• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, July 1, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lainnya

“Black Lives Matter”, Tagar Menjadi Gerakan

by Nadia Indrawinata
June 24, 2020
in Lainnya
Reading Time: 2 mins read
"Black Lives Matter"

Mural Black Lives Matter (Foto: washingtonpost.com)

0
SHARES
228
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Akhir-akhir ini, Amerika Serikat dihebohkan dengan kasus kekerasan yang dilakukan oleh seorang polisi terhadap seorang pria berkulit hitam, George Floyd. Video kekerasan tersebut tersebar di media sosial. Lehernya terus ditahan ke tanah oleh lutut seorang polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin. Kasus ini pun memicu gerakan “Black Lives Matter” untuk kembali naik daun.

“Black Lives Matter” adalah gerakan kemanusiaan dengan tujuan menghapus rasisme sistemik terhadap ras kulit hitam di Amerika Serikat. Salah satu fokus utamanya adalah mendukung perubahan kebijakan yang berhubungan dengan kebebasan masyarakat berkulit hitam.

Trayvon Martin, itulah nama remaja yang ditembak oleh George Zimmerman dan berujung tewas. Si pelaku bukanlah seorang polisi seperti kasus yang terbaru, melainkan hanya relawan yang sedang berpatroli di daerah tempatnya tinggal.

Martin yang sedang menuju ke rumah ayahnya tidak membawa senjata apa pun kala itu. Namun, hal itu tidak menghentikan Zimmerman untuk menganggapnya sebagai seseorang yang mencurigakan. Ia sempat menelepon polisi. Setelah laporannya selesai, Zimmerman mengejar pemuda tersebut dan menembakkan peluru.

Seorang aktivis berkulit hitam, Aliza Garza geram dengan apa yang telah terjadi. Garza meresponnya dengan menulis, “Orang kulit hitam. Aku mencintaimu. Aku mencintai kita. Nyawa kita berarti.” pada 13 Juli 2013. Tulisan ini pun diunggah kembali oleh aktivis lain, Patrisse Cullors dengan tagar #BlackLivesMatter. Tidak memerlukan waktu yang lama untuk ungkapan itu tersebar luas.

Gerakan ini semakin populer setelah muncul dua kasus besar lainnya tentang pembunuhan dua pria berkulit hitam di dua lokasi yang berbeda pada 2014. Eric Garner di Staten Island, New York dan Michael Brown di Ferguson, Missouri. Keduanya sama-sama korban dari aksi kekerasan oleh aparat kepolisian. Garner adalah seorang pria yang dituduh berjualan rokok dalam jumlah satuan. Polisi di lokasi tetap menahannya ke tanah sampai akhirnya ia hilang kesadaran. Kurang lebih sejam kemudian, Garner dinyatakan telah meninggal dunia.

Kasus Tamir Rice merupakan salah satu kasus terbesar yang memicu “Black Lives Matter”. Hal ini karena Rice hanya berumur 12 tahun ketika polisi memutuskan untuk menembakkan peluru ke dalam tubuhnya. Ia dituduh mengarahkan pistol kepada masyarakat sekitar, tetapi nyatanya yang dibawa hanya mainan berbentuk senjata. Tidak memerlukan waktu yang lama hingga Ferguson dipenuhi dengan demonstran. Terjadi selama Agustus 2014 hingga 2015, kejadian ini mencetak sejarah baru sebagai kerusuhan Ferguson

Pada 2020 pun, sayangnya, George Floyd bukan satu-satunya korban kekerasan polisi terhadap orang berkulit hitam. Breonna Taylor, seorang perempuan asal Louisville, Kentucky, yang ditembak sebanyak delapan kali sampai akhirnya tewas oleh tiga anggota aparat kepolisian. Ketiganya ingin menangkap tersangka kasus penjualan narkoba yang tinggal kurang lebih 16 KM dari Taylor. Tidak ditemukan adanya narkoba di lokasi.

Gerakan ini seperti berulang kali dipanggil untuk muncul kembali ke atas permukaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa ini adalah tanda bahwa rasisme terhadap orang-orang berkulit hitam di Amerika Serikat masih belum berakhir. Untuk menghadapinya, “Black Lives Matter” belum akan mati dalam waktu dekat. Namun, mereka yang tertindas akan selalu bermimpi datangnya hari tanpa perlunya perjuangan dan keadilan sudah disajikan di atas sebuah piring.

Penulis: Nadia Indrawinata

Editor: Xena Olivia

Foto: washingtonpost.com

Sumber: blacklivesmatter.com, en.wikipedia.org, tirto.id, blackpast.org

Tags: 2020black lives matterblmbreonna tayloreric garnergeorge floydtamir rice
Nadia Indrawinata

Nadia Indrawinata

Related Posts

Pesta Bebas Berselancar
Lainnya

Pesta Bebas Berselancar 2025 Umumkan Daftar Penampilan Spesial dan Kolaborator

June 9, 2025
Aksi Kamisan ke-860 digelar di seberang Istana Merdeka, Kamis (08/05/25), untuk mengenang Marsinah dan menolak wacana Soeharto sebagai pahlawan nasional. (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Mengenang 32 Tahun Kematian Marsinah Lewat Aksi Kamisan Ke-860

May 14, 2025
Kapel Sistina dalam pelaksanaan konklaf. (reuters.com)
Lainnya

Kenali Konklaf: Proses Pemilihan Paus yang Sangat Dirahasiakan

May 13, 2025
Next Post
Potret Kang Ha Neul. (Foto: idntimes.com)

Beragam Peran Kang Ha Neul dalam Drama dan Film Korea Selatan

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021