• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, June 1, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Opini

Lansia: Individu dengan Semangat Besar dalam Keterbatasan Disabilitas

by Ruth Yushiana
May 19, 2023
in Opini
Reading Time: 5 mins read
Foto ilustrasi lansia. (Foto: Unsplash/Filipp Romanovski)

Foto ilustrasi lansia. (Foto: Unsplash/Filipp Romanovski)

0
SHARES
160
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Banyak orang yang menjadi disabilitas saat memasuki proses penuaan. Khususnya, saat individu mencapai umur 60 tahun dan termasuk dalam golongan lanjut usia (lansia). Kondisi disabilitas dan stigma masyarakat pun menjadi tantangan bagi lansia untuk berdaya. 

Berdasarkan data  Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Infodatin “Lansia Berdaya, Bangsa Sejahtera” oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia pada 2022, terdapat peningkatan signifikan jumlah lansia di Indonesia. Hal ini terlihat dari jumlah lansia yang meningkat dari 18 juta jiwa pada 2010 menjadi 27 juta jiwa pada 2020. 

Baca juga: Semua Orang Berisiko Jadi Disabilitas dan Rentan Dengan Diskriminasi

Maka dari itu, kondisi kependudukan Indonesia pun kian lama bergeser menjadi negara dengan struktur penduduk tua. Artinya, penduduk muda yang semula berjumlah lebih banyak kini digantikan dengan jumlah penduduk tua. Situasi tersebut biasa disebut juga sebagai population aging.

Dalam situasi jumlah lansia yang terus bertambah, sayangnya, para lansia ini mengalami kondisi disabilitas. Dalam laporan Infodatin Kemenkes sebelumnya, dijelaskan bahwa ada akumulasi dari kerusakan pada tingkat seluler dan molekuler tubuh dalam proses penuaan. Hal ini mengakibatkan kondisi lansia rentan dengan risiko penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan stroke.

Akhirnya, lansia pun memiliki banyak keterbatasan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. K. B. Eryati (60) pun turut mengakui keterbatasannya sebagai lansia, terutama soal fisik. 

“Dari fisik, seperti yang kamu lihat, ya pastinya sudah peot, ya. Badan sudah gak se-segar dulu yang kuat angkat apa saja,” ucap Eryati kepada ULTIMAGZ saat wawancara daring pada Kamis (20/04/23).

“Banyak juga bagian tubuh yang sakit-sakitan, apalagi kaki saya ini suka kumat saraf kejepit dan asam urat. Punggung saya juga gak bisa terlalu capek karena akan mengganggu tidur kalau sudah sakit,” lanjutnya. 

Keterbatasan yang dirasakan oleh Eryati dan para lansia lainnya ini kerap dijadikan asumsi dasar bahwa lansia tidak berdaya, tidak memiliki ketertarikan untuk berkontribusi, hingga dinilai kurang berharga bagi suatu komunitas. Pemikiran ini merupakan salah satu bentuk dari persepsi ageism. 

Salah satu lansia, K. B. Eryati (kiri) saat diwawancarai secara daring oleh reporter ULTIMAGZ (kanan) pada Kamis (20/04/23). (Foto: ULTIMAGZ/Margaretha Netha)
Salah satu lansia, K. B. Eryati (kiri) saat diwawancarai secara daring oleh reporter ULTIMAGZ (kanan) pada Kamis (20/04/23). (Foto: ULTIMAGZ/Margaretha Netha)

Berdasarkan karya ilmiah “Membongkar Realitas Ageism Pada Film Layar Lebar”, dijelaskan bahwa ageism adalah sebuah stereotip, prasangka, atau perilaku yang dianggap sebagai suatu bentuk diskriminasi berdasarkan usia. Bentuk ageism pada kehidupan sehari-hari banyak ditujukkan pada lansia, akan tetapi dapat juga terjadi pada anak muda, meskipun begitu  tingkatannya tetap lebih rendah dibanding lansia. 

Salah satu faktor yang menyebabkan ageism ini dikarenakan terjadinya pengklasifikasian yang dilakukan oleh kaum muda ataupun tua. Pengklasifikasian meliputi prasangka, praktik, dan pandangan buruk yang diberikan kepada kaum lanjut usia. Pandangan buruk terhadap lansia ini sering kali terjadi karena menganggap kaum lanjut usia merupakan ‘beban’ bagi sebagian masyarakat. 

Biasanya, lanjut usia yang dianggap sebagai ‘beban’ ini dianggap  terlalu tua untuk melakukan pekerjaan apapun. Terdapat juga beberapa instansi yang membatasi usia pekerjanya yang sudah lanjut usia. Pekerja yang sudah lanjut usia biasanya akan diberhentikan karena dianggap sebagai orang yang lemah dan produktivitasnya sudah menurun, sehingga tidak layak untuk bekerja lagi. Namun, terdapat juga faktor lain seperti ketidaksengajaan yang dilakukan oleh seseorang terhadap kaum lansia.

