LEICESTER, ULTIMAGZ.com – Leicester City akan menghadapi pekan-pekan krusial dengan empat laga tersisa di Liga Primer Inggris musim ini. Mereka dalam upaya menorehkan tinta emas dalam sejarah 132 tahun berdirinya klub ini, yakni menjadi juara di kasta teratas sepak bola Inggris.
Meskipun mengalami hasil seri 2-2 pada saat menjamu West Ham United pekan lalu, Leicester masih mampu memimpin klasemen dengan keunggulan lima poin atas pesaing terdekatnya Tottenham Hotspur di posisi kedua.
Meski demikian, dalam beberapa pekan dan laga mendatang, Leicester masih dituntut fokus dalam melakoni laga agar setidaknya mempertahankan poin dari kejaran Spurs dan merengkuh gelar juara. Performa Spurs yang makin on fire jelang akhir musim tentu menjadi tantangan tersendiri bagi The Foxes untuk menjaga konsistensi serta terus meraih hasil positif di sisa musim.
Sebab seburuk-buruknya, tim asuhan Claudio Ranieri itu hanya boleh menderita satu kali kekalahan jika seandainya Spurs menyapu bersih kemenangan di empat laga tersisa.
Secara hitungan poin, posisi Leicester bisa dibilang dalam tekanan yang cukup besar. Apalagi, Jamie Vardy yang merupakan ujung tombak Leicester, dipastikan absen membela Leicester saat menjamu Swansea City, Minggu (24/4) mendatang. Ditambah pula laga berat yang harus mereka hadapi di kandang Manchester United, pekan berikutnya.
Tidak hanya itu, dua lawan terakhir mereka di musim ini juga bisa dibilang tidak mudah, yaitu melawan Everton di kandang dan melawat ke markas Chelsea di matchday terakhir.
Konsistensi menjadi sesuatu yang sangat penting dan harus dipertahankan The Foxes dalam menjalani pekan-pekan krusial tersebut. Tanpa memedulikan hasil Spurs yang juga dapat dibilang akan menghadapi laga-laga berat di pekan-pekan berikutnya (West Bromwich Albion/Kandang, Chelsea/Tandang, Southampton/Kandang, dan Newcastle United/Tandang), Leicester harus terus menatap kemenangan di laga-laga yang tersisa demi target besar juara tersebut.
Jika mampu menjadi juara musim ini, Ranieri menjadi pelatih pertama yang mempersembahkan gelar liga nomor satu di Inggris ini kepada Leicester sepanjang sejarah.
Pada awal musim, manajer asal Italia tersebut sebenarnya hanya memasang target klub Midland ini untuk tidak terdegradasi. Harapan itu sangat realistis, mengingat Leicester sempat menjalani perjuangan berat untuk tetap bertahan Liga Primer musim sebelumnya.
Namun, target itu kini menjadi melambung jauh dan bahkan tak tanggung-tanggung; gelar juara malah menjadi di depan mata. Dan untuk meraih gelar itu, konsistensi positif menjadi satu-satunya opsi bagi Leicester.
Penulis: Richard Joe Sunarta
Editor: Alif Gusti Mahardika
Foto: Getty Images