SERPONG, ULTIMAGZ.com – Boston Celtics berhasil membungkam Cleaveland Cavaliers pada gim pertama final partai timur Liga Basket Amerika Serikat (NBA), Senin (14/05/18). Padahal, Cavaliers memiliki salah satu pemain dengan performa terbaik sepanjang masa, LeBron James. Lalu, apa keunggulan Celtics dibandingkan tim dengan ujung tombak LeBron James tersebut?
Pada awal musim, Cleaveland Cavaliers digadang-gadang sebagai super team atau tim dengan kemampuan di atas rata-rata. Hal tersebut terjadi lantaran masuknya sejumlah pemain berpengaruh ke dalam roster Cavaliers seperti Dwayne Wade, Isaiah Thomas, Jae Crowder, Derick Rose, dsb.
Pun, pada playoffs Cavaliers kembali bertumpu pada keagresifan LeBron James sebagai ujung tombak tim asuhan Tyron Lue tersebut. Namun, James sebagai tumpuan tidak bermain mengecewakan. Pada babak pertama dan kedua playoffs, James bermain dengan baik dan mendorong timnya melaju ke babak final timur bertemu dengan Celtics.
Selama tujuh musim berturut-turut LeBron menunjukkan kemampuannya selalu memasuki babak final NBA. Bahkan, tiga di antara ketujuh laga tersebut LeBron keluar sebagai juara NBA. Hal ini membuktikan eksistensi pemain kelahiran Ohio, Amerika Serikat tersebut pada jajaran atas pebasket NBA.
Senin pagi, Cleaveland terbantai 25 poin di akhir bel kuarter keempat oleh Boston Celtics, tim kedua terbaik di musim reguler wilayah timur NBA. Celtics yang digadang-gadang akan kuat pada playoffs menunjukkan kualitasnya dengan menang atas LeBron dkk.
Kebalikan dengan Cleaveland, Boston Celtics tak memiliki pemain sentral dalam jajaran pemain utama mereka. Memang, ada Kyrie Irving yang merupakan pemain dominan dengan kemampuan yang baik dalam mengeksekusi poin dari segala arah. Pun, Irving tengah mengalami cedera yang memaksanya tak bisa bergabung di lapangan dengan skuat asuhan Brad Stevens tersebut.
Kembali, ketiadaan pemain sentral mengakibatkan Celtics dapat membagi rata porsi permainan antarpemain. Penyerangan dilakukan dengan lebih leluasa oleh siapa pun. Adapun ketika melawan Cavs, lima pemain pertama atau starting five yang diturunkan adalah Terry Rozier, Jayson Tatum, Jayleen Brown, Marcus Morris, dan Al Horford. Kelima pemain dapat mengeksekusi poin dari berbagai sisi penyerangan dan bergerak lebih fleksibel karena tidak ada pemain tumpuan.
Di lain sisi, Celtics akan lebih mudah melumpuhkan Cavs lantaran penyerangan dititikberatkan kepada satu pemain. Secara teori, pertahanan Celtics hanya perlu terkonsentrasi pada LeBron dan dapat cenderung meringankan pertahanan pada pemain lainnya. Pun, terkadang LeBron dapat memberikan kejutan dalam penyerangannya ke arah ring lawan.
Pada kuarter pertama gim tersebut, penyerangan Boston dapat dikatakan efektif. Hal tersebut terlihat dengan pemain starting five Boston yang berhasil mencetak poin pada kuarter tersebut. Hal ini membuat penyerangan tim berlogo daun clover tersebut menjadi tak terduga karena datang dari berbagai sisi dan beragam pemain.
Selain akibat absennya pemain sentral pada Celtics, eksekusi manis Celtics juga disebabkan oleh kekompakan antarpemain dalam tim. Berbeda dengan Celtics, Cavs beberapa kali merombak formasi pemain pada tim mereka, membuat para pemain perlu menyesuaikan diri kembali terhadap formasi baru tersebut. Sejak awal musim, Celtics nyaris tak pernah berganti skuat pemain, mengakibatkan sinergi lantaran sering bermain bersama.
Salah satu faktor terbesar kekalahan Cavs atas Celtics juga dikarenakan penyerangan Cavs yang cenderung “tumpul” dibandingkan dengan gim-gim sebelumnya melawan tim lainnya. Presentase keberhasilan penyerangan LeBron dkk. hanya 36 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Celtics yang mencapai 51 persen.
Selain itu, tembakan tiga angka Cavs juga dapat dikatakan cukup buruk. Para penembak ulung Cavs tak bermain dengan baik kala gim pertama. Sebut saja Kyle Korver, penembak tumpuan Cavs dari luar garis tiga angka tersebut tak mencetak banyak poin. Bahkan, Korver hanya mencetak satu dari lima kali tembakan tiga angka yang dilesatkan ke ring oposisinya.
Jika diakumulasi, presentase tembakan tiga angka Cavs yang berhasil hanya sebesar 15,4 persen atau empat tembakan berhasil dari 26 kali percobaan. Sedangkan Celtics berhasil mengonversi 11 dari 30 upaya tembakan tiga angka yang dilesatkan.
Dari sisi penyerangan, tiga pemain Celtics berhasil mencetak lebih dari 20 poin pada laga tersebut, yakni Jayleen Brown, Marcus Morris, dan Al Horford. Perolehan ini dinilai cukup baik dan sedikit membuktikan bahwa penyerangan Celtics efektif melalui pemain-pemainnya.
Kesimpulannya, Cavs perlu memikirkan cara yang tak terduga untuk membungkam semarak kemenangan gim pertama Celtics. Atau, LeBron James perlu bermain lebih efektif pada laga kedua agar dapat menembus pertahanan Celtics. Jika tidak, Celtics akan mengambil kemenangan berikutnya pada gim kedua atas Cavs.
Penulis: Ivan Jonathan, mahasiswa Jurnalistik UMN 2016
Editor: Geofanni Nerissa Arviana
Foto: usatoday.com