• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, August 26, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Berita Kampus

Tonny Trimarsanto Tekankan Empati dalam Dokumenter

Anindya WP by Anindya WP
November 24, 2017
in Berita Kampus
Reading Time: 2 mins read
Tonny Trimarsanto Tekankan Empati dalam Dokumenter

Tonny Trimarsanto menjelaskan proses terbentuk tiga karya yang telah ditampilkan dalam Focus on "Bedah Karya Tonny Trimarsanto" dalam acara Ucifest 8 di Lecture Hall Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Kamis (23/11/17)

0
SHARES
315
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Sutradara Film Dokumenter Tonny Trimarsanto menekankan rasa empati sebagai hal utama pembuatan film dokumenter. Hal ini disampaikan pada forum bertajuk Focus On Bedah Karya Tonny Trimarsanto yang digelar UCIFEST ke-8, Kamis (23/11/17).

“Lahirnya ide saya membuat film itu biasanya saya selalu melihat apa yang dirasakan oleh sekitar saya, apa yang dipikirkan oleh orang-orang yang ada di sekitar saya, apa yang mereka khawatirkan, itu saja. Lalu saya cari apa sih yang penting,” jelasnya di hadapan puluhan mahasiswa yang hadir dalam forum yang diselenggarakan di Lecture Hall Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Forum tersebut juga menayangkan 3 karya garapan Tonny yaitu It’s A Beautiful Day, Renita Renita, dan Gerabah Plastik. Tony menjelaskan bahwa diperlukan gaya pendekatan berbeda untuk ketiga film tersebut.

Berbeda dengan Gerabah Plastik yang menonjolkan teknik pengambilan gambar, film berjudul It’s A Beautiful Day lebih berfokus pada makna cerita yang ingin disampaikan. Film berdurasi 23 menit ini mengisahkan tentang konflik antara perusahaan air minum dengan warga. Proses pengerjaannya dilakukan hanya dalam waktu 2 jam. Penyampaiannya pun berbeda dengan film lainnya, yaitu melalui pementasan wayang. Film ini terbilang unik lantaran memadukan unsur seni pertunjukan dan dokumenter isu sosial.

“Saya butuh pendekatan yang berbeda untuk mensiasati isu sensitif. Ini menyangkut perusahaan besar, mungkin nyawa saya itu enggak ada apa-apanya,” jawab Tony saat ditanya soal alasan memilih wayang sebagai media pendekatan isu dalam film tersebut.

Selain menjadi pembicara, Tony juga menjadi salah satu juri dalam perlombaan UCIFEST. Ia juga dikenal sebagai sutradara spesialis isu transgender. Renita, Renita menjadi film bertemakan transgender pertamanya. Film ini menceritakan tentang Muhammad Zein alias Renita yang merupakan seorang waria asal Donggala, Sulawesi Tengah. Tumbuh di lingkungan yang religius, Ren terpaksa harus minggat karena menerima penolakan dari keluarganya atas pilihannya menjadi wanita.

Hingga saat ini, Tonny telah menggarap 5 buah film dokumenter dengan isu serupa. Pria kelahiran 1970 tersebut mengaku selalu tertarik menyoroti isu golongan sosial minoritas. Menurutnya,  film dokumenter membutuhkan keberpihakan, sehingga penting untuk menjaga kedekatan dengan narasumber.

“Ketika saya menjelaskan bahwa saya ingin membuat film advokasi, saya ingin membuat film tentang personal Anda, dari situ mereka mulai nyaman secara kedekatan, ” jelasnya.

Belasan tahun menggeluti film dokumenter, sejumlah penghargaan telah diraihnya, baik dari dalam negri maupun mancanegara. Salah satunya ialah karyanya denganj udul Bulu Mata yang berhasil meraih penghargaan film dokumenter panjang terbaik pada Festival Film Indonesia (FFI) 2017.

“Saya juga kaget kenapa ada terobosan keberanian juri-juri (FFI) yang memilih film ini,” ungkap Tonny.

(Baca juga: Yang Terbaik di Festival Film Indonesia 2017)

Bulu Mata mengangkat cerita kaum waria di Aceh sebagai contoh mengadvokasi kesetaraan transgender di sejumlah wilayah. Dengan alasan keselamatan para narasumbernya, film tersebut tidak ditayangkan di Aceh hingga saat ini.

Penulis : Anindya Wahyu Paramita

Editor: Ivan Jonathan

foto: Felisitasya Manukbua

 

Tags: FFI 2017Film dokumenterTonny Trimarsantotransgenderucifest 2017ucifest 8
Anindya WP

Anindya WP

Related Posts

sidang terbuka
Berita Kampus

Sidang Terbuka Senat Penerimaan Mahasiswa Baru UMN 2025 Dorong Mahasiswa untuk Terus Berdampak

August 24, 2025
Penjelajahan Hari 2
Berita Kampus

OMB UMN 2025 Tanamkan Kerja Sama Lewat Penjelajahan Hari 2

August 22, 2025
Perpindahan calon mahasiswa baru dari lapangan parkir UMN menuju kelas untuk rangkaian kegiatan OMB UMN 2025 selanjutnya. (ULTIMAGZ/Sofhi Srieky Tiambun)
Berita Kampus

Penjelajahan Hari 1 OMB UMN 2025: Setiap Proses Punya Kisah

August 21, 2025
Next Post
Kolesterol Bukanlah Penyebab Utama Penyakit Jantung

Kolesterol Bukanlah Penyebab Utama Penyakit Jantung

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

15 + 14 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021