• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, May 11, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Event

Mengkritisi Semunya Dunia Penyiaran Indonesia

by Christian Karnanda Yang
July 27, 2016
in Event
Reading Time: 2 mins read
Mengkritisi Semunya Dunia Penyiaran Indonesia

Diskusi publik yang diadakan oleh lembaga riset Centre for Innovation for Policy and Governance (CIPG) bertajuk "Telefiksi: Dongeng Semu Penyiaran" di Plaza Semanggi, Sabtu (23/07). Dihadiri oleh Ade Armando, Maman Suherman, Ignatius Haryanto, dan Leila Chudori sebagai pembicara yang membahas karut-marutnya dunia penyiaran Indonesia.

0
SHARES
119
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Bagi lembaga riset Centre for Innovation for Policy and Governance (CIPG), konten penyiaran di Indonesia dirasa tidak inovatif, mendewakan rating, dan mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Keadaan ini dinilai CIPG sebagai gambaran betapa semunya dunia pertelevisian Indonesia. Maka dari itu, lewat pameran dan diskusi publik bertajuk “Telefiksi: Dongeng Semu Penyiaran” yang diadakan di Main Atrium Plaza Semanggi, Sabtu (23/07), CIPG mengajak publik untuk menyadari bahwa banyak permasalahan di dunia penyiaran Indonesia yang perlu dikritisi dan diperhatikan.

Sebelum diskusi dimulai, tampil stand-up comedian Benidictus Siregar yang memberikan guyonan-guyonan yang relevan dengan tema diskusi. Diskusi kemudian dihadiri oleh empat pembicara yang berkutat di bidang penyiaran.

Empat pembicara tersebut yakni dari latar belakang akademisi hadir Ade Armando dan Ignatius Haryanto, Maman Suherman dari latar belakang praktisi media penyiaran, serta salah satu pencipta konten penyiaran yang juga penulis, Leila Chudori. Keempatnya memaparkan berbagai fakta, kritik, dan opini tentang berbagai isu di dunia penyiaran Indonesia yang banyak melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).

Maman, atau yang akrab disapa Kang Maman ini mengkritisi petinggi partai politik yang juga pemilik media penyiaran, menggunakan medianya untuk kepentingan pribadi dengan memasang iklan dalam nominal yang fantastis, yakni 7,4triliun Rupiah. Begitu juga dengan kekuasaan untuk mengatur konten. “Betul-betul kita dikelilingi oleh partai politik yang menentukan arah dan acara televisi kita,” tegas Kang Maman.

Ade pun turut menyampaikan keprihatinannya dengan acara-acara di televisi, khususnya acara yang penuh dengan rekayasa dan pelanggaran regulasi. Ia mengkritisi acara wawancara hipnotis dan laporan investigasi yang diklaim melanggar aturan dan direkayasa. Menurutnya, hal ini terjadi akibat kesalahan regulator penyiaran Indonesia, dalam hal ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), yang tidak dengan tegas mengawasi dan melaksanakan peraturan yang berlaku. “Orang yang bekerja di industri itu harusnya tunduk terhadap aturan, kalau aturannya gak jalan, artinya ada yang salah, siapa yang salah? Yang meregulasi,” tegasnya.

Leila menambahkan permasalahan lainnya, yakni pendewaan rating oleh para pekerja media penyiaran dan dilema antara rating, iklan, dan konten yang berkualitas. Sedangkan Ignatius memaparkan potensi lembaga penyiaran publik dan lembaga penyiaran komunitas yang mempunyai peran besar di daerah, yang pada kenyataannya kalah dengan dominasi lembaga penyiaran swasta lantaran adanya diskriminasi pengajuan izin.

Tidak hanya diskusi, pada acara ini terdapat pula pameran karya seni sebagai upaya untuk menunjukkan kondisi penyiaran Indonesia dan mengkritisi segala permasalahan dan isu di dalamnya. Melibatkan kelompok seni Serrum Studio sebagai pembuat karya, terdapat lima karya seni yang ditampilkan beragam mulai dari komik, miniatur peta, hingga sebuah jam yang merupakan bentuk visualisasi dan interpretasi data dari riset media yang telah dilakukan CIPG.

Penulis: Christian Karnanda Yang

Editor: Alif Gusti Mahardika

Foto: Christian Karnanda Yang  

Tags: adearmandochudoricipgdiskusidongengharyantoignatiusIndonesiakomisikpileilaMamanpenyiaranpubliksemuSuhermantelevisi
Christian Karnanda Yang

Christian Karnanda Yang

Nama lengkap : Christian Karnanda Yang Email : christiankarnandayang@gmail.com

Related Posts

Press conference Lomba Sihir
Event

Lomba Sihir Ajak Pendengar Refleksi Kehidupan di Album Keduanya Obrolan Jam 3 Pagi

May 8, 2025
Ilustrasi makanan yang dijual sebagai takjil. (baznas.go.id)
Lifestyle

Takjil di Bulan Ramadan: Tradisi Wajib Menjelang Berbuka Puasa

March 25, 2025
Beberapa foto berjudul "Tanah yang Hilang" oleh Mamuk Ismantoro di Galeri Semesta, Rabu (19/03/25). (ULTIMAGZ/Gabri Perboire)
Event

Nusakara Tampilkan Isu Sosial dan Lingkungan Melalui Pameran Tanah Air

March 21, 2025
Next Post
Maradona: Cara Higuain Tinggalkan Napoli Salah

Maradona: Cara Higuain Tinggalkan Napoli Salah

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021