SERPONG, ULTIMAGZ.com – Kegiatan yang padat setiap hari dapat mengganggu jadwal tidur para remaja hingga menyebabkan gangguan tidur. Ada banyak jenis gangguan tidur, salah satunya adalah Delayed Sleep Phase Syndrome (DSPS).
DSPS atau sindrom telat tidur adalah gangguan pada ritme sirkadian. Mengutip halodoc.com, ritme sirkadian adalah istilah yang digunakan untuk mengatur kebiasaan yang dilakukan setiap hari. Sindrom ini mengganggu ritme sirkadian jam tidur seseorang sehingga jadwal tidurnya akan mundur dua jam, bahkan lebih dari waktu tidur pada umumnya. Jika dibiarkan, DSPS dapat berakibat buruk bagi kesehatan fisik maupun mental para pengidapnya.
Gangguan tidur DSPS dapat menyerang berbagai kalangan usia, tetapi remaja yang paling rawan. Melansir stanfordhealthcare.org, 7 hingga 15 persen remaja dan anak muda saat ini mengidap DSPS tanpa mereka sadari. Sindrom ini dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti keinginan untuk bermain telepon genggam sebelum tidur karena tidak memiliki waktu sebelumnya. Perilaku menunda tidur dengan sengaja ini akhirnya menjadi kebiasaan dan dapat berkembang menjadi DSPS.
Berikut beberapa gejala gangguan tidur DSPS.
- Kesulitan tidur dan bangun
Orang-orang dengan gangguan tidur DSPS akan merasa kesulitan untuk tidur pada jam normal. Dilansir dari health.detik.com, rata-rata manusia tidur sebelum jam 11 malam dan bangun pada jam 6 hingga 8 pagi. Namun, para pengidap DSPS baru dapat tidur di atas jam 12 malam. Hal ini kemudian akan turut menggeser jadwal bangun orang tersebut dan akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Kehilangan fokus dan sering mengantuk di tengah hari
Kantuk di siang hari terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup. Para penderita DSPS sering kekurangan waktu tidur karena harus bangun pada pagi hari walaupun baru dapat tidur beberapa jam sebelumnya. Akhirnya di tengah hari, mereka akan merasa sulit untuk memperhatikan dan fokus pada suatu hal.
- Depresi dan gangguan kecemasan
Ketidakmampuan untuk tidur pada jam normal adalah hasil dari depresi dan gangguan kecemasan yang dapat diakibatkan karena stres. Orang-orang dengan depresi dan gangguan kecemasan sering kali merasa khawatir di malam hari sehingga mereka menunda jam tidurnya.
Namun, jangan takut karena gangguan tidur ini dapat dihilangkan. Bila Ultimates memiliki gangguan tidur DSPS, Ultimates bisa melakukan fototerapi. Perawatan ini menggunakan alat khusus, light therapy box (lampu fototerapi). Tak perlu khawatir, alat ini mudah didapatkan di platform belanja dengan harga yang relatif terjangkau. Terapi cahaya akan mempengaruhi zat kimia di otak yang bisa mengubah jadwal tidur Ultimates kembali pada jam normal.
Penulis: Cheryl Natalia
Editor: Nadia Indrawinata
Foto: irishtimes.com
Sumber: stanfordhealthcare.org, my.clevelandclinic.org, health.detik.com