SERPONG, ULTIMAGZ.com – Setelah menganggur hampir setahun, Jose Mourinho resmi kembali menjabat sebagai pelatih utama dengan kontrak hingga tahun 2023, Rabu (20/11/19). Tottenham Hostspurs menjadi pelabuhan baru The Special One untuk kembali menunjukkan skill manajerialnya. Ia dipilih menjadi pelatih utama klub asal London Utara tersebut tak lama setelah Mauricio Pocchetino didepak karena dianggap gagal membawa hasil yang bagus pada pertengahan musim ini.
Hingga pertengahan musim ini, Tottenham baru mampu menempati posisi ke-14 di klasemen sementara. Finalis Liga Champion tersebut baru membukukan 3 kemenangan hingga pekan ke-12 di Liga Inggris. Saat ini, klub tersebut baru mengoleksi 14 poin yang hanya berjarak 6 poin dari klub yang berada di zona degradasi. Lima tahun membangun Tottenham nyatanya tak cukup bagi pemangku keputusan untuk mempertahankan Pocchetino.
Jose Mourinho dipilih oleh manajemen klub karena dianggap mampu menjadi suksesor Pocchetino. Meskipun cukup lama menganggur, kemampuan Mourinho sebagai pelatih tak diragukan lagi. Sepanjang karirnya, ia telah melatih 5 klub besar Eropa, antara lain Porto, Inter Milan, Chelsea, Real Madrid, dan Manchester United. Bersama klub-klub tersebut, The Special One tak pernah absen untuk mempersembahkan gelar bagi klubnya. Menukangi Tottenham akan menjadi tugas baru bagi Mourinho untuk mempertahankan pendapat pecinta sepakbola bahwa dirinya merupakan salah satu pelatih terbaik yang ada di dunia sepakbola.
Absen menjadi pelatih sepakbola selama kurang lebih 7 bulan tak membuat Mourinho meninggalkan dunia sepakbola. Ia beralih profesi menjadi komentator sepakbola. Hanya saja, ia pernah mengaku merasa tidak nyaman ketika tidak menjadi seorang pelatih. Namun bukannya tawaran tidak datang untuknya. Justru, hal tersebut tak membuat dirinya asal menerima tawaran kerjaan sebagai pelatih untuk beberapa klub. Ia pernah menyebutkan bahwa dirinya tetap menunggu dan sabar untuk memilih klub mana yang cocok untuk ia tukangi. Hingga pada akhirnya Tottenham menjadi pilihan baginya untuk menerima pinangan sebagai pelatih.
“Saya harus sabar dan itu adalah hal yang paling sulit karena saya memiliki dorongan selama periode ini berkali-kali (untuk mengatakan) ‘Ya, saya pergi’. Tidak, saya tidak bisa pergi. Saya tidak bisa pergi. Saya harus menunggu dengan tepat untuk yang tepat,” ujar Mourinho ketika ditanya mengapa menolak beberapa tawaran klub, dikutip dari liputan6.com.
Melihat kemampuan Mourinho, Tottenham bukanlah sebuah klub yang sulit untuk dibenahi. Mou dan Pocchetino dianggap hampir memiliki kesamaan dalam hal formasi dan sistem. Mourinho seringkali memakai formasi 4-2-3-1 dan 3-5-2 untuk beberapa kesempatan. Formasi tersebut juga tak jarang digunakan Pocchetino bagi Tottenham. Dari gaya permainan pun, kedua pelatih ini juga memiliki gaya yang hampir sama. Mereka selalu membuat klubnya untuk sulit dikalahkan dan sering kali melakukan banyak pelanggaran untuk memecah permainan lawan. Pertahanan yang dibangun kedua pelatih ini pun juga dikenal sulit untuk ditembus, bahkan Mourinho dikenal dengan taktik ‘parkir bis’-nya yang membuat tim lawan merasa kesulitan untuk mencetak gol.
Meskipun memiliki banyak kesamaan, ada satu hal yang tidak dimiliki Pocchetino namun ada dalam diri Mourinho yaitu kemampuan sebagai motivator. Mourinho dikenal sangat percaya diri dan mampu menularkannya pada pemain. Hal ini dinilai sangat dibutuhkan oleh pemain karena terkadang mereka kehilangan semangat setelah tiap pekan menjalani berbagai pertandingan. Pocchetino dianggap tidak mampu menumbuhkan semangat pemain Tottenham selama ini. Mourinho merupakan motivator yang handal dan mampu mempengaruhi pemain secara psikologis agar memiliki semanagat dalam setiap pertandingannya.
Dari segi komposisi pemain, Mourinho tampaknya tak memerlukan penambahan pemain di bursa transfer. Ia dinilai akan memanfaatkan pemain-pemain andalan Tottenham yang sudah ada yaitu Harry Kane dan Son Heung-min. Son tampaknya akan dibiarkan menyerang dari kiri dan bertahan di lini tengah. Sedangkan, Kane akan dibiarkan menyerang dari tengah dan dibiarkan untuk bertahan di lini depan tidak seperti musim ini yang membuat dirinya bertahan di lini tengah.
Permainan Tottenham dibawah kepelatihan The Special One tentu akan sangat dinantikan oleh pecinta sepakbola. Kerinduan akan tangan dingin seorang Mourinho sebagai pelatih diharapkan akan kembali menambah daya saing klub-klub di liga inggris. Tak terlupa, tugas berat untuk mengembalikkan Tottenham berada di papan atas klasemen harus menjadi focus utama Mourinho.
Selamat Bekerja Kembali, Mou!
Penulis: Adrianus Dwi Octaviano
Editor: Nabila Ulfa Jayanti
Sumber: liputan6.com, telegraph.co.uk, fourfourtwo.com
Foto: kompas.com