PHOENIX, ULTIMAGZ.com – Berita duka menyelemuti dunia tinju internasional. Salah satu legenda dalam sejarah tinju, yakni Muhammad Ali meninggal dunia pada Jumat (3/6) di rumah sakit di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Selain dengan prestasinya, Ali meninggalkan banyak kenangan melalui kata-katanya yang kontroversial, ketika masih aktif di dunia tinju dahulu.
Ketika harus menghadapi Ali, petinju lain tak hanya perlu menyiapkan taktik khusus untuk bertahan dari pukulan-pukulannya. Namun, mereka juga harus menyiapkan mentalnya dari kata-kata Ali yang terkadang sangat kontroversial.
Sosok yang pensiun dengan mengemas 56 kali kemenangan dan 5 kali kekalahan sepanjang kariernya ini memang memiliki kepercayaan diri yang luar biasa. Apalagi ketika harus menghadapi petinju lain di ring dalam sebuah pertandingan bergengsi. Namun terkadang, akibat percaya dirinya yang berlebihan, kata-katanya mampu membuat “panas telinga” berbagai pihak.
Berikut beberapa kata-kata kontroversial yang pernah dilontarkan legenda tinju yang dulunya bernama Cassius Marcellus Clay Jr., sebelum memutuskan untuk memeluk Islam pada awal 1960-an ini:
1. Saya muda, saya tampan, saya cepat, saya tak mungkin dikalahkan.
2. Melayani orang lain adalah harga sewa yang harus Anda bayar untuk tempat tinggal Anda di dunia.
3. Sukar untuk menjadi rendah hati jika Anda sehebat saya.
4. Bukan gunung yang menjulang yang akan Anda daki yang membuat Anda kekelahan, tapi kerikil di sepatu Anda.
5. Jika Anda bermimpi untuk mengalahkan saya, maka Anda lebih baik segera bangun dan meminta maaf.
6. Dia yang tak cukup punya keberanian untuk mengambil resiko, takkan mencapai apapun dalam hidup.
7. Seorang lelaki yang di usia 50 tahun memandang dunia dengan cara yang sama ketika ia berusia 20 tahun, telah menyia-nyiakan 30 tahun hidupnya.
8. Manusia yang tak punya imajinasi tak punya sayap.
9. Ia (Sonny Liston) terlalu jelek untuk menjadi juara dunia. Seorang juara dunia harus rupawan seperti saya.
10. Membenci orang lain karena warna kulitnya adalah salah. Tidak peduli jenis warna kulitnya, hal itu salah.
11. Ini hanya soal pekerjaan. Rumput tumbuh, burung-burung terbang, gelombang air laut terempas di pasir pantai. Saya memukuli orang-orang.
12. Saya membenci setiap menit dari latihan, tapi saya bilang pada diri sendiri, ‘Jangan berhenti. Lebih baik menderita sekarang dan jalani sisa hidupmu sebagai seorang juara.’
13. Jangan hitung hari-harimu. Buat hari-harimu dapat diperhitungkan.
14. Ketika pertarungan imbang, hanya orang yang tahu rasanya dikalahkan bisa mencapai dasar jiwanya sendiri dan mendapatkan kekuatan ekstra yang dibutuhkan untuk menang.
15. Membual adalah ketika seseorang mengatakan sesuatu tapi tak bisa melakukannya. Saya melakukan yang saya katakan.
Mengidap penyakit parkinson (kelainan pada saraf) tiga tahun setelah pensiun pada 1981, kondisi Ali terus memburuk selama dua tahun terakhir. Pada Desember 2014, Ali harus masuk rumah sakit akibat penyakit pneumonia (radang paru-paru).
Satu bulan setelahnya, pemegang medali emas Olimpiade 1960 itu kembali masuk rumah sakit. Kali ini, legenda kelahiran Louisville, Kentucky, Amerika Serikat ini mengalami masalah pada saluran kantung kemih.
Komplikasi penyakit akhirnya membuat sang legenda menghembuskan napas terakhirnya pada usia 74 tahun. Meskipun begitu, kenangan lewat kata-kata dan reputasinya sebagai petinju kelas berat terhebat sepanjang sejarah, akan terus hidup selamanya.
Kata-kata di atas membuat Ali makin menjadi petinju yang fenomenal, seiring dengan prestasi yang cukup mentereng di dunia tinju kelas berat dahulu. Sehingga, meskipun sosoknya telah pergi untuk selamanya, kata-kata tersebut akan terus menjadi kenangan sepanjang masa dari legenda tinju yang sering dijuluki “Si Mulut Besar” ini, yang akan terus diceritakan dari generasi ke generasi.
Selamat jalan, juara!
Penulis: Richard Joe Sunarta
Editor: Alif Gusti Mahardika
Sumber: cnnindonesia.com
Foto: Bettmann/CORBIS