SERPONG, ULTIMAGZ.com – Sudah berjalan satu tahun lebih, pandemi COVID-19 masih belum terlihat ujungnya. Selain mencari cara untuk segera mengakhiri penyebaran virus, masyarakat juga terus memikirkan cara beradaptasi dengan keadaan baru. Termasuk belajar mengatasi kesepian akibat perubahan bentuk aktivitas yang kini dibatasi ruang dan waktu.
Berdasarkan survei yang dilakukan Into The Light, komunitas dengan misi pencegahan bunuh diri remaja di Indonesia, 98% dari 5.211 responden merasa kesepian dalam periode Mei hingga Juni 2020. Terbukti dua dari lima partisipan memilih untuk bunuh diri dan melukai dirinya selama pandemi. Survei tersebut membuktikan mayoritas masyarakat merasa pandemi membuat mereka sendiri dan tidak memiliki tempat untuk konsultasi.
Pandemi dan Kesepian, Apa Kaitannya?
Di masa pandemi, sebagian besar kesepian dialami oleh mereka yang harus menetap di rumah karena pembatasan sosial atau karantina mandiri. Hal ini dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19.
Secara umum, rasa kesepian dapat menimbulkan masalah kesehatan. Dilansir dari klikdokter.com, kesepian yang tidak berujung mampu menimbulkan perasaan stres dan depresi. Alhasil kesehatan fisik dan mental akan menjadi taruhan.
Berikut beberapa tanda bahaya kesepian yang sudah mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang:
- Imun tubuh yang menurun
Kesepian berada di rumah secara terus-menerus akan membuat seseorang merasa malas untuk produktif. Akibatnya, imun tubuh menurun dan berujung dengan sakit. Kesepian dapat menyebabkan peradangan kronis dan membuat kadar norepinefrin, kadar tekanan darah rendah dalam tubuh meningkat. Kadar ini yang nantinya mengurangi imun tubuh agar kebal terhadap virus COVID-19. Tentu hal ini berbahaya bagi tubuh jika tidak segera ditangani. - Berat badan meningkat
Berat badan seseorang yang meningkat menjadi salah satu bahaya bagi kesehatan fisik. Hal ini karena kesepian mampu membuat seseorang menjadi stres. Jika seseorang stres, seringkali porsi makan seseorang akan meningkat. Tentu efek yang dihasilkan adalah berat badan berlebih. - Hilang minat pada hal yang digemari
Kesepian saat pandemi juga membuat menurunnya minat seseorang untuk melakukan hal yang sebelumnya dia gemari. Jika hal ini terjadi, kapasitas aktivitas seseorang akan menurun sehingga seseorang sulit untuk berkonsentrasi. Sebagai contoh, sebelum pandemi perempuan kerap merapikan diri untuk pergi dari rumah. Sedangkan, saat pandemi berlangsung mereka memilih untuk tetap di rumah dan tidak bertemu orang lain. Hal ini membuat keinginan untuk merawat diri menurun.
Jika tanda-tanda tersebut Ultimates rasakan, penting untuk segera mencari jalan keluar agar tidak semakin buruk. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah mencari teman untuk bercerita, seperti orang tua dan teman. Cara lainnya Ultimates dapat menghubungi ahli seperti psikolog.
Cara Menghindari Kesepian Selama Pandemi
Pandemi Covid-19 membuat setiap orang memiliki tantangan dan cara sendiri untuk beradaptasi dengan rasa kesepian. Proses untuk menghentikan masa kesepian selama pandemi akan berbeda-beda bagi setiap individu. Ultimates dapat menggunakan cara-cara berikut agar kesepian tidak dibiarkan berlarut-larut.
Pertama, coba ubah sudut pandangmu mengenai kesepian. Sudut pandang kesepian bisa diubah dengan berdiam di rumah sebagai me time. Dengan pola pikir seperti itu, peluang untuk lebih produktif dan menemukan jati diri akan lebih tinggi. Selain pola pikir, perlu juga untuk menerapkan positive thinking.
Selain itu, cobalah untuk membuka cerita dengan orang-orang terdekat seperti orang tua dan sahabat. Ultimates dapat melakukan video call dan memanfaatkan permainan daring gratis yang ada di internet. Hal ini dapat meningkatkan suasana hati untuk beraktivitas.
Produktivitas lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan berolahraga tanpa menggunakan alat sama sekali, misalnya jalan kaki atau jogging. Selain fisik yang sehat, olahraga mampu membuat suasana hati lebih baik dan jauh dari pikiran negatif.
Kesepian saat pandemi COVID-19 sulit untuk dihindari. Namun, Ultimates dapat mencari kegiatan yang disukai untuk mengisi waktu luang. Bila dibiarkan terlalu lama, akan berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental. Maka dari itu, penting untuk mencari teman cerita secara daring agar tidak kesepian selama pandemi yang masih berlangsung.
Penulis: Maria Katarina
Editor: Andi Annisa Ivana Putri
Foto: investor.id
Sumber: cnnindonesia.com, sonora.id, klikdokter.com, inews.id, kompas.com