sepakbola Indonesia di mata dunia. Harapan tersebut dilontarkan melalui kata sambutannya di turnamen sepakbola U-12, Final Nasional Aqua Danone Nations Cup (AQUADNC) di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, Sabtu (27/07/19).
“Secara prestasi di usia dini, sepakbola Tanah Air kita sangat luar biasa, sangat membanggakan. Bahkan terakhir kali, kita memenangkan AFF (Asean Football Federation) di Kamboja. Karena demikian, anak-anak yang nanti lolos ke Barcelona, bawalah merah putih setinggi-tingginya,” kata Imam. Ia menambahkan, sepakbola Indonesia seharusnya tidak hanya menjadi macan Asia, melainkan macan dunia.
Selain itu, Imam menjelaskan, budaya berolahraga tidak dapat tumbuh secara instan, tapi harus melalui proses berjenjang dan berkesinambungan secara berkala. Oleh karena itu, pemerintah mengapresiasi Danone-Aqua yang telah menyediakan wadah pembinaan dan pengembangan usia dini bagi pemain sepakbola Indonesia muda sejak tahun 2003. Diketahui, 50% dari Tim Nasional Indonesia terdiri dari alumni-alumni AQUADNC.
“Kami akan memberangkatkan dua tim. Yang pertama adalah pemenang pada turnamen tahun ini. Yang kedua adalah pemenang pada tahun lalu,” ujar Marketing Manager Danone-Aqua Jeffri Richardo.
Pemenang tahun ini diseleksi dari 5.000 tim yang berasal dari seluruh Indonesia. Semua tim mengikuti seleksi regional terlebih dahulu. Kemudian, 16 tim yang terdiri dari 200 pemain akan berlaga untuk memperebutkan kesempatan bertanding di Barcelona yang melibatkan 27 negara.
Psikolog Anak Roslina Verauli mengatakan, olahraga yang dilakukan di bangku sekolah tidak seharusnya mengganggu akademis anak. Sebaliknya, olahraga seharusnya membawa dampak yang baik pada akademis anak.
“Ketika waktu berolahraga ditambah di jam sekolah, justru performa anak-anak di bidang akademis semakin meningkat. Tidak hanya kompeten di bidang fisik, tetapi juga emosional dan sosial,” tutur Roslina. Menurutnya, dalam sepakbola, pemain didorong untuk belajar rendah hati ketika menang dan lapang dada ketika kalah. Maka, begitu pula yang seharusnya terjadi dalam bidang akademis. Selain itu, kerjasama tim mendorong anak-anak lebih terampil bersosialisasi dan gigih menghadapi tantangan.
Penulis: Ignatius Raditya Nugraha
Editor: Geofanni Nerissa Arviana
Foto: Ignatius Raditya Nugraha