SERPONG, ULTIMAGZ.com – Mangkuk dengan motif ayam jago, pohon pisang, dan bunga peony sudah tidak asing lagi di mata orang Indonesia sebab banyak digunakan sebagai wadah mi ayam atau hidangan berkuah lainnya. Ultimates pasti pernah melihat atau bahkan memakai mangkuk ayam jago. Akan tetapi, apakah Ultimates tahu tentang cerita dan asal-usul dari mangkuk legendaris ini?
Mangkuk ayam jago pada awalnya diciptakan pada masa Dinasti Ming, pemerintahan Kaisar Chenghua dari 1464 sampai 1487 di Jingdezhen, Tiongkok. Kaisar tersebut memesan empat cawan kepada pengrajin keramik kekerajaan dengan motif ayam jago dan ayam betina sebagai tanda cinta kaisar kepada istrinya.
Baca juga: Mengulik Sejarah Kelam Chinatown
Keempat cawan tersebut dikenal dengan istilah Jigangbei atau yang berarti cawan ayam. Cawan-cawan tersebut memiliki gambar ayam jago, ayam betina, dan anak ayam, yang berarti kemakmuran serta menunjukkan bahwa memiliki banyak anak akan membawa banyak rezeki. Selain itu, mangkuk motif ayam jago ini dibuat secara eksklusif dan hanya ada satu yang asli di dunia.
Cawan atau mangkuk bermotif ayam jago, pohon pisang, dan bunga peony memiliki arti sendiri, lho. Dalam bahasa Tionghoa, jī (鸡) berarti ayam dan pelafalannya mirip dengan kata jiā (家) yang berarti rumah. Ayam jago menggambarkan kemakmuran serta kerja keras, pohon pisang melambangkan keberuntungan dalam keluarga, dan bunga peony bermakna kekayaan. Oleh sebab itu, kaisar-kaisar Tiongkok sangat menyukai cawan ini hingga dibanderol dengan harga yang sangat tinggi.
Mangkuk ayam jago telah diproduksi untuk umum pada masa Dinasti Qing. Masyarakat menengah ke bawah pada masa itu hanya bisa memesan mangkuk bermotif ayam jago saja, karena motif naga atau burung foniks memiliki harga yang mahal.
Baca juga: Gwanghwamun, Kota Sejuta Kisah Sejarah
Mangkuk ayam jago juga menggambarkan anak laki-laki yang menunjukan kentalnya budaya patriarki pada zaman dinasti. Melahirkan anak laki-laki dinilai lebih baik daripada melahirkan anak perempuan pada saat itu sebab anak laki-laki dipercayai akan membawa kemakmuran dan berkah untuk keluarga.
Tidak hanya itu, para petani memaknai cawan atau mangkuk ayam jago sebagai tanda kemakmuran dan kerja keras. Umumnya, suara ayam jago akan membangungkan petani di pagi hari untuk bergegas bekerja di sawah mereka.
Penulis: Aqeela Ara
Editor: Cheryl Natalia
Foto: Tempias.com
Sumber: pikiran-rakyat.com, kompas.com, nationalgeographic.grid.id