Akibat ageism ini, para lansia  juga sering kali terbawa untuk bersikap dan berpikir sesuai dengan pandangan masyarakat yang menganggap mereka sebagai kaum lemah. Hal ini turut dirasakan Eryati.

“Saya juga memiliki pikiran (lansia adalah kaum lemah) tersebut juga. Karena, jarang banget ada orang tua yang bisa melakukan banyak aktivitas,” keluh Eryati.

Baca juga: Ibu Hamil Adalah Ibu yang Kuat, Bukan Berarti Tidak Butuh Bantuan

Lansia Punya Semangat Besar

Walau mengakui keterbatasan fisiknya dan dilingkupi dengan pandangan ageism, Eryati menganggap dirinya atau para lansia lainnya tetap berdaya untuk produktif, bahkan memiliki semangat yang besar. 

“Sebenarnya, kami lansia itu punya semangat yang besar untuk terus bekerja. Namun, karena keterbatasan usia saja nih makanya kami harus membatasi kerjaan yang kami lakukan,” kata Eryati.

Ibu dari dua anak ini masih semangat menempuh jarak dari Tangerang hingga Jakarta dari Senin sampai Jumat untuk menjalani kewajibannya sebagai guru di Sekolah Menengah Atas Negeri 85 Jakarta. Sebagai guru pensiunan, Eryati pun akan selesai mengajar pada pertengahan tahun ini.

Namun, semangat Eryati untuk beraktivitas tidak luntur karena pensiun dari profesinya. Ia malah merajut ambisi baru untuk mempunyai usaha di bidang makanan dan lanjut bercocok tanam di sepetak tanah yang ia miliki.

“Saya sih kepikiran untuk usaha dan nanam, ingin banget punya usaha makanan, tapi masih bingung juga nih mau jualan di mana,” ucap Eryati.

Eryati begitu mengerti apa yang menjadi kegemarannya yakni berkebun setiap Sabtu dan Minggu. Ia tidak membiarkan umur menjadi batasan antara dirinya dan kesukaannya. 

“Anak-anak saya itu sering bilang jangan kebanyakan kerja, mending liburan saja, tapi saya belum mau liburan karena memang saya suka berkebun,” jelas Eryati.

Selain itu, Eryati pun terus aktif ikut dalam perkumpulan lansia di HKBP pada Selasa malam. Ia juga memberikan waktunya untuk berkontribusi melayani di gerejanya sebagai anggota paduan suara. 

Baca juga: David Jacobs: Adanya Keterbatasan Gerak Bukan Berarti Tidak Berdaya

Apa yang dirasakan dan dilakukan oleh Eryati ini mematahkan pandangan ageism terhadap kaum lansia. Ageism melihat para lansia sebagai individu yang tidak lagi bergairah menjalani hidup. Namun, nyatanya, lansia adalah pribadi-pribadi yang masih bersemangat mengembangkan kemampuannya, mampu menikmati masa tuanya, hingga membawa kebahagiaan bagi orang sekitarnya. 

“Mereka (keluarga) si melihat saya senang, ya karena saya enjoy masa tua saya,” ucap Eryati. 

 

 

Penulis: Ruth Yushiana 

Editor: Vellanda

Foto: Unsplash/Filipp Romanovski, Margaretha Netha

Sumber: 

Kementerian Kesehatan RI. (2022). 2022: Lansia berdaya, bangsa sejahtera [Infodatin]. Kementerian Kesehatan RI. https://www.kemkes.go.id/article/view/22111500004/2022-lansia-berdaya-bangsa-sejahtera.html 

Ishaq, R. M., Abidin, Z., & Dadan, K. (2021). Membongkar realitas ageism pada film layar lebar. FEB UNMUL. Diambil April 16, 2023, dari https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/KINERJA/article/view/10268/1641

Tags: artikelseriesdisabilitas2023disabilitasketerbatasanLanjut usialansiaLansia: Individu dengan Semangat Besar dalam Keterbatasan DisabilitasseriesdisabilitasSeriesDisabilitas2023stigma sosial
Ruth Yushiana

Ruth Yushiana

Related Posts

digicam
Opini

Digicam Kembali ke Pasar: Dari Kesenangan Jadi Berlebihan?

May 23, 2025
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) resmi mengesahkan revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Rapat Paripurna pada Kamis (20/03/25). (detik.com)
Opini

Pengesahan RUU TNI: Satu Langkah Menuju Bangkitnya Orde Baru?

March 24, 2025
Ilustrasi #KaburAjaDulu
Opini

#KaburAjaDulu: Kurang Cinta Tanah Air atau Perasaan Terkhianati

March 15, 2025
Next Post
Pihak IT Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Wawan menjelaskan mengenai kapasitas Google Drive yang kian mengurang telah diterima mahasiswa UMN, pada Selasa (16/05/23). (Foto: ULTIMAGZ/Rafael Amory Joseph)

Kapasitas Google Drive Jadi 15 GB, IT UMN: Ikut Kebijakan Baru Google

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021