• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Saturday, September 30, 2023
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result

Miskonsepsi Perbedaan Close-minded dan Berpendirian Teguh

by Reynaldy Michael Yacob
September 21, 2021
in Lifestyle, Opini
Reading Time: 2 mins read

Ilustrasi warganet yang berdebat di media sosial. (ULTIMAGZ/Veronica Novaria)

0
SHARES
282
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Hadirnya media sosial sebagai wadah komunikasi global mempermudah kita menerima cara pandang baru mengenai sesuatu. Sudut pandang ini terkadang tidak selaras dengan pikiran kita.

Ketika menerima sebuah paradigma yang tidak sesuai dengan apa yang kita yakini, kita memiliki tiga pilihan. Yaitu menerima pandangan tersebut dan meyakininya, mencoba mempertimbangkannya dan memutuskan untuk tetap pada pendirian kita, atau menolak tanpa memahaminya terlebih dahulu. Pilihan inilah yang memunculkan istilah open-minded dan close-minded.

Hakikat dan miskonsepsi open-minded

Menurut Profesor Psikologi dalam ilmu pengambilan keputusan di University of Pennsylvania, Jonathan Baron, open-minded adalah tindakan seseorang yang mencoba berpikir secara beyond of our belief dan selalu mencoba mencari bukti baru di luar konstruk pendirian diri yang sudah tertanam. Jadi, open-minded merupakan proses membuka diri terhadap suatu gagasan yang tidak selaras dengan keyakinan kita.

Menurut Harvard Business Review, terdapat beberapa hal yang dapat menandakan seseorang open-minded. yaitu:

  • Menghormati sudut pandang orang lain.
  • Tidak over-confident secara intelektual.
  • Mampu memisahkan antara sisi ego (emosional) dan intelektual (akal).
  • Memiliki keberanian untuk merevisi sudut pandang kita, ketika kita salah.

Istilah open-minded ini sayangnya acap kali disalahartikan oleh masyarakat internet. Open-minded tanpa sadar menjadi sebutan bagi orang-orang yang setuju dan mendukung segala paham-paham global yang terkadang kontradiktif dengan paradigma tradisional masyarakat Indonesia. Misalnya terbuka dengan paham LGBTQ+, feminisme, agnostik, dan paham-paham lainnya. Sebaliknya, orang-orang yang memilih untuk tetap memegang nilai-nilai yang mereka yakini, dicap oleh warga internet sebagai close-minded atau berpikiran tertutup.

Close-minded dan berpendirian teguh

Terdapat sebuah perbedaan yang cukup signifikan di antara menjadi close-minded dan berpendirian teguh. Meski begitu, masih banyak orang yang kurang memahami perbedaan ini. Secara sederhana, orang berpendirian teguh mampu mempertimbangan argumen orang lain dan menghargai perbedaan tersebut. Sementara, orang berpikiran tertutup langsung menutup diri dan cenderung memaksakan keyakinannya kepada orang lain.

Orang yang menolak suatu gagasan baru belum tentu tidak mencoba membuka diri untuk mencerna gagasan tersebut. Sebaliknya, orang yang menerima sebuah gagasan baru bukan berarti telah memproses apa yang ia terima, bisa jadi mereka hanya ikut-ikutan saja.

Istilah open-minded dan close-minded dalam debat digital

Pergeseran definisi istilah open-minded dan close-minded akhirnya menjadi cara baru masyarakat dalam menghakimi satu sama lain dalam debat mereka di Internet. Marak terjadi orang-orang memaksakan gagasan yang mereka yakini kepada orang lain dengan ‘open-minded’ sebagai ‘senjata’. Hal ini mengakibatkan banyak orang menjadi terpaksa menerima sebuah gagasan karena takut dicap inferior. Padahal keterbukaan pemikiran seseorang terhadap suatu gagasan, tidak dapat kita nilai dari keputusan yang diambilnya.

Oleh karena itu, untuk kalian yang memang tidak setuju dengan sebuah paham modern yang dianut mayoritas, jangan takut untuk tetap berpegang pada prinsip yang diyakini. Sebaliknya, kalian yang setuju dengan paham modern tersebut, cobalah berpikiran lebih terbuka terhadap orang-orang yang memutuskan untuk menolak paham tersebut. Ingat, memaksakan apa yang kita yakini justru malah membuat kita yang menjadi close-minded, lho.

 

Penulis: Reynaldy Michael Yacob, Komunikasi Strategis 2020

Editor: Andi Annisa Ivana Putri

Fotografer: Veronica Novaria

Sumber: Baron, J. (1988). Thinking and deciding. New York: Cambridge University Press, hbr.org, idntimes.com

Tags: Agnostikclose mindedfeminismeLGBTQmedia sosialmiskonsepsiopen mindedopiniprinsip
Reynaldy Michael Yacob

Reynaldy Michael Yacob

Related Posts

Ilustrasi seseorang mengembangkan dirinya dengan menerapkan kecakapan hidup. (Freepik@gajus)
Lifestyle

Mari Ketahui 10 Kecakapan Hidup yang Bantu Kembangkan Diri

September 29, 2023
Stiker motivasi pada tangga gedung B UMN. (ULTIMAGZ/Felix Abraham Surya)
Lifestyle

Lift UMN Antre, Berikut Keuntungan Naik Tangga untuk Tubuh

September 25, 2023
Ilustrasi lesbian, gay, biseksual, transgender dan queer (LGBTQ). (Foto: Unsplash/Mercedes Mehling)
Opini

Miskonsepsi soal LGBTQ Akan Terus Picu Persekusi

September 26, 2023
Next Post
Agung Suprio

Kebiasaan Agenda Setting Media Indonesia Kepada Mereka yang Dibenci Khalayak

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × 1 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pusat Perbelanjaan yang Dapat Dijangkau dengan MRT Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021