• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Wednesday, July 9, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Olahraga

Cerita di Balik Pose Gigit Medali Ala Jawara

by Agatha Lintang
August 31, 2018
in Olahraga
Reading Time: 2 mins read
Cerita di Balik Pose Gigit Medali Ala Jawara

Momen saat atlet badminton tunggal putra Indonesia Jonatan Christie (Jojo) mengigit medali. Jojo berhasil mengalahkan wakil Taiwan Chou Tien Chen pada pertandingan final badminton Asian Games, Selasa (28/08/18) di Istora Senayan, Jakarta. (Foto: liputan6.com)

0
SHARES
667
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Berbagai pose kerap dilakukan untuk mengabadikan momen kemenangan para atlet peraih medali di gelaran Asian Games 2018. Salah satu pose yang paling sering dilakukan ialah menggigit medali yang juga umum dilakukan para juara di dunia olahraga.

Pose menggigit medali seolah menjadi hal yang mesti dilakukan oleh para peraih medali. Namun, apakah Ultimates tahu cerita di balik pose tersebut?

Menurut David Wllechinsky, penulis The Complete Book of the Olympics, gaya mengigit medali dianggap sebagai gaya yang khas dan menjual. Tak jarang ada fotografer yang meminta para atlet melakukan pose tersebut untuk menghasilkan foto yang lebih fotogenik.

Berdasarkan Olympic Channel, momen menggigit medali berasal dari kebiasaan pedagang untuk memeriksa keaslian emas. Hal ini dilakukan karena gigi manusia lebih keras daripada emas murni yang merupakan logam lunak. Setelah mengigitnya, maka seharusnya akan ada bekas lekukan pada medali jika benar terbuat dari emas murni.

Medali yang terbuat dari emas murni pertama kali diberikan pada para juara Olimpiade St. Louis 1904. Sayangnya saat ini medali emas tidak murni berasal dari emas, melainkan hanya campuran dari sedikit emas dan sebagian besar perak. Hal ini membuat medali tidak lagi berbekas setelah digigit karena emas campuran lebih keras dibandingkan dengan emas murni. Medali emas murni terakhir kali diserahkan pada Olimpiade tahun 1912 di Stockholm.

Namun, hal tersebut tentunya tidak membuat medali menjadi tidak berharga. Menurut penulis majalah Forbes Anthony DeMarco kepada ABC News, pasalnya material yang digunakan untuk membuat medali emas saat ini bernilai USD 564 atau sekitar Rp 8,2 juta.

Lambat laun, momen selebrasi kemenangan dengan mengigit medali menjadi hal yang lumrah dilakukan para pemenang sehingga hal tersebut seolah menjadi hal yang refleks dilakukan para atlet sebagai bentuk ungkapan kebahagiaan mereka atas kemenangan yang diraih.

Penulis: Agatha Lintang

Editor: Gilang Fajar Septian

Sumber: kumparan.com, cnnindonesia.com, kompas.com, detik.com

Foto: liputan6.com

Tags: agustus 2018asian gamesAsian Games 2018atletfotogigit medalijonatan christieJuaramedaliolahragaserpong
Agatha Lintang

Agatha Lintang

Related Posts

Lewis Hamilton memenangkan gelar juara dunia keduanya pada 2014. (independent.co.uk)
Hiburan

Mengenal Lewis Hamilton, Sang Pembalap F1 Legendaris

May 14, 2025
Oscar Piastri, Max Verstappen, dan Charles Leclerc berdiri di atas podium pada balapan F1 Grand Prix Saudi Arabia. (autosport.com)
Olahraga

Oscar Piastri Berhasil Mendominasi Grand Prix Saudi Arabia

April 24, 2025
Atlet profesional terakhir Amerika dalam Jai Alai, Leon Shepherd. (shsnorsenews.org)
Iptek

Jai Alai: Olahraga dengan Lemparan Bola Tercepat yang Hampir Punah

April 23, 2025
Next Post
Tak Akan Ada Ruang Bagi Komentar Seksis

Tak Akan Ada Ruang Bagi Komentar Seksis

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021