SERPONG, ULTIMAGZ.com — Penulis Harban Colben mengatakan, masa remaja merupakan peperangan. Tidak ada yang keluar tanpa cedera. Dengan tema besar tersebut, salah satu anggota boy group NCT, Mark Lee, merilis single perdananya sebagai artis solo pada Jumat (04/02/22) bertajuk Child.
Melalui Child, Mark ingin menggambarkan sisi emosional masa remaja. Ada semacam suasana pemberontakan. Kemudian ada suasana yang rapuh. Child memiliki semua emosi yang terjalin bersama tersebut.
“Ini adalah tema yang bisa kita semua rasakan, seperti membangkang, kesepian, ataupun menjadi ignorant. Perasaan kekanak-kanakan tersebut ada di dalam lagu ini,” ucap Mark dalam dalam acara Music Space oleh The NCT Show.
Banyaknya Pertanyaan dan Tuntutan bagi Seorang Remaja
Bagi seorang remaja yang sedang beranjak dewasa, sering kali timbul banyak pertanyaan di dalam benak. Terutama perihal masa depan, gambaran diri (self image), dan ketidaknyamanan akan tuntutan yang secara langsung ataupun tidak tertuju pada diri sendiri. Emosi meluap-luap tersebut tergambarkan sejak bait pertama lagu.
If I’m a troublemaker, then why?
Why do you always ask questions? (English translation)
Ada kalanya, pertanyaan dan tuntutan datang dari orang lain. Mark seakan menantang seseorang yang terus mempertanyakan dirinya dan melabelinya sesuatu.
Dirinya sendiri tidak memahami apa yang akan terjadi, juga tidak memahami apa yang seharusnya dilakukan. Namun, mengapa orang lain selalu bertanya ketika dirinya sendiri tidak mengetahui jawabannya? Ketika ia juga mempertanyakan hal yang sama?
It’s my question, many questions
Who am I in others’ eyes?
Who am I? Who I’ll be?
Different nights, same nightmare (English translation)
Mark menggambarkan Child seperti masa-masa penuh dengan badai topan, atau disebut juga masa pubertas. Malam terus berlalu, tetapi pikiran masih terpaku pada hal-hal yang sama.
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Kapur (2015) yang menjelaskan bahwa masa remaja merupakan tahap ketika manusia mulai bertanya-tanya. Pertanyaan seputar “Siapakah saya?”, “Apa tujuan hidup saya?”, “Apa yang harus saya lakukan?”, “Apakah Tuhan benar-benar ada?”, “Mengapa saya harus berada di bawah kendali orang tua saya?” mulai terpikirkan.
If a dream is the Sun, my mind is like Earth
All day revolving around the Sun (English translation)
Oleh karena itu, Mark menggunakan metafora matahari dan bumi. Mimpi atau impian ia imajinasikan seperti matahari sebagai pusat tata surya yang begitu besar, bersinar dan terus berada di tempat yang sama.
Sementara pikirannya layaknya bumi yang terus mengelilingi matahari. Dibutuhkannya sinar dan segala yang ada padanya untuk bisa terus hidup. Keduanya tidak terpisahkan.
Pemberontakan Atas Apa yang Ingin Dilakukan
Pada bait ketiga, sisi berontak mulai terlihat. Dalam acara Music Space oleh The NCT Show, Mark menjelaskan pandangannya mengenai tanggung jawab yang sering kali membuat kebebasan terasa begitu jauh dan sulit untuk dicapai.
I’ll destroy my responsibility
Until I’m free, I don’t look back
I really wanted to be a stranger, far from this society (English translation)
Dengan menggunakan kacamatanya sebagai remaja, bukankah lebih baik tanggung jawab itu dihancurkan saja supaya memperoleh kebebasan yang diidamkan? Hal tersebut mampu membuatnya jauh dari perkumpulan yang mengekangnya.
Maybe this can be tasted only if it’s rough
Get thorns so not to easily swallow me (Ya) (English translation)
Setiap orang memiliki definisi masing-masing ketika merasa begitu ‘hidup’. Melalui bait ketiga, secara sembarangan dan kasar, seseorang dapat juga merasakan hidup. Mark menggambarkan bagaimana ia akan menumbuhkan duri supaya tidak mudah menyerah.
Baca juga: “Apel Emas” Sajikan Dampak dari Sifat Tamak
Mulainya Evaluasi dan Penilaian Diri
Respons atas pemberontakan, pertanyaan dan tuntutan bermuara pada satu hal. Evaluasi diri.
Kapur menjelaskan, remaja tunduk pada evaluasi diri dan penilaian diri yang konstan akibat pertanyaan-pertanyaan yang terus berseliweran di dalam benaknya. Hal ini membuat remaja sangat sadar diri. Kesadaran tersebut membuatnya memahami identitas pribadinya yang perlahan terlepas dari keluarga atau kedua orang tua.
Uh, I’m a child
I can’t be the person you want (English translation)
Lewat lirik pada bagian reff tersebut Mark mengingatkan bahwa dirinya tidak bisa menjadi seperti apa yang orang lain inginkan. Ia adalah dirinya sendiri, yang digambarkan sebagai seorang anak.
“Siapa pun remaja bisa berpikir seperti itu. ‘Aku akan tumbuh menjadi diriku’,” ungkap Mark dalam video behind the scene rekaman lagu yang dirilis pada Senin (21/02/22).
I don’t know my own strength
There’s a lot that I don’t know (Yeah)
But you learn when you don’t know (Yeah) (English translation)
Ada saatnya ketika remaja tidak mengetahui kekuatannya sendiri. Namun, Mark mengingatkan bahwa dari banyaknya hal yang tidak diketahui, dari hal itulah manusia terus belajar seiring berjalannya kehidupan.
Child merupakan lagu bergenre hip-hop yang ditulis dan disusun oleh Mark dan produser bernama Dress.
Ultimates dapat mendengar synth bass dan suara gitar elektrik yang unik menciptakan kepekaan yang sensual. Ada juga lirik yang dengan tulus memecahkan keprihatinan mendalam tentang diri sendiri di berbagai platform musik.
Pendengar bisa menempatkan diri seperti dari sudut pandang Mark melalui melodi dan lirik lagu ini. Ingatlah, bahwa Ultimates tidak sendirian karena ini merupakan fase normal yang dialami remaja. Tidak ada yang salah dengan timbulnya banyak pertanyaan dan kompleksnya emosi.
Hal tersebut layaknya remaja yang kini sudah beranjak dewasa, sama seperti remaja-remaja lain di seluruh penjuru dunia dengan segudang pertanyaan di dalam benak. Dengan perasaan ingin bebas dan berontak. Namun, di saat yang bersamaan, juga mulai memahami identitas diri dan berusaha terus belajar.
Lebih lengkapnya, Ultimates dapat tonton video musik Child di bawah ini!
Penulis: Andia Christy
Editor: Alycia Catelyn
Foto: YouTube/SM Town
Sumber: genius.com, smentertainment.com, youtube.com/nct, brainyquote.com, researchgate.net