• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, June 1, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan Film

“My Life as a Zucchini” Ceritakan Kisah Manis dan Pahit Hidup Anak-Anak

by Nadia Indrawinata
May 4, 2020
in Film, Hiburan, Review
Reading Time: 2 mins read
Poster film "My Life As a Zucchini". (Foto: sawyer-studios.com)

Poster film "My Life As a Zucchini". (Foto: sawyer-studios.com)

0
SHARES
940
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com — Kehidupan masa kecil sering kali dikaitkan dengan kisah-kisah bahagia. Akan tetapi, tidak semuanya manis di dalam dunia nyata. Ada juga momen pahit dan inilah yang ingin diceritakan dalam film “My Life as a Zucchini”.

Film yang memiliki judul asli “Ma vie de Courgette“ ini mengisahkan tentang seorang anak bernama Icare yang menjadi yatim piatu setelah ibunya meninggal. Seusai membuat pernyataan kepada polisi bernama Raymond, ia pun diantar ke sebuah panti asuhan. Pada tempat barunya, bocah yang diminta untuk dipanggil Courgette atau zukini itu bertemu dengan anak-anak lain. Semuanya memiliki kisah hidup dan masalah yang berbeda, mulai dari orang tua mereka yang meninggal hingga terjerat masalah hukum.

Untuk benar-benar masuk ke dalam cara berpikir anak-anak adalah hal yang sulit bagi orang dewasa. Namun, film yang rilis pada 2016 ini berhasil menangkapnya dan menerjemahkannya. Hal ini tergambarkan lewat cara bagaimana masing-masing anak menghadapi trauma.

Pengisahan salah satu pengalaman tokoh yang bernama Bea, contohnya. Bea berakhir di panti asuhan karena ibunya merupakan pengungsi yang terancam dideportasi. Deportasi merupakan suatu kebijakan sipil yang dikenakan untuk orang yang bukan warga negara asli. Alhasil setiap kali ada mobil yang berhenti di depan pintu panti, ia akan selalu berlari keluar karena berharap bahwa ibunya datang menjemputnya. Namun, ketika Bea dijemput oleh ibunya, gadis kecil itu mendadak panik. Pasalnya, masih ada rasa trauma akan kejadian mereka saat dipisahkan sehingga saat bertemu kembali malah membuatnya ketakutan. Akhirnya ia berlari lagi untuk masuk ke dalam panti asuhan.

Film karya sutradara Claude Barras ini tidak selalu dipenuhi dengan adegan menyedihkan. Ada pula bagian-bagian yang membuat penonton mengingat bahwa kisah ini tetap menaruh lampu sorot pada karakter polos anak-anak. Misalnya kepolosan Courgette dan teman-temannya saat pergi berlibur bersama ke tempat ski. Di sana mereka bermain salju dan berdansa disko dengan riang. Selain itu, salah satu tokoh juga sempat membicarakan tentang seks, tetapi disajikan dengan pemahaman anak-anak yang polos.

Sayangnya, ada beberapa bagian cerita yang terasa janggal dalam film animasi stop motion ini. Karakter beberapa tokoh terasa kurang dijelajahi. Kesannya seperti ada beberapa bagian yang masih bisa digali lebih dalam lagi. Bagi beberapa penonton, akhir film ini juga bisa meninggalkan rasa kurang memuaskan.

 

Penulis: Nadia Indrawinata

Editor: Elisabeth Diandra Sandi

Foto: sawyer-studios.com

Tags: Anak - anakanimasifilmfilm animasikehidupanmy life as a zucchinireviewReview Film
Nadia Indrawinata

Nadia Indrawinata

Related Posts

Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
Ilustrasi seorang wanita menonton film di waktu rehatnya. (freepik.com)
Film

Pelukan Dalam Bentuk Film: Teman Menonton Saat Dunia Terasa Berat

May 19, 2025
Lewis Hamilton memenangkan gelar juara dunia keduanya pada 2014. (independent.co.uk)
Hiburan

Mengenal Lewis Hamilton, Sang Pembalap F1 Legendaris

May 14, 2025
Next Post
Girlgroup asal Korea Selatan, BLACKPINK dijadwalkan rilis album baru pada Juni 2020. (Ultimagz)

BLACKPINK Siap Comeback Juni 2020 Mendatang

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021